Sejak Kapan Manusia Makan Sambal? Ini Sejarah Pedasnya
Merdeka.com - Makanan pedas selalu bisa bikin nafsu makan bertambah. Makanan pedas, khususnya sambal, merupakan kondimen atau cocolan yang bisa membangkitkan selera makan.
Khususnya di Indonesia, sambal telah menjadi bagian menu keseharian warga. Namun ternyata kegemaran memakan sambal atau makanan pedas ini tidak hanya di Indonesia, tapi telah dimulai sejak sekitar 6.000 tahun lalu di Amerika Selatan.
Menurut penelitian dalam jurnal Science, penduduk di tempat yang saat adalah Ekuador barat daya mencampur cabai dengan tepung maizenan, labu dan sayur lainnya.
-
Kenapa sambal ikan asin menjadi pilihan tepat untuk menambah nafsu makan? Sambal ikan asin juga dapat menjadi penambah nafsu makan apabila Anda sedang berada di fase sedang malas atau susah makan.
-
Apa saja manfaat makanan pedas? Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa makanan pedas memiliki sifat antimikroba dan antijamur.
-
Mengapa orang menyukai makanan pedas? Mengapa begitu banyak orang di wilayah ini lebih menyukai rasa pedas yang membakar? Beberapa teori menarik telah muncul untuk menjelaskan fenomena ini.
-
Kenapa sambal terong pedas manis cocok untuk memanjakan lidah? Resep ini menawarkan kombinasi rasa pedas dan manis yang mampu memanjakan lidah.
-
Mengapa orang Sunda gemar makan sambal? Jadi pembangkit selera makan orang Sunda Menurut Rosidi (2000:170) Selera makan akan bangkit jika lauk-pauk disertakan dengan sambal. Bahkan mereka juga bisa bertahan hidup di hutan asalkan ada sambal yang dimakan bersama lalap.
-
Apa manfaat nutrisi dari makanan pedas? Capsaicin, senyawa utama dalam cabai, diketahui memiliki sifat anti-inflamasi dan dapat membantu meningkatkan metabolisme tubuh. Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa konsumsi makanan pedas secara teratur dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Ahli arkeobiologi, Linda Perry dari Smithsonian National Museum of Natural History dan rekan-rekannya menemukan biji-bijian tak dikenal pada peralatan dapur kuno selama bertahun-tahun yang menyerupai sel darah merah atau donat jeli yang diperas di tengahnya.
"Itu muncul di mana-mana dan saya tidak tahu apa itu," kata Linda, dikutip dari Scientific American, Kamis (30/3).
Namun masalah perut yang bisa ditimbulkan oleh cabai memberinya petunjuk penting.
"(Penyakit) itu sering disebabkan oleh pati yang tidak tercerna, tetapi paprika bukanlah makanan bertepung," jelasnya.
"Lalu saya berpikir: 'Bagaimana jika paprika mengandung pati?'"
Setelah melakukan penelitian, tim menemukan ternyata biji-bijian yang tidak diketahui itu merupakan mikrofosil pati dari paprika.
Jejak pati ini ditemukan di Bahamas, Panama, dan Peru. Karena jejak makanan dengan cepat terdegradasi di iklim tropis seperti itu, tidak ada bukti keberadaan paprika sebelumnya yang ditemukan, meskipun telah muncul dugaan terkait hal itu.
Dan di Ekuador, warga desa Loma Alta dan Real Alto menikmati paprika sedikitnya 6100 tahun lalu, berdasarkan penanggalan strata di mana ulekan mengandung jejak pati paprika ditemukan.
Artinya, orang-orang kuno telah menikmati makanan pedas sebelum mereka menemukan tembikar.
Para ahli botani menduga paprika berasal dari Bolivia dan dibudidayakan mulai dari Meksiko sampai dataran tinggi di Andes Selatan, sehingga diperkirakan paprika atau cabai telah dikonsumsi sebelum 6000 tahun lalu di Ekuador dan tempat lainnya.
"Jika paprika dibudidayakan di daerah-daerah lain ini (Meksiko dan Andes Selatan), maka seharusnya telah dibudidayakan jauh lebih awal dan menyebar ke daerah ini, bermigrasi dengan orang atau melalui perdagangan."
Setelah Columbus menemukan Amerika lebih sekitar 531 tahun yang lalu, baru kemudian cabai dan paprika menyebar ke Eropa dan Asia, menjadi bagian penting kuliner di berbagai negara mulai dari Hungaria sampai Thailand.
"Langkah selanjutnya adalah menemukan situs sebelumnya dan mencarinya di daerah di mana kami yakin tanaman ini awalnya dibudidayakan," jelas Linda Perry.
"Kita harus bisa mendokumentasikan asal-usul dan transisi domestikasi cabai," tutupnya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Orang Sunda yang tinggal di wilayah pegunungan kerap mengusir hawa dingin dengan memakan pedas.
Baca SelengkapnyaSambal adalah salah satu elemen kuliner paling populer dan khas dari Indonesia.
Baca SelengkapnyaResep sambal matah yang segar, pedas, dan menggugah selera. Cocok untuk menemani nasi hangat dan lauk favoritmu!
Baca SelengkapnyaSambal terasi memiliki cita rasa pedas dan aroma yang khas.
Baca SelengkapnyaBubur pedas jadi salah satu sajian kuliner yang kerap diburu masyarakat Sumatra Utara ketika Ramadan saat buka puasa.
Baca SelengkapnyaPada masa kejayaan terasi, Laksamana Cheng Ho datang bersama dengan pasukannya dari Tiongkok menuju kerajaan Singhapura.
Baca SelengkapnyaMakanan pedas meskipun memiliki efek samping, namun dapat bermanfaat.
Baca SelengkapnyaKecap manis merupakan saus favorit masyarakat Indonesia yang bisa ditemui di meja makan dengan masing-masing keluarga memiliki merek favoritnya sendiri.
Baca SelengkapnyaSambal Cibiuk ini merupakan salah satu ragam kuliner asli Garut.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Indonesia yang tinggal dengan kondisi panas, cenderung menyukai makanan pedas yang justru bikin berkeringat. Mengapa?
Baca SelengkapnyaManusia merupakan makhluk pencinta rasa termasuk rasa pedas. Walau membuat menderita, mengapa kita tetap menyukai rasa dari makanan pedas ini?
Baca SelengkapnyaSambal Rusip terbuat dari fermantasi ikan yang didiamkan selama tujuh hari.
Baca Selengkapnya