Ini Gulungan Kitab Tertua di Eropa, Ditulis 2.300 Tahun Lalu dalam Aksara Yunani Kuno
Siapa penulis manuskrip ini masih menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan.
Papirus Derveni dianggap sebagai manuskrip tertua di Eropa yang masih ada sampai saat ini. Gulungan papirus Yunani kuno ini diperkirakan ditulis antara tahun 340 dan 320 SM, di era kekuasaan Raja Philip II dari Makedonia.
Papirus ini ditemukan di Derveni, utara Thessaloniki, Yunani pada 1962 dan disimpan di Museum Arkeologi Thessaloniki, seperti dikutip dari Greek Reporter, Kamis (2/1). Manuskrip ini ditemukan di antara sisa-sisa tumpukan kayu bakar pemakaman di salah satu kuburan di Derveni.
-
Di mana manuskrip Kuno ditemukan? Para ahli mengatakan papirus ini tanpa disadari disimpan di Perpustakaan Universitas dan Negeri Hamburg di Hamburg, Jerman.
-
Kapan manuskrip kuno itu dibuat? Setelah dianalisis, penemuan ini merupakan salah satu terjemahan Injil tertua yang berasal dari abad ke-3 dan ke-6.
-
Teks kuno Yunani apa yang berhasil diterjemahkan? Gulungan kertas kuno itu berisi karya filosofis yang sebelumnya tidak diketahui yang membahas indera dan kesenangan.
-
Dimana teks kuno ini ditemukan? Gulungan kertas ini salah satu dari ratusan papirus yang digali dari sebuah vila mewah Romawi abad ke-18 di Herculaneum, Italia.
-
Apa yang ditemukan dalam manuskrip kuno itu? Lembaran Injil ini ditemukan oleh spesialis abad pertengahan dari Akademi Ilmu Pengetahuan Austria (OeAW), Grigory Kessel. Setelah dianalisis, penemuan ini merupakan salah satu terjemahan Injil tertua yang berasal dari abad ke-3 dan ke-6. Rupanya, dua halaman manuskrip itu berisi bagian yang hilang dari injil, yang diterjemahkan dalam bahasa Suriah kuno.
-
Bagaimana orang Yunani menulis sebelum Abad Kegelapan? Orang Yunani Mycenaean, sebelum Abad Kegelapan Yunani, menggunakan Linear B sebagai sistem penulisan mereka.
Para ahli membuka gulungan tersebut, memisahkan bagian yang hangus terbakar dan menyatukannya kembali dengan potongan papirus lainnya. Setelahnya, ditemukan 26 kolom teks kuno, namun seluruh bagian bawahnya hilang.
Teks dalam papirus ini berisi risalah filosofis dan komentar alegoris pada puisi Orphic yang lebih tua mengenai kelahiran para dewa.
Pengikut Orphisme dikaitkan dengan penyair mitos Orpheus dan memuja dewa Persephone dan Dionysus yang keduanya turun ke Dunia Bawah dan berhasil kembali.
Siapa penulis karya tersebut menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan, ada yang berpendapat penulisnya adalah Euthyphron dari Prospalta, Diagoras dari Melos, atau Stesimbrotus dari Thasos.
Teks papirus berisi campuran dialek. Ini terutama merupakan campuran dari bahasa Yunani Attic dan Ionic; namun, ini berisi beberapa bentuk Doric. Terkadang, kata yang sama muncul dalam bentuk dialek yang berbeda.