Dianggap Terlalu Gemuk, Suami di Taiwan Diminta Rp241 Ribu Tiap Berhubungan Badan dengan Sang Istri
Tekanan ekonomi hingga penampilan menjadi salah satu faktor "pemerasan" istri terhadap suami di Taiwan.
Seorang suami di Taiwan mengajukan gugatan cerai kepada istrinya yang menolak untuk bercerai. Suami menjelaskan alasannya bercerai karena merasa diperas oleh sang istri, Xuan.
Melansir South China Morning Post, suami dengan nama samaran Hao mengaku bahwa Xuan terus meminta uang sedikitnya USD15 atau setara Rp241.000 setiap kali berhubungan badan. Hao dan Xuan menikah pada tahun 2014, hingga keduanya dikaruniai dua anak. Hao mengklaim kalau Xuan menjatah hubungan badan sebulan sekali pada tahun 2017, dan kemudian menolak sepenuhnya pada tahun 2019, tanpa memberinya alasan.
-
Kapan Suku Rejang tiba di pesisir barat Sumatera? Mereka diduga berlayar melintasi lautan dan menepi di pesisir barat Sumatera pada abad ke-2.
-
Apa yang dicetak oleh Peruri? Peruri juga berfungsi membuat dokumen negara yang memiliki fitur sekuriti berupa Dokumen Keimigrasian dan Benda Meterai guna memenuhi kebutuhan sesuai permintaan instansi yang berwenang.
-
Apa yang dimaksud dengan perdamaian? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), perdamaian berarti penghentian permusuhan, atau perihal damai.
-
Kapan Persebaya bertanding melawan Persita? Bermain di Stadion Indomilk Arena, Tangerang, pada Jumat (23/2/2024), Tim Bajul Ijo, julukan persebaya, berhasil menahan imbang Persita dengan skor 1-1.
-
Apa itu Patung Perawan Sunti? Mengutip laman disbudpar.cirebonkota.go.id, Senin (4/12), patung itu diketahui bernama Perawan Sunti. Dahulu keberadaannya terletak di depan salah satu pintu gua, dan kini dipindahkan agar lebih aman.Patung Perawan Sunti menyerupai sosok perempuan yang tengah duduk setengah bersila, dengan warna abu-abu bercampur putih.
-
Apa yang dimaksud dengan 'persen'? Persen atau persentase adalah sebuah cara untuk menyatakan perbandingan antara sebagian dan keseluruhan dalam bilangan per seratus.
Belakangan, Hao baru mengetahui dari kerabat kalau alasan Xuan menolak hubungan badan, karena Hao dinilai terlalu gemuk dan "tidak kompeten". Pada tahun 2021, Hao mengajukan gugatan cerai ke pengadilan karena merasa tidak terima atas sikap Xuan. Namun, gugatan dicabut setelah Xuan berjanji untuk memperbaiki hubungan mereka. Hao pun mendaftarkan nama sang istri ke sejumlah asset properti miliknya.
Namun, janji Xuan untuk memperbaiki hubungan tidak tulus. Hao mengaku Kembali menerima kekerasan emosional, dan bahkan sang istri Kembali meminta tarif Ketika Hao meminta hubungan badan. Bahkan kali ini lebih parah, Hao harus membayar jika ingin berbicara dengan sang istri. Kondisi rumah tangga yang tidak harmonis itu berjalan selama dua tahun. Keduanya sudah tidak lagi berkomunikasi, meski sudah berkonsultasi kepada pakar pernikahan.
Hao pun akhirnya mantap menggugat cerai sang istri. Majelis Hakim pun menerima permintaan Hao karena mempertimbangkan hubungan pasangan suami istri ini sulit untuk diperbaiki. Lagi-lagi, Xuan memohon kepada Hao untuk tidak bercerai. Namun Majelis Hakim, tetap memutuskan keduanya resmi bercerai.
Kasus yang dialami Hao dan Xuan bukan pertama kali, pada tahun 2014, seorang istri di Taiwan meminta biaya NTD2.000 atau setara Rp967.000 untuk berhubungan badan dengan suaminya, dan juga menetapkan biaya untuk mengobrol dan makan. Si istri mengatakan, ini dilakukan karena suaminya, seorang sopir truk, tidak memberikan kontribusi keuangan kepada keluarga.
Anak-anak mereka mengikuti dan berkata bahwa ayah mereka harus membayar jika ingin berbicara dengan mereka. Pasangan itu pergi ke kantor polisi, dan sang suami setuju untuk memberi keluarganya NTD20.000 atau setara Rp9,6 juta sebulan. Tingkat perceraian di Taiwan adalah 0,218 persen tahun lalu, salah satu yang tertinggi di Asia.
Dalam kasus di mana gugatan cerai menyebutkan alasannya sebagai konflik kepribadian, penggugat perlu membuktikan bahwa konflik tersebut cukup serius hingga berdampak pada kehidupannya, dan bahwa tergugatlah yang paling bertanggung jawab atas konflik tersebut.
Dalam kasus serupa, pasangan asal China mengejutkan media sosial karena menggunakan gaya Belanda dalam segala hal, mulai dari biaya furnitur hingga lauk pauk di restoran, dalam dua dekade pernikahan mereka. Sang suami menggugat istrinya dan memintanya membayar tagihan senilai 110.000 yuan atau setara Rp241 juta yang menurutnya seharusnya istrinya bagikan kepadanya. Klaimnya ditolak oleh pengadilan.