Sempat Disebut Senjata Biologi, Ini Jawaban Ilmuwan tentang Asal Mula Virus Corona
Merdeka.com - Sebuah tim peneliti menanggapi beredarnya rumor beberapa waktu lalu yang menyebut virus corona adalah senjata biologi yang diciptakan di sebuah laboratorium di Kota Wuhan, China.
Dalam jurnal ilmiah yang diterbitkan secara daring di forum Virologi Senin lalu, para ilmuwan yang terdiri dari ahli epidemiolgi W Ian Lipkin dari Universitas Columbia, Amerika Serikat, Edward Holmes dari Universitas Sydney dan Kristian Andersen dari Scripps Research, mengatakan ada petunjuk penting genetik yang menandakan virus corona tidak diciptakan di laboratorium.
laman South China Morning Post melaporkan, Kamis (20/2), meski para ilmuwan sudah berulang kali membantah teori konspirasi itu, tapi rumor yang menyebut virus corona diciptakan sebagai senjata biologi masih terus beredar.
-
Apa yang ditemukan oleh tim ilmuwan di China? Tim ilmuwan yang terdiri dari ahli paleontologi, ahli geosains dan spesialis evolusi di China menemukan fosil telur yang digali pada 2021 adalah telur dinosaurus terkecil yang pernah ditemukan.
-
Dimana virus ditemukan? Peneliti dari Universitas Northwestern telah mengidentifikasi lebih dari 600 jenis virus yang berbeda dalam 92 sampel pancuran dan 34 sampel sikat gigi, tanpa ada dua sampel yang sama.
-
Di mana para ilmuwan menemukan virus purba? Pada 2015 tim peneliti internasional menjelajah ke Gletser Guliya yang terpencil di Dataran Tinggi Tibet di Himalaya untuk mengumpulkan inti es sepanjang ratusan meter.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan di China? Ilmuwan menemukan fosil larva cacing yang hidup sekitar 500 juta tahun lalu. Cacing tersebut mati saat belum terbentuk secara sempurna atau masih dalam bentuk larva.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan China? Ilmuwan dari China telah menciptakan desain baterai berbasis air terbaru yang lebih aman dan lebih efisien dalam menyimpan energi dibandingkan dengan baterai ion litium (Li-ion) yang saat ini banyak digunakan oleh manusia.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
Rumor itu mengatakan virus corona berasal dari Institut Virologi Wuhan, tempat para peneliti mendirikan salah satu basis data terbesar di dunia tentang virus yang berhubungan dengan kelelawar dan pertama kali diidentifikasi virus itu berasal dari hewan tersebut.
Rumor berbau spekulasi itu juga membuat kepala peneliti Shi Zhengli mengatakan di laman media sosial WeChat: "Saya bersumpah demi nyawa saya, virus itu tidak ada hubungannya dengan laboratorium."
Namun hal itu tidak menghentikan beredarnya rumor, termasuk yang diucapkan Senator Tom Cotton dari Arkansas, Amerika Serikat. Dalam siaran di stasiun televisi Fox News Ahad lalu dia mengatakan virus corona bisa jadi berasal dari "laboratorium super biosafety level-4" di China.
Namun dia kemudian memberi klarifikasi di Twitter dengan mengatakan dia tidak menyebut virus corona sebagai senjata biologi yang direkayasa tapi ada sejumlah hipotesis tentang asal mula virus yang masih perlu didalami lagi.
Hasil penelitian para ahli yang dipublikasikan Senin lalu adalah analisis terbaru yang membuktikan virus corona adalah hasil dari evolusi alami, bukan diciptakan.
Penelitian para hali ini berdasarkan data bagian genom virus dan jenis virus corona yang ada untuk mengidentifikasi evolusi dari struktur virus tersebut.
Para peneliti menemukan, salah satu indikasi yang menyebabkan virus itu bisa mengikat sel manusia akan bermutasi secara berbeda jika dia diciptakan lewat model komputasi dan bukan evolusi alami. Jika pengikatan terhadap sel manusia itu direkayasa maka virus itu akan mengikat sel manusia dengan cara yang berbeda.
"Itu bukti kuat yang menandakan virus corona bukan produk dari rekayasa genetika," kata laporan para peneliti.
Para ahli juga menyoroti bentuk unik protein pada virus itu yang belum pernah dilihat sebelumnya dan itu menjadi bukti kuat berikutnya yang menandakan virus itu bukan dibuat di laboratorium.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tim peneliti menjelajahi lapisan es di Himalaya dan membawa kepingan es-es itu ke laboratorium untuk diperiksa.
Baca SelengkapnyaPeneliti mengidentifikasi total 125 spesies virus saat meneliti ratusan ekor hewan yang mati di peternakan bulu.
Baca SelengkapnyaKasus pneumonia misterius baru-baru ini menghebohkan China.
Baca SelengkapnyaIni merupakan sebuah rekor penciptaan virus yang mampu 'membasmi' manusia dalam 3 hari.
Baca Selengkapnyaberhasil menghidupkan kembali virus prasejarah berusia 48.500 tahun yang terperangkap dalam permafrost (lapisan tanah beku) di Siberia.
Baca SelengkapnyaPemahaman mengenai ciri-ciri dan bentuk virus menjadi kunci penting dalam mengungkap misteri tentang bagaimana virus itu sebenarnya.
Baca SelengkapnyaVirus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus memiliki ukuran yang sangat kecil, yang hanya sampai 200 mikron.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengatakan, kebanyakan kasus pneumonia disebabkan oleh mycoplasma pneumoniae.
Baca SelengkapnyaMunculnya wabah misterius ini mirip dengan awal kemunculan Covid-19 tiga tahun lalu.
Baca SelengkapnyaKonspirasi mengacu pada kesepakatan rahasia di antara individu untuk terlibat dalam kegiatan ilegal atau merugikan.
Baca SelengkapnyaNyamuk wolbachia diyakini bisa menekankan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
Baca SelengkapnyaMenariknya, pihak Soviet membantah melakukan aktivitas apa pun yang berkaitan dengan senjata biologis.
Baca Selengkapnya