Nabi Muhammad SAW Sudah 'Warning' Ahli Ibadah Tapi Suka Menghina Orang Lain, Begini Nasibnya di Akhirat
Ustadz Adi Hidayat memberikan tanggapan yang tajam terhadap para ahli ibadah yang gemar mencela dan menyakiti perasaan orang lain.
Kehidupan sehari-hari kita selalu melibatkan interaksi dan komunikasi dengan orang lain. Sesuai dengan ajaran Islam, umatnya diajarkan untuk saling menghargai dan menjaga hubungan baik.
Salah satu perilaku yang sangat dilarang dalam Islam adalah menghina, mencela, atau merendahkan orang lain. Tindakan tersebut jelas bertentangan dengan nilai-nilai dasar Islam, seperti persaudaraan, kasih sayang, dan saling menghormati.
-
Apa arti dari kata "Islam"? "Mengutip dari situs mui.or.id, kata Islam berasal dari kata dari “aslama”, “yuslimu”, “islaaman” yang berarti tunduk, patuh, dan selamat. Islam berarti kepasrahan atau ketundukan secara total kepada ajaran-ajaran Islam yang diberikan oleh Allah SWT."
-
Apa yang dimaksud dengan ikhtiar dalam Islam? Ikhtiar dalam Islam merujuk pada usaha sungguh-sungguh yang dilakukan untuk mencapai tujuan, sambil menyadari bahwa hasil akhirnya tetap bergantung pada kehendak Allah SWT.
-
Siapa yang dilarang menyambung rambut dalam Islam? Nabi Muhammad SAW dengan tegas melarang umatnya untuk menyambung rambut, baik dengan rambut asli maupun rambut palsu. Hal ini berdasarkan beberapa hadis yang menyebutkan bahwa Allah mengutuk wanita yang menyambung rambut dan meminta untuk disambungkan.
-
Kenapa wanita Muslimah diibaratkan seperti berlian Islam? “Wanita Muslimah ialah berliannya islam. Karena taka da seorang pun yang akan mengungkapkan berlian mereka pada orang asing”
-
Apa yang dimaksud dengan 'ikhtiar' dalam Islam? Ikhtiar adalah suatu usaha yang dilakukan seorang hamba secara sungguh-sungguh untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Dengan kata lain, orang yang berikhtiar adalah mereka yang memilih berusaha daripada berdiam diri, untuk mendapatkan apa yang sedang diinginkan dalam hidup. Orang yang berikhtiar akan berusaha sebaik mungkin, dengan mengharap rahmat kebaikan dari Allah agar hajatnya dimudahkan.
-
Apa itu aib dalam Islam? Aib dalam Islam merujuk pada kekurangan atau keburukan yang dimiliki seseorang, baik itu dari segi fisik, akhlak, maupun perbuatan.
Namun, sangat disayangkan saat ini kita sering menyaksikan orang-orang yang saling mengejek, menghina, dan merendahkan satu sama lain. Berbagai sebutan dan julukan buruk dengan mudahnya diucapkan, baik secara langsung maupun tidak.
Salah satu akibat negatif dari tindakan penghinaan adalah munculnya perpecahan dan konflik di antara individu. Sejalan dengan hal ini, Ustadz Adi Hidayat juga pernah mengingatkan tentang konsekuensi yang akan diterima oleh ahli ibadah yang gemar menghina orang lain. Mari kita simak penjelasan lebih lanjut mengenai hal ini.
Rajin Beribadah Tapi Bangkrut di Akhirat
Menjadi pertanyaan bagi kita, mengapa saat ini orang-orang dengan mudah menunjukkan sisi buruk dalam diri mereka tanpa merasa malu, bahkan merasa bangga dengan tindakan tersebut. Ustadz Adi Hidayat (UAH) menceritakan sebuah kisah Nabi ketika beliau berkumpul bersama para sahabat. Dalam pertemuan itu, Nabi bertanya kepada sahabat-sahabatnya.
"Tahukah kalian tentang orang yang bangkrut saat di hari kiamat nanti?"
Para sahabat pun berebut menjawab, "Ya Rasulullah, yang sudah tidak memiliki uang sepeser pun, tidak ada aset, sedikit."
"Mungkin secara teori dunia hal ini benar, tetapi perhatikanlah jawaban Nabi tentang orang yang mengaku umat-Ku. Tolong garis bawahi, Nabi tidak menyebut umat Nabi Isa atau Nabi Musa, tetapi ada orang yang mengaku sebagai umat Nabi Muhammad SAW," kata Ustadz Adi Hidayat.
Ia menjelaskan bahwa di antara umat Nabi, ada yang datang di hari kiamat. Meskipun ia rajin dalam sholat, baik fardhu maupun sunnah, begitu juga dengan puasa, zakat, dan ibadah lainnya, sayangnya Nabi menyatakan bahwa orang tersebut pernah mencaci orang lain, menuduh, menyakiti fisik, bahkan ada yang menumpahkan darah sambil menyebut nama Allah di dalamnya.
Amal Ibadah Menjadi Tidak Berarti
Jika seseorang melaksanakan sholat tetapi setelahnya mencela orang lain, pahala sholatnya akan diambil dan diberikan kepada orang yang dicelanya, kata UAH.
"Begitu juga jika ada orang yang berpuasa, ketika berbuka ia menggunjing orang lain, maka pahala puasanya akan dialihkan kepada orang yang digunjing tersebut. Apabila semua kebaikannya habis, dan ia pernah memfitnah seseorang, maka karena tidak memiliki bekal lagi, ia akan bangkrut. Dosa-dosa orang yang difitnah akan diambil dan diberikan kepadanya," ujarnya.
Orang-orang dengan perilaku demikian akan dibersihkan terlebih dahulu di neraka sebelum akhirnya dimasukkan ke dalam surga.
"Sangat penting untuk saya sampaikan hal ini karena sabda Nabi. Di zaman sekarang, kita sering melihat banyak orang yang hanya memperbarui status di media sosial, namun isinya dapat menyakiti orang lain. Yang lebih menarik, banyak kemudahan yang diberikan Nabi untuk beribadah, tetapi ketika dipraktikkan, malah menimbulkan perselisihan. Semoga di sini tidak terjadi hal demikian," pungkasnya.