Penyakit Misterius di Uganda, Penderita Bergetar Seolah Sedang Menari
Hingga saat ini, Dinga-dinga dilaporkan hanya terjadi di satu distrik di Uganda.
Di Distrik Bundibugyo, Uganda, muncul sebuah penyakit misterius yang dikenal dengan sebutan lokal "Dinga-dinga", yang berarti "gemetar seperti menari". Sekitar 300 orang terinfeksi, mayoritas di antaranya adalah perempuan dewasa dan remaja.
Berdasarkan informasi dari kantor berita IANS, penyakit ini ditandai dengan demam dan getaran tubuh yang tidak dapat dikendalikan, sehingga mengganggu kemampuan bergerak penderita. Mereka yang terjangkit virus 'Dinga-dinga' melaporkan gejala seperti getaran tubuh disertai demam dan kelemahan yang sangat parah.
Beberapa kasus menunjukkan gejala yang lebih serius, di mana beberapa individu mengalami kelumpuhan. Mengutip laporan dari India Today pada hari Sabtu (21/12), pihak berwenang kesehatan Uganda sedang menyelidiki penyakit misterius ini beserta penyebabnya.
Meskipun belum ada laporan mengenai kematian akibat penyakit ini, petugas kesehatan mengingatkan agar masyarakat segera mendapatkan perawatan medis. Saat ini, pengobatan yang diberikan untuk penyakit ini melibatkan penggunaan antibiotik.
Pejabat kesehatan distrik, Kiyita Christopher, menyatakan bahwa pasien biasanya dapat pulih dalam waktu sekitar seminggu.
Dia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak hanya bergantung pada pengobatan herbal, dengan menegaskan, "Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung bahwa obat herbal bisa mengobati penyakit ini. Kami menggunakan pengobatan yang tepat dan saya mendorong warga untuk mencari perawatan di fasilitas kesehatan distrik."
Menunggu Hasil Diagnosis Resmi
Untuk mencegah penyebaran penyakit Dinga-dinga, pihak berwenang kesehatan merekomendasikan kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan dengan baik, menghindari kontak dengan individu yang terinfeksi, dan segera melaporkan kasus baru kepada tim kesehatan setempat.
Kiyita memastikan bahwa tidak ada kasus yang dilaporkan di luar wilayah Bundibugyo. Sampel dari orang-orang yang terinfeksi telah dikirim ke Kementerian Kesehatan Uganda untuk analisis lebih lanjut, namun diagnosa resmi masih menunggu.
Penyakit ini telah disamakan dengan wabah-wabah bersejarah, seperti "Penyakit Menari" atau "Dancing Plague" pada tahun 1518 di Strasbourg, Prancis, di mana banyak orang menari tanpa kendali selama berhari-hari, yang kadang-kadang mengakibatkan kematian karena kelelahan.