Pendukung Partai Republik ubah haluan, dukung Clinton jadi presiden
Merdeka.com - Jajak pendapat teranyar soal calon presiden Amerika Serikat yang dirilis kantor berita Reuters menunjukkan hasil yang cukup mencengangkan. Pasalnya, sebanyak 41 persen pendukung Trump, kini justru beralih mendukung Hillary Clinton.
Para pendukung Partai Republik berharap kandidat dari Partai Demokrat itu akan memenangkan pemilu pada 8 November mendatang.
Meskipun masih ada simpang kesalahan, namun hasil survei ini menunjukkan adanya krisis kepercayaan pendukung Partai Republik terhadap Trump. Jika dilihat dari masa-masa kampanye beberapa waktu lalu, pria 70 tahun itu memang telah membuat beberapa pendukungnya kecewa terkait dengan tuduhan pelecehan seksual yang kerap dilayangkan kepada pria berambut pirang itu.
-
Siapa yang mendukung tujuan pemilu? Menurut Parulian Donald, tujuan pemilu adalah untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk memilih wakil-wakilnya dalam pemerintahan serta untuk menjaga agar pemerintahan tetap berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi.
-
Siapa yang dipilih warga saat pemilu AS? Ketika warga AS memberikan suara dalam pemilihan presiden mendatang, mereka umumnya akan memilih salah satu dari dua kandidat presiden dan wakil presiden, serta memilih anggota elektor atau electoral.
-
Siapa capres yang didukung? Para dalang dan seniman dari berbagai daerah menggelar pentas wayang kolosal di Joglo Saestu Klaten.
-
Bagaimana Miriam Adelson mendukung Trump? Pada tahun 2016 dan 2020, Miriam bersama sang suami Sheldon Adelson secara signifikan menyumbangkan dana untuk kampanye Trump, dengan jumlah yang mencapai jutaan dolar, di mana pada tahun 2020 ia mengucurkan dana sebesar USD20 juta atau setara dengan Rp325 miliar (kurs Rp16.271).
-
Kenapa Miriam Adelson mendukung Trump? Miriam Adelson dikenal sebagai salah satu donatur utama dalam politik AS, khususnya dalam mendukung kandidat dan partai yang mempromosikan kebijakan pro-Israel dan konservatif.
-
Apa peran partai politik dalam memilih Wapres? Namun peranan Partai Politik, hanya sekadar memberi saran, tidak dominan seperti dalam Pilpres kali ini dalam memutuskan calon.
Selain itu, Trump juga sering sesumbar tentang adanya kecurangan dalam sistem pemilu yang berpotensi menjatuhkan dirinya.
Pernyataan Trump bahwa dia akan menolak hasil pemilu jika dirinya kalah juga menjadi faktor lain para pendukungnya mengubah haluan.
Namun, meskipun ada pesimisme dari pendukung Trump, 40 persen pendukung yang lain tetap setia memberikan dukungan kepada pengembang properti AS itu. (mdk/pan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Demokrat merespons pernyataan Menteri Bahlil, dan menegaskan penentu kemenangan Pilpres adalah rakyat.
Baca SelengkapnyaLoyalis Jokowi juga malah lebih banyak memilih untuk mendukung paslon nomor urut satu Anies-Muhaimin.
Baca SelengkapnyaElektabilitas Prabowo terekam terus menunjukkan tren peningkatan hingga Juli 2023.
Baca SelengkapnyaLSI Denny JA menemukan 34,6 persen pemilih PDIP memilih Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaDirektur Eksekutif LSI Djayadi Hanan menyampaikan, suara para pemilih sesuai basis partai politik nyatanya terpecah.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto dinilai mendapatkan ‘Jokowi Effect’ yang membuat elektabilitasnya kian tinggi jelang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaHasil Survei CSIS mengungkapkan rata-rata pemilih partai belum solid mendukung capres
Baca SelengkapnyaSurvei ini dilakukan 28 Januari sampai 4 Februari 2024 dengan metode multistage random sampling
Baca SelengkapnyaKetika tingkat dukungan untuk Jokowi meningkat, maka berdampak positif bagi PDIP.
Baca SelengkapnyaElektabilitas PDI Perjuangan memang masih di paling atas dengan angka 19,1 persen, tetapi terus alami penurunan dari survei sebelumnya.
Baca SelengkapnyaPDIP memperoleh suara paling tinggi yakni 20,3 persen.
Baca Selengkapnya