WNI ditangkap di Marawi sebelumnya dikabarkan sudah tewas
Merdeka.com - Informasi resmi mengenai WNI yang ditangkap di Marawi, Filipina, karena diduga bergabung dengan kelompok militan pro-Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) hingga kini belum didapat oleh pemerintah Indonesia.
“KJRI Davao dan KBRI Manila awalnya mendengar berita ini dari media. Kemudian mereka mencoba konfirmasi ke berbagai lini agar bisa diberi notifikasi konsuler, tetapi hingga kini pemerintah Filipina belum memberi informasi resmi,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nassir, di Gedung Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Kamis (2/11).
Tata menuturkan, selain belum menerima konfirmasi, pihak Kemlu pun menilai informasi informal yang diberikan otoritas Filipina di lapangan masih rancu.
-
Di mana WNI dievakuasi ke? Pagi ini, saya menerima laporan bahwa mereka telah sampai di Suriah, melalui Damaskus dengan selamat.
-
Dimana WNA itu ditangkap? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Siapa WNA yang ditangkap Imigrasi? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Kenapa WNA tersebut ditangkap? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Dari mana WNI dipulangkan? Empat di antaranya telah dipulangkan ke Indonesia.
-
Kapan WNI dipulangkan? Direktorat Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri secara bertahap memulangkan Warga Negara Indonesia (WNI) yang terjebak di Gaza Palestina.
Sebab, sebelum berita penangkapan ini beredar, pihak otoritas pernah mengumumkan penemuan paspor WNI atas nama Muhammad Ilham Shaputra (23 tahun) asal Medan, Sumatera Utara, dalam operasi penyerangan. Pemilik paspor itu dikabarkan sudah tewas.
Namun bersasarkan berita yang beredar saat ini, WNI yang ditangkap memiliki nama yang sama dengan pemilik paspor tersebut.
“Sebagai informasi, nama WNI yang ditangkap otoritas sekarang sama dengan nama WNI yang paspornya ditemukan pada bulan April lalu. Pihak Filipina saat itu menyampaikan bahwa WNI diduga telah tewas dalam operasi pasukan keamanan,” tuturnya.
“Namun perwakilan Indonesia sudah mencari jenazah yang bersangkutan namun tidak ditemukan. KBRI dan KJRI juga sudah meminta paspor WNI untuk diteliti keotentikannya, namun pihak Filipina enggan memberikannya,” tambahnya.
Saat ini KBRI dan KJRI ini masih menunggu informasi dari pihak Filipina sesuai dengan tahap yang biasa dilakukan.
“Biasanya kita ada tahapannya, pertama mendapatkan notifikasi konsuler yang menunjukkan bahwa ada WNI atau diduga WNI ditangkap, lalu KBRI dan KJRI biasanya meminta akses kekonsuleran yang biasanya berupa interview atau dicek data perjalanan mereka seperti paspor untuk dipastikan keasliannya. Dari situ baru KBRI bisa mengambil putusan yang bersangkutan WNI atau bukan,” pungkasnya.
Aparat keamanan Filipina kemarin menangkap militan WNI diduga pro-ISIS di Marawi ketika dia hendak menyeberangi sebuah danau.
"Militan tersebut mengidentifikasi dirinya sebagai Muhammad Ilham Shaputra, 23 tahun, dari Kota Medan di Sumatera Utara," kata John Guyguyon, kepala polisi Provinsi Lanao del Sur.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pomdam Jaya masih menunggu hasil pemeriksaan tim autopsi untuk menjelaskan penyebab kematian pemuda asal Aceh yang diculik 3 anggota TNI.
Baca SelengkapnyaDalam berkas dakwaan terungkap dari ulahnya membohongi keluarga Iwan, Serda Ardan bisa mengantongi Rp200 juta lebih.
Baca SelengkapnyaTernyata terdapat fakta baru usai dilakukan visum, dokter menemukan luka lubang di dada kiri korban.
Baca SelengkapnyaDi samping adanya korban baru, Kadispenad, Brigjen TNI Hamim Tohari juga mengungkap adanya tersangka baru dari sipil inisial MS.
Baca SelengkapnyaBelakangan, salah satu temuan jasad oleh pihak kepolisian akhir tahun 2022 silam ramai disorot.
Baca SelengkapnyaMeski begitu, ia memastikan hingga kini belum ada peningkatan eskalasi ancaman teroris di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTNI berjanji mengusut kasus tersebut secara transparan.
Baca SelengkapnyaTNI mengungkapkan hasil autopsi Imam Masykur korban penganiayaan anggota Paspampres Praka Riswandi Manik dan dua prajurit TNI.
Baca SelengkapnyaImam Masykur dibunuh usai dibawa paksa dari toko obatnya di kawasan Rempoa, Ciputat, Tangerang Selatan.
Baca SelengkapnyaPraka Riswandi Manik kini ditahan di Rutan Pomdam Jaya.
Baca SelengkapnyaRupanya para pelaku sempat menculik dua orang. Namun satu korban karena kondisinya tidak sehat akhirnya dilepas di Tol Cikeas.
Baca SelengkapnyaKetiga terdakwa tersebut juga terancam Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH).
Baca Selengkapnya