Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Banzhushan, daerah China yang dikenal sebagai desa perjaka tua

Banzhushan, daerah China yang dikenal sebagai desa perjaka tua Ilustrasi pria China yang kesulitan mencari jodoh. ©2014 Merdeka.com/Chinanews.com

Merdeka.com - Banzhushan adalah sebuah desa terpencil dengan pemandangan indah di daerah Hunan, China. Desa yang namanya berarti 'gunung bambu chestnut' ini juga dikenal sebagai desa bujangan, sebab mayoritas penduduk pria di desa itu adalah perjaka tua. Di desa tersebut hampir tak ada wanita muda. Kalaupun masih ada yang cukup muda, semuanya sudah menikah. Begitu mencapai usia remaja atau dewasa, para wanita di desa ini memutuskan pergi ke daerah lain. Hal ini menyebabkan kesempatan pria-pria lajang di Banzhushan untuk menemukan pasangan hidup semakin sedikit.

Sulitnya mencari istri adalah masalah utama yang harus dihadapi para pria di Banzhushan. Duan Biansheng, seorang petani di Banzhushan yang berusia 35 tahun adalah salah satu contoh pria yang kesulitan mencari istri. Daun mengaku kalau dia menginginkan seorang istri untuk merawat dan menjaganya saat tua nanti. Ketika ditanya wanita seperti apa yang dia inginkan menjadi istri, pria itu menjawab apa adanya, "Aku tidak punya persyaratan apapun." Lebih lanjut pria ini menyampaikan kepada The Guardian, "Bisa memiliki istri saja aku sudah puas."

di desa bujangan banzhushan china

Photo by The Guardian

Walaupun begitu, Duan pesimis harapannya itu bisa terkabul. Menurut Duan sendiri prospeknya untuk mendapatkan istri hampir tak ada. "Meskipun tadinya banyak perempuan yang tinggal di sini dan kami tumbuh bersama, tetapi mereka lebih memilih untuk mencari jodoh di luar sana." Kakak tertua Duan adalah satu-satunya anak lelaki dalam keluarganya yang sudah menikah. Dan karena itu dia harus pindah ke keluarga istrinya, berlainan dengan tradisi China di mana wanita umumnya pindah ke rumah keluarga suami. Kakaknya yang lain sudah berumur 40 tahun dan masih melajang pula. Sementara saudara perempuannya mendapatkan suami yang cukup kaya dari desa sebelah.

Para penduduk Banzhushan berpendapat kalau buruknya prospek perjodohan para pria di sana diakibatkan karena kemiskinan di sana. "Tiga puluh atau empat puluh tahun lalu ada saja gadis yang mau menikahi pria-pria di sini," Kata Jin Shixiu, 54 tahun. Tetapi keadaan itu sudah berubah sekarang. "Meskipun para pemuda di sini bertemu dengan wanita dari desa lain, tetapi begitu perempuan-perempuan itu melihat keadaan rumah kami dan betapa miskinnya kami, mereka langsung kabur." Perempuan berusia senja ini sangat mendambakan cucu, tetapi dia tidak berani berharap putera-puteranya akan menikah.

Masalah kelangkaan wanita ini ternyata tidak hanya terjadi di Banzhushan. Hampir seluruh daerah di China jumlah pria jauh lebih banyak daripada wanita. Hal ini ternyata disebabkan karena peraturan yang dikeluarkan pemerintah China pada tahun 80-an. Keluarga-keluarga di China hanya diperbolehkan memiliki sedikit anak. Satu anak untuk keluarga yang bermukim di desa dan dua anak untuk yang tinggal di kota. Karena kebudayaan China menganggap anak lelaki lebih penting daripada anak perempuan, akhirnya jumlah kasus aborsi terhadap bayi berjenis kelamin perempuan jadi meningkat tajam. Ada juga usaha penyingkiran anak perempuan dengan cara membuang anak perempuan ke panti yang disebut 'kamar sekarat'. Anak-anak perempuan ini dikumpulkan jadi satu, dipasung, dan dibiarkan sampai mati. Praktik pembunuhan ini terungkap berkat liputan yang dilakukan Lisa Ling, seorang reporter Amerika Serikat beberapa tahun lalu.

Karena itulah dalam beberapa dekade terakhir jumlah wanita di China menurun drastis. Menurut statistik yang dikutip Marie Claire, jumlah penduduk wanita di China dalam beberapa dekade terakhir berkurang setidaknya 35-40 juta, mengakibatkan rendahnya kesempatan para pria di negeri tirai bambu tersebut untuk mendapatkan istri. Di satu sisi, hal ini menyebabkan para wanita jadi punya kesempatan yang lebih baik dalam memilih jodoh. Para wanita di sana umumnya hanya mau menikahi pria China dengan kondisi finansial mapan. Tetapi masalah ini juga turut meningkatkan jumlah kasus kejahatan terhadap wanita. (mdk/tsr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
⁠Desa di Tuban ini Jarang Banget Pria, Kebanyakan Penduduknya Wanita & Menjanda
⁠Desa di Tuban ini Jarang Banget Pria, Kebanyakan Penduduknya Wanita & Menjanda

Sebuah desa di Tuban, Jawa Timur adalah desa yang mempunyai jumlah janda yang sangat banyak dan minim pria.

Baca Selengkapnya
FOTO: Mencari Jodoh Lewat Kencan Buta Massal di Festival Hari Valentine China
FOTO: Mencari Jodoh Lewat Kencan Buta Massal di Festival Hari Valentine China

Sempat ditiadakan selama pandemi Covid-19, ajang pencarian jodoh di China kini kembali digelar.

Baca Selengkapnya
Kampung di Pelosok Jateng Ini Ternyata Kurang Penduduk Laki-Laki, Ini Fakta di Baliknya
Kampung di Pelosok Jateng Ini Ternyata Kurang Penduduk Laki-Laki, Ini Fakta di Baliknya

Kampung itu sering diterjang banjir dengan ketinggian hingga 1,8-2 meter.

Baca Selengkapnya
Pekerja di China Tak Bisa Pensiun, Ternyata Ini Penyebabnya
Pekerja di China Tak Bisa Pensiun, Ternyata Ini Penyebabnya

Demografis yang tidak seimbang memberikan tekanan besar bagi pemerintah untuk memberikan tunjangan.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Kampung Terpencil di Tengah Perkebunan Teh Batang, Masih Banyak Rumah Tua Peninggalan Belanda
Mengunjungi Kampung Terpencil di Tengah Perkebunan Teh Batang, Masih Banyak Rumah Tua Peninggalan Belanda

Jalan untuk menuju ke kampung itu sangat sulit. Pengendara harus melewati hutan, sungai, dan perkebunan teh.

Baca Selengkapnya
Sisi Lain Jepang yang Jarang Terungkap, Kehidupan di Desanya Kalah Jauh dari Indonesia?
Sisi Lain Jepang yang Jarang Terungkap, Kehidupan di Desanya Kalah Jauh dari Indonesia?

Sebagai salah satu negara maju di dunia, Jepang ternyata juga mempunyai sisi lain yang tidak banyak diketahui orang kebanyakan.

Baca Selengkapnya
Arkeolog Temukan 13 Makam dari Abad Pertama Masehi, Ada Kerangka Manusia Sampai Kuda
Arkeolog Temukan 13 Makam dari Abad Pertama Masehi, Ada Kerangka Manusia Sampai Kuda

Makam ini milik masyarakat nomaden yang hidup pada abad ke-1 Masehi.

Baca Selengkapnya
Gara-Gara Ini, Pemerintah China Bisa Kehabisan Uang Pensiun di Tahun 2035
Gara-Gara Ini, Pemerintah China Bisa Kehabisan Uang Pensiun di Tahun 2035

Usia pensiun dinaikan di tengah jumlah populasi China yang terus turun.

Baca Selengkapnya
Melihat Keseharian Para Lansia di Kampung Terpencil Tengah Hutan Banyumas, Hidup Serba Sulit
Melihat Keseharian Para Lansia di Kampung Terpencil Tengah Hutan Banyumas, Hidup Serba Sulit

Sebuah kampung terpencil tengah hutan dihuni para lansia. Bagaimana kehidupan mereka di sana?

Baca Selengkapnya
Desa Terpencil di Kabupaten Batang Ini Hanya 8 Jam Terkena Sinar Matahari, Ini Penyebabnya
Desa Terpencil di Kabupaten Batang Ini Hanya 8 Jam Terkena Sinar Matahari, Ini Penyebabnya

Walaupun berada di daerah terpencil, namun warga di sana tampak hidup berkecukupan

Baca Selengkapnya
Arkeolog Temukan 174 Makam dari Zaman Peperangan China Kuno, Berisi Kereta Kencana dan Kerangka Kuda
Arkeolog Temukan 174 Makam dari Zaman Peperangan China Kuno, Berisi Kereta Kencana dan Kerangka Kuda

Makam ini berasal dari tahun 478 hingga 221 SM, ketika terjadi peperangan antar negara bagian.

Baca Selengkapnya