Mengapa Bangunan Romawi Kuno Berusia Ribuan Tahun Masih Kokoh Sampai Hari Ini?
Merdeka.com - Roma kerap disebut Kota Abadi. Orang-orang Romawi kuno bangga dengan kota metropolitan mereka dan melihatnya sebagai puncak yang tak tergoyahkan. Gagasan ini juga dituangkan penyair seperti Virgil dan Ovid dalam karya mereka.
Sejumlah bangunan bersejarah era Romawi kuno masih berdiri tegak sampai hari ini. Salah satunya Pantheon di Roma, Italia.
Bangunan kuno tersebut masih menyimpan banyak rahasia, namun para peneliti baru saja mengungkap salah satunya.
-
Dimana bangunan Romawi kuno ini berada? Para arkeolog dan mahasiswa di Aquileia, Italia, menemukan bangunan Romawi kuno yang sangat besar saat menggali situs pemandian kuno.
-
Dimana bangunan Romawi kuno ditemukan? Bangunan ini ditemukan di Taman Arkeologi Pompeii, Italia, dengan kondisi sempurna atau tak hancur dihantam letusan dahsyat Gunung Vesuvius.
-
Mengapa bangunan Romawi kuno masih utuh? 'Ini adalah contoh lain bagaimana kota kecil Pompeii membuat kita memahami banyak hal tentang Kekaisaran Romawi yang agung, tidak terkecuali penggunaan semen,' kata Direktur Taman Arkeologi Pompeii Gabriel Zuchtriegel.
-
Kenapa makam romawi itu dilestarikan? James McNicoll-Norbury, dari ADAS, mengatakan pemakaman dan artefak-artefak yang juga ditemukan, akan dilestarikan karena dianggap memiliki nilai arkeologis yang tinggi,' katanya.
-
Dimana patung Romawi ditemukan? Di tempat parkir Burghley House dekat Stamford di Lincolnshire, Inggris, ditemukan patung marmer Romawi berusia 1.800 tahun berbentuk kepala wanita.
-
Dimana kota Romawi kuno yang digali? Helen ikut bersama sejumlah arkeolog perempuan dan mereka menemukan koin emas, tembikar, dan mosaik Romawi kuno saat melakukan penggalian di Verulamium, kota Romawi terbesar di Inggris.
Menggunakan kubah beton tanpa tulangan terbesar di dunia, Pantheon adalah salah satu prestasi arsitektur dunia kuno, dan prestisenya tetap ada hingga hari ini.
Lebih dari 2.000 tahun setelah kuil dibangun, bangunan megah dan struktur beton Romawi lainnya seperti Colosseum dan saluran air masih berdiri tegak.
Sebaliknya, beton modern dapat runtuh hanya dalam beberapa dekade. Jadi bagaimana orang Romawi kuno merancang bangunannya?
Menurut penelitian terbaru dikutip dari laman CNN, Minggu (8/1), orang Romawi Kuno memiliki campuran beton inovatif. Ada semacam bongkahan putih sederhana yang ditambahkan dalam campuran material yang dapat membuat beton saat ini lebih bertahan lama.
Campuran beton orang Romawi Kuno ini bisa "memperbaiki diri sendiri" ketika terkena air, menurut penelitian terbaru yang diterbitkan jurnal Science Advances, dikutip dari laman Haaretz.
Penelitian ini berdasarkan penelitian sebelumnya yang mengamati dermaga kuno dan pemecah gelombang untuk menunjukkan bahwa orang Romawi menambahkan abu vulkanik ke dalam adonan beton mereka sehingga beton menjadi sangat kuat, terutama saat bersentuhan dengan air laut.
Beton Romawi kuno mengandung butiran kecil kalsium putih, yang disebut klas kapur, yang awalnya tidak larut tetapi tetap terperangkap dalam bahan seperti batu.
“Sejak saya pertama kali meneliti beton Romawi kuno, saya selalu terpesona oleh fitur-fitur ini,” jelas ilmuwan dari MIT (Massachusetts Institute of Technology) Boston, Amerika Serikat dan ketua penelitian beton Romawi kuno, Profesor Admir Masic.
"Ini tidak ditemukan dalam formulasi beton modern," ujarnya.
Para peneliti menemukan, pecahan kapur putih merupakan salah satu kunci bahwa beton Romawi kuno bisa memperbaiki diri.
Masic dan tim mengumpulkan sampel beton dari Privernum, pemukiman kuno 100 kilometer selatan Roma, dan mempelajari komposisi mortar menggunakan mikroskop elektron dan spektroskopi sinar-x. Celah di beton telah diisi dengan kalsium karbonat, zat yang sama yang ditemukan di klas.
Para peneliti menyimpulkan, orang Romawi membuat beton melalui proses yang disebut pencampuran panas yaitu mencampur pasir, abu vulkanik, dan batu kapur yang dibakar dan air. Hidrasi menimbulkan reaksi kimia antara kapur dan air yang menaikkan suhu campuran sampai 200 derajat dan juga menyebabkan pembentukan bongkahan kecil sisa kapur.
Masic menjelaskan, jika beton akhirnya retak, air (baik itu hujan di darat atau air laut) mengalir melalui celah dan melarutkan kalsium dalam kapur. Kalsium kemudian mengendap dan mengkristal kembali di sepanjang retakan, akhirnya menyegelnya.
Untuk mengonfirmasi teori ini, para peneliti membuat tabung atau silinder Romawi, terinspirasi dari beton yang diproduksi dengan teknik pencampuran panas. Ketika beton terbentuk, mereka memecah tabung itu menjadi dua dengan jarak 0,5 mm, membiarkannya berada di bawah air mengalir.
Antara satu hingga tiga minggu retakan itu sembuh, sementara silinder kontrol yang dibuat dengan semen modern tetap rusak.
Petunjuk bahwa ini adalah kunci kekuatan beton Romawi terdapat dalam catatan sejarah. Sebuah proses yang melepaskan "panas laten" dalam produksi beton dijelaskan oleh arsitek dan insinyur Romawi Vitruvius.
Tetapi, kata Masic, ini adalah pertama kalinya mereka dapat mengidentifikasi teknik yang digunakan dan mereproduksi daya tahan beton Romawi yang luar biasa.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Arkeolog mengungkap teknik konstruksi orang Romawi kuno.
Baca SelengkapnyaTelaga pemandian yang menjadi lokasi penggalian memiliki luas hampir dua kali lapangan bola.
Baca SelengkapnyaSejumlah kota modern metropolitan di dunia saat ini dibangun di atas reruntuhan kota yang sudah berusia ribuan tahun.
Baca SelengkapnyaBegini penampakan Kota Romawi kuno di bawah rumah sakit di Prancis yang memiliki kawasan mewah dan kuil.
Baca SelengkapnyaKarya seni zaman kuno ini ditemukan saat proses pengerjaan proyek renovasi alun-alun kota.
Baca SelengkapnyaMakam ditemukan di lokasi pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga surya di Italia.
Baca SelengkapnyaMetode konstruksi yang rumit menunjukkan tingkat kecanggihan teknik pada masa itu, terutama dalam menghadapi lingkungan laut yang keras.
Baca SelengkapnyaSelain membangun kuil, kota-kota besar juga berdiri di atas wilayah yang pernah diguncang gempa.
Baca SelengkapnyaStruktur militer ini dibangun dengan teknik khusus khas Romawi.
Baca SelengkapnyaTempat pemandian umum ini berada di sebuah rumah mewah Romawi kuno yang dibangun sekitar 2.000 tahun lalu.
Baca SelengkapnyaArkeolog menemukan makam Romawi langka di dekat Stasiun London Bridge, Inggris.
Baca SelengkapnyaKota ini lebih tua dari Atlantis, kota legenda yang disebut berusia 2.300 tahun.
Baca Selengkapnya