Prasasti Singapura Bikin Arkeolog Penasaran, Berisi Tulisan Misterius dalam Bahasa yang Tidak Dikenal
Asal usul dan usia prasasti ini juga masih belum diketahui.
Asal usul dan usia prasasti ini juga masih belum diketahui.
-
Mengapa penemuan batu prasasti ini penting? Ini adalah penemuan yang sangat berharga karena ini adalah prasasti ketiga yang ditemukan di situs ini dan yang kedua ditemukan dalam konteks yang sesuai.
-
Di mana batu prasasti tersebut ditemukan? Arkeolog menemukan batu prasasti berbentuk manusia berusia 3.000 tahun di situs kuno pemakaman Las Capellanías di Cañaveral de León, Huelva, Spanyol.
-
Di mana struktur misterius itu ditemukan? Para peneliti menemukan struktur misterius, yang sebelumnya tidak diketahui keberadaannya, menggunakan teknologi penembus tanah di sebuah pemakaman Mesir kuno di Giza.
-
Apa yang membuat Situ Batu Karut misterius? Namun, di balik keindahannya terdapat sisi misterius dari Situ Batu Karut. Berdasarkan cerita dari warga, lokasi ini kerap menelan korban jiwa dengan kasus tenggelam yang tak wajar.
-
Dimana struktur misterius itu ditemukan? Sedimen yang diendapkan pada masa planet Mars memiliki struktur penutup lautan luas yang kepadatannya tinggi telah terdeteksi dalam proses pemetaan gravitasi planet ini.
-
Siapa yang menemukan prasasti tersebut? Sebuah prasasti seukuran telapak tangan ditemukan pada Mei 2023 oleh Kimiyoshi Matsumura, seorang arkeolog di Institut Arkeologi Anatolia Jepang.
Prasasti Singapura Bikin Arkeolog Penasaran, Berisi Tulisan Misterius dalam Bahasa yang Tidak Dikenal
Sebuah batu yang disebut Singapore Stone dipajang di Museum Nasional Singapura. Batu ini bertuliskan prasasti yang berasal dari bahasa yang tidak dikenal.
Lempengan batu pasir ini bukanlah “batu” sederhana. Dulunya merupakan bagian dari monumen, sebuah prasasti kuno berukuran 3 x 3 meter dan memuat sekitar 50 baris teks.
Sistem penulisan pada permukaannya unik, tidak pernah ditemukan di tempat lain dan tidak pernah digunakan dalam teks lain mana pun. Makna atau isi prasasti itu masih belum terpecahkan, seperti dikutip dari Ancient Origins, Sleasa (30/7).
Karena isi prasasti masih misterius, asal usul maupun usia batu itu juga tidak diketahui. Namun menurut hipotesis, diperkirakan berasal dari sekitar abad ke-10 hingga ke-13, namun tidak ada konsensus atau kesepakatan terkait hal tersebut.
Saat ini, tim peneliti dari Universitas Xi’an Jiaotong-Liverpool mengembangkan Read-y Grammarian, program kecerdasan buatan (AI) yang bisa "mempelajari" karakter prasasti yang masih ada dan menebak serta menguraikan bagian teksnya yang hilang.
"Berbeda dengan manusia, program ini tidak memiliki bias interpretasi (bias kognitif berdasarkan keyakinan peneliti). Mengurangi bias ini merupakan persyaratan mendasar untuk penelitian dalam penguraian bahasa," tulis Francesco Perono Cacciafoco, asisten profesor linguistik Universitas Xi'an Jiaotong-Liverpool di The Conversation.
"Jika kita dapat memulihkan teks yang dapat diandalkan untuk lempengan tersebut, lebih banyak bahan akan tersedia untuk perbandingan, analisis frekuensi, dan pengenalan pola – langkah pertama menuju penguraian dan mendengarkan suara batu untuk pertama kalinya," pungkasnya.