Kerajaan Kuno di Jawa Abad 7 Dipimpin 'Ratu Adil', Sampai Anaknya Sendiri Dieksekusi
Kisah Kerajaan Kuno di Jawa Abad ke-7 yang dipimpin 'Ratu Adil'.
Kawasan pantai utara Jawa, konon pernah berdiri sebuah kerajaan bernama Kalingga pada abad ke-7 Masehi. Melansir dari laman resmi Pemprov Jepara, letak keberadaan pusat kerajaan Kalingga hingga saat ini masih jadi misteri. Namun banyak literatur menyebut kemungkinan kerajaan ini berada di suatu tempat antara Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Jepara sekarang.
John Crawford, peneliti sejarah asal Inggris di era Raffles (1820) menyebutkan, pengaruh Hindu yang ada di Pulau Jawa berasal dari Kerajaan Kalingga yang ada di India.
-
Bagaimana KEK Singhasari memanfaatkan sejarah? Keunggulan lain dari KEK Singhasari yakni adanya sektor pariwisata dengan tema heritage and sejarah. Hal ini dilatarbelakangi nilai situs sejarah kerajaan Singhasari.
-
Siapa Raja Kediri yang terkenal dengan ramalan masa depan Nusantara? Prabu Jayabaya adalah tokoh yang identik dengan ramalan masa depan Nusantara.
-
Apa bukti sejarah yang menunjukan kebesaran Purnawarman? “Inilah (tanda) sepasang telapak kaki yang seperti kaki Dewa Wisnu (pemelihara) ialah telapak yang mulia sang Purnawarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia”.
-
Bagaimana Kerajaan Sriwijaya menguasai jalur perdagangan di perairan nusantara? Kerajaan Sriwijaya menguasai jalur perdagangan di perairan nusantara selama 400 tahun.Kota istana yang terletak di sekitaran kota Palembang juga dikenal sebagai “Venesia dari Timur”, terletak di arteri utama Jalur Sutra versi maritim.
-
Bagaimana sejarah Waduk Sempor? Waduk Sempor diresmikan pada 1 Maret 1978 yang ditandai dengan adanya prasasti bertanda tangan Presiden Soeharto. Semula, waduk ini difungsikan sebagai sumber pengairan bagi sejumlah kompleks persawahan di sekitarnya. Namun lambat laun waduk itu menjadi destinasi wisata baru bagi warga sekitar.
-
Kenapa situs peninggalan Majapahit di Kalimantan Barat dikaitkan dengan Kerajaan Majapahit? Sehingga tak heran bahwa keberadaan situs di Desa Negeri Baru, Ketapang, langsung dikaitkan dengan Kerajaan Majapahit.
Seorang sejarahwan bernama K. Shidharan menyebutkan, pada waktu itu orang-orang Kalingga mampu melewati perjalanan yang luar biasa. Peneliti sejarah India senior seperti RK Mookerji mengatakan, kedatangan orang-orang Kalingga ke Jawa terjadi pada tahun 75 Masehi.
Dilansir dari Indonesia.go.id, penanggalan ini sesuai dengan tradisi sejarah lokal di Pulau Jawa. Di mana menyebutkan kedatangan orang mulia bernama Aji Saka pada tahun 78 Masehi. Tahun inilah yang kemudian digunakan Sultan Agung dari Mataram untuk menentukan penghitungan awal tahun Jawa yang dikenal dengan nama Tahun Saka.
Bukti Keberadaan Kerajaan Kalingga
Salah satu bukti keberadaan Kerajaan Kalingga adalah dengan adanya sebuah wilayah kecamatan bernama Keling di Kabupaten Jepara.
©2020 Merdeka.com/Twitter Candra Setyawan
Pada salah satu puncak bukit di wilayah tersebut, telah ditemukan empat arca batu yaitu arca Batara Guru, Narada, Togog dan Wisnu. Pada tahun 1990, Prof. Gunadi dan empat orang tenaga staff-nya dari Balai Arkeologi Yogyakarta menemukan Prasasti Rahtawun di bukit itu.
Selain empat arca tersebut, terdapat enam tempat pemujaan yang letaknya tersebar dari arah bawah hingga menjelang puncak. Masing-masing diberi nama pewayangan Bambang Sakri, Abiyoso, Jonggring Sakolo, Sekutrem, Pandu Dewonoto dan Kamunoyoso.
Dipimpin Ratu Adil
Dari sumber Tiongkok mengatakan, kerajaan yang juga disebut dengan Ho-ling ini dipimpin oleh Ratu Shima. Tidak banyak orang yang mengenalnya. Akan tetapi, sejarah selalu mencatat dengan tinta emas bagi sang dewi kejujuran, Ratu Shima dari Kalingga.
Sebagai penguasa tunggal di Kerajaan Kalingga, Ratu Shima dikenal memiliki peraturan yang tegas soal pencurian. Hukum potong tangan diterapkan bagi siapa saja yang mencuri barang milik orang lain. Hukum yang dibuat itu pun berlaku untuk seluruh rakyat termasuk keluarga kerajaan. Sebuah bentuk persamaan hak di mata hukum.
Ratu Shima mendidik dan mengajari rakyatnya agar selalu berlaku jujur. Berkat didikan dan tegas hukum yang diterapkan, Kerajaan Kalingga terkenal seantero negeri karena kejujurannya.
Kabar kemashuran rakyat negara Kalingga yang jujur dan taat hukum didengar seorang raja dari seberang lautan. Untuk mengujinya, raja tersebut sengaja datang ke Kalingga. Sekantung emas lalu dia letakan di persimpangan jalan dekat pasar.
Dan ternyata benar, tak ada seorang pun rakyat Kalingga yang berani menyentuh apalagi mengambil barang yang bukan miliknya. Meski mengetahui sekantong emas tergeletak, rakyat Kalingga tidak menjadi gelap mata.
Anaknya Mau Dihukum Mati
Hingga tiga tahun kemudian kantung itu disentuh oleh putra mahkota dengan kakinya. Ratu Shima demi menjunjung hukum menjatuhkan hukuman mati kepada putranya.
Namun dewan menteri memohon agar Ratu mengampuni kesalahan putranya. Karena kaki sang pangeranlah yang menyentuh barang yang bukan miliknya, maka sang pangeran dijatuhi hukuman dipotong kakinya.
Masa kepemimpinan Ratu Shima kemudian menjadi masa keemasan bagi Kalingga. Sehingga membuat para Raja dari kerajaan lain segan, hormat, kagum sekaligus penasaran terhadapnya.
Pamor Ratu Shima Luar Biasa
©shutterstock.com
Masa-masa itu juga menjadi masa keemasan bagi perkembangan kebudayaan apapun. Agama Budha juga berkembang secara harmonis dan membuat wilayah di sekitar kerajaan Ratu Shima sering kali disebut Di Hyang atau tempat bersatunya dua kepercayaan Hindu-Budha.
Dalam hal bercocok tanam, Ratu Shima memilih mengadopsi sistem pertanian dari kerajaan kakak mertuanya. Ia merancang sistem pengairan yang lantas diberi nama Subak. Kebudayaan baru ini yang kemudian melahirkan istilah Tanibhala atau masyarakat yang mengolah mata pencahariannya dengan cara bertani atau bercocok tanam.
Kerajaan Kalingga menjadi bersinar terang penuh kejayaan. Hal ini lantaran kerajaan memiliki Maharani Sang Ratu Shima yang ayu, anggun, perwira serta ketegasannya yang semerbak wangi di banyak negeri.
Selain itu, pamor Ratu Shima dalam memimpin kerajaannya pun dinilai luar biasa. Ia juga sangat dicintai oleh rakyatnya baik dari kalangan biasa hingga lingkaran elit kekuasaan.
Tak Ada yang Berani Berhadap Muka
Bahkan konon, tidak ada satu warga anggota kerajaan pun yang berani berhadap muka dengannya. Terlebih lagi menantangnya. Namun, situasi itu justru membuat Ratu Shima sangat resah dengan kepatuhan rakyatnya. Kenapa mereka dan juga para pejabat mahapatih, patih, mahamenteri, menteri, hulubalang, jagabaya, jagatirta hingga ulu-ulu tidak ada yang berani menentang sabda pandita ratunya.
Sungguh sifat pemimpin yang langka di dunia ini. Meski hanya sedikit peninggalan yang menggambarkan kemakmuran kerajaan Kalingga, namun sejarah mencatat, Kalingga atau Ho-Ling adalah kerajaan yang menjunjung tinggi keadilan dan hukum.
Meski perempuan, Ratu Shima mampu menerapkan hukum dengan tegas tanpa pandang bulu. Kerajaan Kalingga juga bukti pengakuan tentang derajat perempuan sejajar dengan laki-laki di masa silam. Ratu Shima adalah perempuan perkasa yang mampu membuat negerinya aman, damai dan tentram.