Video Mencekam Suku Terasing Halmahera Marah Lihat Buldoser di Hutan, Siap Lepaskan Panah
Suku Hongana Manyawa tinggal di hutan Halmahera, Maluku Utara. Mereka tidak pernah bersentuhan dengan dunia luar.
Video Mencekam Suku Terasing Halmahera Marah Lihat Buldoser di Hutan, Siap Lepaskan Panah
Rekaman baru-baru ini menunjukan anggota suku Hongana Manyawa yang belum pernah tersentuh kontak dengan orang luar menyaksikan sebuah alat penggali dengan berisik merusak hutan tempat tinggal mereka di Halmahera, Maluku Utara. Video tersebut diambil dari seorang pekerja yang merupakan bagian dari tim penebang pohon sebelum ditambang untuk nikel.
Sumber: IFL Science
Seperti terlihat dalam video, kegiatan penebangan dan penambangan di pulau Indonesia kini telah menjangkau hutan hujan tempat tinggal suku Hongana Manyawa yang belum pernah berhubungan dengan dunia luar.
Foto: Survival International
-
Kenapa penebangan hutan bahaya? Sebagaimana kita tahu, pohon atau tumbuhan berperan penting untuk meresap air yang jatuh ke tanah. Jika terjadi penebangan pohon besar-besaran, dapat berpotensi jadi penyebab terjadinya banjir dan tanah longsor.
-
Bagaimana Suku Mentawai memanfaatkan hutan? Mereka hanya memanfaatkan hutan seperlunya dan masih diolah dengan cara tradisional. Suku Mentawai juga kebanyakan mengikuti proses perkembangan hutan secara wajar lalu memanfaatkannya melalui tahap rumpang, perkembangan, dan dewasa.
-
Apa ciri khas Suku Haloban? Lebih dari itu, masih ada sederet fakta lainnya tentang Suku Haloban di Pulau Banyak ini.
-
Apa yang dilakukan Orang Talak Mamak di hutan? Melansir dari berbagai sumber, kehidupan sehari-hari Orang Talak Mamak ini sangat dekat dengan alam dan hutan. Tak heran jika mereka hidup sangat tergantung dengan hasil alam.Dulunya mereka masih menganut sistem berburu dan meramu, bahkan mereka mengelola sumber daya alam untuk dikonsumsi secara keluarga maupun secara berkelompok atau bersama-sama.
-
Siapa yang melakukan pemalakan? Dijelaskan bahwa oknum di PPDS Anestesi Undip ini meminta uang senilai Rp20-40 juta. Permintaan uang ini bahkan berlangsung sejak dokter Risma masuk PPDS Anestesi sekitar bulan Juli hingga November 2022 lalu. 'Dalam proses investigasi, kami menemukan adanya dugaan permintaan uang di luar biaya pendidikan resmi yang dilakukan oleh oknum-oknum dalam program tersebut kepada almarhumah Risma. Permintaan uang ini berkisar antara Rp20-Rp40 juta per bulan,' ungkap Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril pada Minggu (1/9).
-
Kenapa orang Batak melakukan Manulangi Natuatua? Seorang anak yang sudah beranjak dewasa biasanya memiliki kesadaran untuk membalas budi kepada orang tua. Di Tanah Batak, bentuk balas budi anak kepada orang tuanya dilakukan dengan sebuah upacara yang bernama Manulangi Natuatua.
Dalam rekaman tersebut, terlihat dua pria dari suku Hongana Manyawa mendekati alat penggali dengan hati-hati dari kejauhan, mengayunkan senjata mereka untuk menunjukkan bahwa kehadiran mereka tidak diinginkan. Sebagai respons, pengemudi buldoser meningkatkan kecepatan mesin mereka, membuat pria-pria itu melarikan diri.
"Kejadian ini sangat mengejutkan karena kami tidak mengetahui bagian hutan itu sudah diakses oleh perusahaan-perusahaan. Semuanya berlangsung jauh lebih cepat dari yang kami duga," ujar Callum Russell Pejabat Penelitian dan Advokasi Asia di Survival International kepada IFLScience.
Suku Hongana Manyawa adalah suku yang belum pernah berhubungan dengan dunia luar, nama mereka berarti "Orang-orang Hutan" dalam bahasa daerah..
Foto: Survival International
Diperkirakan ada sekitar 300 hingga 500 anggota suku yang belum pernah berhubungan dengan dunia luar, serta 3.000 orang Hongana Manyawa yang mulai berinteraksi dengan dunia luar sejak tahun 1980-an.
Sumber: IFL Science
Halmahera memiliki salah satu cadangan nikel terbesar di dunia. Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan akan nikel meroket karena digunakan dalam baterai mobil listrik, sehingga menarik perhatian perusahaan pertambangan internasional pada pulau ini yang sebelumnya tenang.
Weda Bay Nickel, perusahaan yang dimiliki sebagian oleh korporasi pertambangan Prancis, Eramet, memulai operasi penambangan di pulau ini pada tahun 2019, dan mereka memiliki rencana besar untuk meningkatkan upaya mereka dalam beberapa dekade mendatang.
Menurut Russell, Eramet menganggap diri mereka sebagai Greta Thunberg dari perusahaan pertambangan, suatu hal yang kontradiktif. Mereka mengklaim sebagai pihak yang berkeinginan baik karena menambang untuk baterai mobil listrik. Selain itu, perusahaan kimia Jerman, BASF, berencana untuk bermitra dengan mereka di Halmahera untuk melakukan proyek peleburan besar. Rencananya adalah mengolah nikel menjadi kualitas yang dapat digunakan untuk baterai mobil listrik, namun Russell menambahkan hal ini terkait dengan pembersihan citra hijau.
"Ini adalah ironi mendalam bahwa orang-orang ini secara harfiah menyebut diri mereka Hongana Manyawa 'Orang-orang Hutan' namun mereka yang mengalami kerusakan atas nama transisi hijau," ujar Russell.
Weda Bay Nickel berpendapat, konsesi pertambangannya tidak berdekatan dengan tanah yang dihuni oleh orang-orang Hongana Manyawa. Namun, Survival International mengklaim, mereka telah membocorkan dokumen internal yang menunjukkan perusahaan tersebut mempekerjakan ahli antropologi yang memperingatkan tentang keberadaan orang Hongana Manyawa yang belum pernah berhubungan dengan dunia luar di sekitar wilayah tersebut.
Suku ini memiliki hubungan yang sangat mendalam dengan hutan tempat mereka tinggal dan bergantung padanya. Ketika seorang bayi lahir, tali pusarnya ditanam di tanah bersama dengan biji-bijian. Pohon kelahiran yang tumbuh kemudian menjadi terkait erat dengan kehidupan individu itu, menjadi manifestasi fisik dari jiwa orang tersebut.
Namun, pohon-pohon suci ini tidak terlindungi dari penebangan. Russell menjelaskan kepada IFLScience, baru-baru ini ia berbicara dengan seorang pria Hongana Manyawa yang pohon kelahirannya sendiri telah ditebang.
"Dia kembali ke sana bulan September lalu dan pohon itu telah dihancurkan oleh Weda Bay Nickel. Itu benar-benar membuat hati terasa hancur. Anda bisa membayangkan arti besar bagi seseorang yang meyakini bahwa jiwa mereka hampir berada di dalam pohon-pohon itu. Mereka meyakini bahwa pohon memiliki jiwa seperti manusia. Sungguh menyayat hati," kata Russell.
Kerusakan lingkungan sekitarnya bukan satu-satunya masalah yang dihadapi oleh Hongana Manyawa. Keterisoliran dari dunia luar berarti mereka memiliki sedikit atau bahkan tidak ada kekebalan terhadap penyakit umum yang sering dijumpai di dunia industri, sehingga populasi mereka dapat dengan mudah terancam oleh infeksi.
Dengan pihak luar semakin menginjak tanah mereka, mereka berisiko besar terpapar wabah penyakit yang fatal.
"Ini benar-benar berbahaya secara genosidal karena orang-orang ini tidak memiliki kekebalan terhadap penyakit dari luar. Ada banyak kasus dari Amerika Selatan hingga Kepulauan Andaman hingga Indonesia di mana suku-suku kehilangan antara 50 hingga 99 persen dari populasi mereka atau bahkan lenyap total akibat kontak," tambahnya.
Untuk melawan ancaman ini, Survival International sedang melakukan kampanye kepada setiap perusahaan elektronik untuk berjanji bahwa mereka tidak akan membeli nikel dari Halmahera, dan juga mendorong BASF untuk menghentikan investasi dalam produksi nikel di pulau tersebut. Mereka juga berharap dapat memberikan tekanan kepada pemerintah Indonesia untuk memberlakukan perlindungan yang diperlukan untuk melindungi pulau dan suku Hongana Manyawa.
Sumber: IFL Science
"Kami ingin tanah mereka dilindungi... Hongana Manyawa bahkan belum diakui sebagai masyarakat adat. Mereka belum memiliki pengakuan atas tanah mereka. Pada dasarnya, mereka memiliki hak yang sama dengan hewan-hewan di hutan saat ini," jelas Russell.
"Ini adalah kasus yang sangat mendesak. Namun, kami percaya bahwa kita bisa membuat perbedaan," tutupnya.