AS buka dokumen rahasia 1965, sebut Suharto perintahkan pembantaian massal PKI
Merdeka.com - Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta kemarin merilis dokumen rahasia yang mengungkap pemerintah AS mengetahui dan mendukung tindakan tentara Indonesia dalam pembantaian massal anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia pada 1965.
Dokumen itu memuat laporan berisi 30 ribu halaman dari 39 dokumen yang merekam aktivitas kedutaan AS di Jakarta pada periode 1964-1968.
Dokumen yang sebelumnya rahasia ini akhirnya boleh diungkap ke publik setelah Pusat Pengungkapan Dokumen Nasional AS merespons banyaknya kalangan yang menuntut pemerintah AS membuka rahasia tentang apa yang terjadi pada masa itu.
-
Siapa yang menyampaikan laporan tentang peristiwa 1965? Mahfud mengatakan Gubernur Rusdy menyampaikan terkait peristiwa 1965 di Sulteng.
-
Kapan pembantaian PKI terjadi? Saat peristiwa pembantaian para anggota PKI yang terjadi pada kurun waktu tahun 1965-1967, Pak Darmadi masih duduk di kelas 4 SD.
-
Apa tujuan Serangan Umum Surakarta? Momen ini mempersatukan rakyat untuk bersama-sama mempertahankan Kota Solo dengan berbagai senjata.
-
Bagaimana Soeharto menumpas PKI? Soeharto membentuk Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib). Dia membubarkan PKI dan menangkapi orang-orang yang dianggap terlibat G30S/PKI.Hal ini juga menjadi tonggak munculnya Orde Baru.
-
Apa isi dokumen Pentagon Papers? Dokumen-dokumen ini mengungkapkan fakta-fakta penting yang telah disembunyikan dari mata publik. Judul resmi penelitian tersebut adalah “Report of the Office of the Secretary of Defense Vietnam Task Force,“ meskipun nantinya terkenal sebagai Pentagon Papers.
-
Siapa yang memimpin Serangan Umum Surakarta? Serangan ini dipimpin oleh Letnan Kolonel Slamet Riyadi dan Kota Solo dikepung dari semua sisi oleh anggota gerilya yang menyerbu kota pada pagi hari.
Dilansir laman the Independent, Rabu (18/10), sejumlah pegiat hak asasi asal Amerika dan Indonesia, termasuk para pembuat film, dan sekelompok senator AS mendesak pemerintah AS membuka dokumen ini ke publik.
Badan Keamanan Arsip Nasional AS dan Pusat Pengungkapan Dokumen Nasional (NDC) bekerja sama memindai dan menyimpan dokumen-dokumen itu dalam bentuk digital.
Dari 30 ribu halaman yang sudah diproses NDC, masih ada ratusan dokumen yang statusnya rahasia untuk diteliti lebih lanjut sebelum dirilis lagi ke publik pada awal tahun depan.
Dalam dokumen yang sudah diungkap ini secara spesifik menyebut pembantaian massal oleh tentara dan kelompok muslim Nahdlatul Ulama serta Muhammadiyah adalah atas perintah Suharto, sosok yang kemudian menjadi presiden selama 32 tahun.
Dalam dokumen itu juga dikatakan diplomat AS di Jakarta menyimpan data nama-nama pemimpin PKI yang dieksekusi dan pejabat AS juga secara aktif mendukung tentara Indonesia menghabisi gerakan komunis.
Pada dokumen kawat tertanggal 21 Desember 1965, diplomat AS Mary Vance Trent menyampaikan kepada Kementerian Luar Negeri AS soal peristiwa yang terjadi di Indonesia.
"Terjadi perubahan drastis yang fantastis dalam sepuluh pekan terakhir," kata laporan itu. Dalam kabar kawat itu disebutkan juga kalimat yang mengatakan ada sekitar 100 ribu orang yang sudah dibunuh.
Di Bali saja, kata kawat itu lagi, sekitar 10 ribu orang dibantai pada pertengahan Desember, termasuk orang tua, kerabat dari gubernur Bali yang pro-komunis, dan pembantaian ini terus berlangsung. Dua bulan kemudian, diperkirakan pembantaian di Bali sudah mencapai angka 80 ribu.
Kawat dari Kementerian Luar Negeri pada April 1966 mengungkapkan betapa besarnya skala pembunuhan yang terjadi.
"Kami terus terang tidak tahu, angka yang sebenarnya adalah mendekati 100 ribu atau 1 juta jiwa. Bahkan pemerintah Indonesia juga tidak tahu pasti berapa angka yang sebenarnya," kata kawat itu.
"Pembantaian 1965-1966 adalah salah satu kejahatan kemanusiaan terburuk di dunia dan masa-masa terkelam negara kita," ujar Veronica Koman, pengacara hak asasi asal Indonesia.
"Para penyintas 1965-66 kini sudah pada tua dan saya khawatir mereka tidak mendapatkan keadilan sebagaimana mestinya sebelum mereka meninggal. Semoga setelah dokumen kawat ini diungkap, kebenaran bisa muncul dan para pelakunya bisa dimintai pertanggungjawaban."
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banyak spekulasi tentang keterlibatan CIA dan dinas rahasia AS dalam peristiwa G30S/PKI. Bagaimana sebenarnya?
Baca SelengkapnyaMomentum ini terus dimanfaatkan oleh Mayjen Soeharto untuk meningkatkan pengaruhnya di Angkatan Darat.
Baca SelengkapnyaPresiden Soeharto menegaskan pergerakan yang ingin menjatuhkan dirinya dari kursi Presiden dipimpin oleh tokoh bernama Sawito.
Baca SelengkapnyaMiliter ada di belakang aksi-aksi mahasiswa pasca G30S/PKI. Ini pengakuan para jenderal saat itu.
Baca SelengkapnyaSoekarno yang mendengar isu Dewan Jenderal ini lantas berniat untuk menghadirkan para jenderal ke Istana.
Baca SelengkapnyaSimak foto langka suasana di Jakarta usai tragedi G30S. Banyak tank berkeliaran memburu anggota PKI.
Baca SelengkapnyaTak hanya CIA, ada sepak terjang Dinas Intelijen Israel di Jakarta saat penumpasan PKI. Apa peran mereka?
Baca SelengkapnyaRevolusi Sosial Sumatra Timur kisah kelam pembantaian kesultanan Melayu.
Baca SelengkapnyaKapten yang terpengaruh G30S/PKI itu menodongkan senjata pada Brigjen Suryo Sumpeno. Bagaimana cara untuk lolos?
Baca SelengkapnyaPeringatan 1 Oktober Hari Kesaktian Pancasila dimaksudkan untuk mengenang kembali sejarah dalam mempertahankan ideologi bangsa.
Baca SelengkapnyaPerintah itu langsung dari Presiden RI. Satuan elite TNI diperintahkan membawa senjata lewat laut.
Baca SelengkapnyaNaskah proklamasi berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) Tahun 1949 menjadi saksi bisu pemberontakan pasca kemerdekaan Indonesia.
Baca Selengkapnya