Bercanda soal bom di bandara, dokter AS didenda miliaran
Merdeka.com - Niat bercanda seorang dokter asal Amerika Serikat malah membuatnya didenda hingga Rp 1,1 miliar. Ini lantaran dia bilang ada bom di kopernya saat hendak terbang dari Bandar Udara Kota Miami, Negara Bagian Florida. Dia juga menyebabkan pemberangkatan ditunda.
Stasiun televisi Al Arabiya melaporkan, Selasa (2/12), Manuel Alvarado harus membayar mahal atas perbuatannya. Meski demikian sang pengacara membela kliennya. "Mahalnya biaya ini lantaran denda penundaan penerbangan, evakuasi mahal, bahkan hingga mengeluarkan polisi penjinak bom," ujar Brian Bieber.
Tepat sebelum naik pesawat ke Ibu Kota Bogota, Kolombia petugas keamanan mengajukan pertanyaan rutin soal apa yang dibawa oleh Alvarado. Dia mengatakan membawa bahan peledak C-4.
-
Siapa yang ditangkap saat menempatkan bahan peledak? Sejarahnya dimulai dari peristiwa 5 November 1605 O.S., saat Guy Fawkes, seorang anggota Gunpowder Plot atau Plot Bubuk Mesiu, ditangkap saat menempatkan bahan-bahan ledak di bawah ruangan Dewan Bangsawan.
-
Siapa yang bercanda membawa bom? 'Kami sampaikan bahwa pesawat Pelita Air dengan no penerbangan IP 205 tujuan Jakarta mengalami keterlambatan penerbangan dikarenakan terdapat penumpang yang bercanda membawa bom,' katanya.
-
Siapa yang mengacungkan senjata api? Menurut dia kondisi seketika mencekam, karena dua dari gerombolan itu mengacungkan senjata api.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Apa yang dilakukan polisi tersebut? Penyidik menetapkan Bripka ED, pengemudi mobil Toyota Alphard putih yang viral, sebagai tersangka karena melakukan pengancaman dengan pisau terhadap warga.
-
Dimana bom itu diyakini berada? Hal ini diduga karena nuklir ini berada di sebuah pantai lepas di pulau Tybee, Georgia, sebab selama beberapa waktu di daerah ini tercatat memiliki tingkat radioaktif yang tinggi.
Padahal dia bercanda dan berusaha mengkoreksinya cepat. Namun hal itu terlambat dan otoritas sudah bergerak mencari tas miliknya. "Alvarado merasa menyesal dan dia sebenarnya tak ingin membuat orang lain ketakutan. Dia tahu hari ini telah membuat kesalahan terburuk dalam hidupnya," kata Beiber.
Alvarado didenda dengan tudingan membuat ancaman bom palsu dan kriminal. Setelah membayar denda itu dia dapat kembali ke rumahnya. Sejak serangan 11 September 2001 undang-undang ancaman bom dapat memberi sanksi parah pada pelakunya. (mdk/din)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Akibat kejadian itu, jadwal keberangkatan tertunda hingga 5 jam.
Baca SelengkapnyaPetugas keamanan langsung melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap pesawat dan penumpang.
Baca SelengkapnyaGeneral Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Juanda, Sisyani Jaffar pun membenarkan soal adanya ulah penumpang bercanda membawa bom.
Baca SelengkapnyaPihak maskapai bersama tim keamanan melakukan investigasi dan didapat fakta bahwa gurauan ancaman bom berasal seorang penumpang.
Baca SelengkapnyaPada saat ledakan, sekuriti langsung pindahkan pasien yang di lantai bawah.
Baca SelengkapnyaPolisi juga sudah mengamankan barang bukti. Antara lain video yang viral beredar dan CCTV.
Baca SelengkapnyaPenjagaan di ruang Instalasi Gawat Darurat saat ini hanya dilakukan sekuriti rumah sakit.
Baca SelengkapnyaAvsec memastikan tidak ada kekerasan saat kejadian. Hal itu diperkuat rekaman CCTV hingga saksi.
Baca SelengkapnyaDua sekuriti rumah sakit merampas handphone wartawan
Baca SelengkapnyaWarga Bumi dibuat panik tentang bocoran rekaman dari stasiun luar angkasa.
Baca SelengkapnyaDugaan sementara ledakan berasal dari alat UPS yang ada di ruang MRI.
Baca Selengkapnya