Parlemen Kanada nyatakan perang terhadap Islamofobia
Merdeka.com - Peristiwa 9/11 dan bangkitnya Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah membangkitkan Islamophobia di kawasan Amerika Utara dan Eropa. Kondisi itu diperburuk dengan keberhasilan Donald Trump menduduki kursi kepresidenan Amerika Serikat.
Kanada juga menjadi salah satu negara di mana Islamofobia juga mengalami peningkatan pesat. Hal itu dibuktikan dengan sebuah serangan ke sebuah masjid di Quebec hingga menewaskan enam orang yang sedang beribadah.
Dilansir The Independent, Jumat (24/3), Kanada berhasil meloloskan sebuah mosi anti-Islamofobia dan diskriminasi atas agama. Mosi ini mendesak pemerintah dan politikus di negara itu untuk mengecam segala tindakan anti-Islam dan retorik.
-
Siapa yang menyerang istri pria Kanada? Pasangan tersebut sedang mencari anjing mereka ketika beruang kutub besar tiba-tiba menyerang sang istri.
-
Apa yang membuat semua negara takut? 'Pertama harga minyak, kedua masalah bunga pinjaman. Semua pada takut masalah itu,' kata Jokowi dalam sambutannya di acara Musrenbangnas di JCC, Senayan, Jakarta, Senin (6/5).
-
Kenapa ISIS mengklaim bertanggung jawab atas penembakan? Kelompok Negara Islam atau ISIS, mengatakan mereka melakukan serangan pada hari Jumat (22/3) di Balai Kota Crocus, dan mengunggah bukti video.
-
Siapa yang terkena dampak terorisme di Indonesia? Di Indonesia, aksi terorisme telah menyebabkan banyak kerugian dan korban. Mereka menjadi korban terorisme mengalami disabilitas seumur hidupnya, bahkan tak sedikit juga yang harus meregang nyawa.
-
Siapa yang terlibat dalam koalisi? Koalisi dibentuk oleh beberapa partai agar dapat mengusulkan pasangan calon presiden dan wakil presiden berdasarkan Pasal 222 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu
-
Siapa yang menolak ancaman Trump? Respon terhadap pernyataan Trump tidak lama datang dari Presiden Panama, Jos Ral Mulino. Ia dengan tegas menegaskan bahwa Terusan Panama adalah milik negara mereka dan menambahkan bahwa kedaulatan Panama tidak dapat dinegosiasikan.
Tidak mudah untuk meloloskan mosi ini, perdebatan panjang mewarnai pengajuan mosi ini. Termasuk sejumlah proses antara mereka yang pro maupun kontra terhadap aturan tersebut.
Pihak oposisi sangat menentang mosi ini, dan menyebut permintaan terhadap pemerintah untuk "mengecam Islamofobia dan segala rasisme secara sistemik dan diskriminasi agama", akan membatasi kebebasan berbicara dan hanya memberikan perlakuan khusus terhadap Islam saja.
Mosi ini juga secara tegas meminta pemerintah untuk "menumpas meningkatnya suasana kebencian dan ketakutan di masyarakat." Serta mendesak akan melakukan tindakan untuk mengurangi atau menghabisi rasisme sistemik dan diskriminasi beragama".
Mosi ini mengharuskan pemerintah untuk mencari data atas kriminal didasarkan atas kebencian dan melakukan penilaian resmi terhadap masyarakat yang terkena dampak dan temuan ini harus diserahkan ke parlemen dalam waktu delapan bulan. Mosi tidak mengikat ini dikenal dengan M-103 yang disetujui 201 berbanding 91 anggota parlemen yang menolak.
Anggota Partai Liberal Irqa Khalid, yang mengajukan mosi ini, berteriak keras ketika partainya berhasil meloloskan mosi ini. Sebaliknya, mayoritas anggota parlemen konservatif memilih menolaknya.
"Saya sangat bahagia atas hasil yang didapatkan hari ini dan memperlihatkan dukungan positif terhadap mosi ini dan saya berharap komite menjadikan ini sebagai pelajaran," kata Khalid.
Sementara, anggota Parlemen dari Partai Konservatif, David Anderson, mendorong amandemen atas mosi ini dan mencoba mengubah kata-kata di dalamnya agar semua agama ikut tercantum. Dia beralasan, kecaman tersebut harus menyentuh rasisme yang sistematik, intoleran beragama dan diskriminasi atas Muslim, Yahudi, Kristen, Sikh, Hindu dan agama-agama lainnya.
Namun amandemen ini ditolak Partai Liberal. "Mengubah kata-kata atas mosi ini membuatnya turun drastis dan saya pikir komite bisa melihatnya atas masalah ini," sahut Khalid.
"Saya rasa banyak di antara kita menginginkan diskusi lebih lanjut mengenai hal ini untuk waktu yang lama, dan saya rasa Khalid dan sata akan berada dalam gelombang yang sama atas masalah ini," timpal Andersson.
Meski demikian, mosi ini ternyata menimbulkan kebingungan, banyak yang percaya hal itu akan berlanjut menjadi RUU atau sebuah UU.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Islamophobia juga bisa disebabkan oleh propaganda media yang bertujuan membuat kerusakan.
Baca SelengkapnyaDewan HAM PBB kemarin menyetujui resolusi tentang kebencian agama setelah insiden pembakaran Alquran di Swedia bulan lalu
Baca SelengkapnyaDewan HAM PBB kemarin menyepakati adanya perbedaan resolusi soal kasus kebencian agama setelah terjadi insiden pembakaran kitab suci Alquran di Swedia.
Baca SelengkapnyaTrump akan kembali menjabat sebagai presiden AS ke-47.
Baca SelengkapnyaTrump menegaskan rencananya untuk memberlakukan tarif atau pajak pada semua barang yang diimpor ke Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaSebagian orang AS yang takut jika Trump kembali menjabat sebagai presiden.
Baca SelengkapnyaJelang Pemilu, India Terapkan Undang-undang 'Anti-Muslim'
Baca SelengkapnyaPM India Dituding Kampanye Pemilu Pakai Ujaran Kebencian terhadap Muslim
Baca SelengkapnyaUmat muslim di Kanada, AS hingga Brasil memadati jalan raya saat menggelar salat berjemaah untuk mendukung warga Palestina.
Baca SelengkapnyaPidato Trump saat kampanye di North Carolina dikelilingi kaca anti peluru sebagai perlindungan ganda pasca peristiwa penembakan beberapa waktu lalu.
Baca SelengkapnyaPresiden Iran mengutuk keras tindak pembakaran Alquran di Swedia dan Denmark yang dibiarkan begitu saja dengan mengatasnamakan kebebasan berpendapat.
Baca SelengkapnyaKelompok pemberontak Suriah akhirnya berhasil menggulingkan rezim Bashar al-Assad setelah upaya dilakukan sejak 2011.
Baca Selengkapnya