Museum Brawijaya, saksi perjuangan tentara Indonesia lawan penjajah
Merdeka.com - Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
-
Apa tempat wisata di Pasuruan yang dikenal dengan sejarah? Candi ini merupakan peninggalan sejarah dari Kerajaan Singasari yang dibangun pada abad ke-13.
-
Dimana Museum Benteng Heritage berada? Terdapat banyak jejak masa silam komunitas masyarakat Cina Benteng yang dipelihara, salah satunya adalah produk kecap tertua di Indonesia.
-
Di mana kerangka prajurit ditemukan? Kerangka ini ditemukan di pemakaman abad ke-7 di sebuah desa di Hungaria.
-
Apa yang ditemukan di Taman Purbakala Sriwijaya? Penetapan tempat ini menjadi Taman Purbakala dibuktikan dengan penemuan-penemuan benda yang digunakan untuk menunjang kehidupan sehari-hari mereka mulai dari perahu, bangunan bata, gerabah, dan lain sebagainya.
-
Siapa yang berjuang untuk Indonesia? Kata-kata ini membangkitkan semangat juang dan patriotisme dalam diri setiap pemuda Indonesia.
-
Siapa Bapak Permuseuman Indonesia? Bicara tentang museum di Indonesia maka akan bicara mengenai sosok Mohammad Amir Sutarga. Dia didaulat sebagai Bapak Permuseuman Indonesia.
Merdeka!!!
Menyambut HUT RI yang ke-70, marilah sejenak kita mengenang perjuangan para pahlawan yang rela menukar jiwa mereka untuk kemerdekaan Indonesia. Nah, jika Anda berkunjung ke Malang, Anda bisa mampir ke Museum Brawijaya untuk melihat sisa-sisa perjuangan para tentara Indonesia dalam membela tanah air.
Museum yang terletak di Jalan Ijen 25 A Malang ini menyimpan banyak sejarah pada masa penjajahan. Di serambi depan museum, pelancong akan disuguhi semboyan Citra Uthapana Cakra, yang berarti sinar yang membangkitkan kekuatan. Sementara itu, di halaman luar museum terdapat sebuah tank buatan Jepang yang merupakan peninggalan dari Kodam V Brawijaya. Tank itu direbut oleh arek-arek Suroboyo untuk melawan penjajah pada 10 november 1945.
Furnitur yang dipakai saat Konferensi Meja Bundar
Bagi Anda yang ingin tahu lebih dalam tentang bagaimana perjuangan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada Agresi Militer Belanda I dan II di daerah Jawa Timur, Museum Brawijaya adalah tempatnya. Didirikan pada 4 Mei 1968, ada begitu banyak peninggalan TKR yang dipamerkan di sini.
Salah satu koleksi yang paling menarik perhatian pelancong saat berkunjung ke Museum Brawijaya adalah kendaraan dinas Panglima Divisi I Jawa Timur Kolonel Soengkono. Mobil tersebut merupakan buatan pabrik Desoto USA tahun 1941.
Dokumentasi perjalanan Panglima Besar Soedirman juga dipamerkan di museum ini. Bahkan, buah pikiran sang Panglima pun digantung di dinding. Bukan cuma itu. Museum ini juga memiliki koleksi furnitur dari kantor Gubernur Jawa Timur yang digunakan untuk Konferensi Meja Bundar di Surabaya pada 29 Oktober 1945.
Gerbong Maut
Di halaman tengah museum, pelancong disuguhi pemandangan Gerbong Maut dan Perahu Segigir. Dari kejauhan, siapa pun tentu bisa merasakan aura kelam dari gerbong tersebut. Museum ini memiliki satu dari 3 Gerbong Maut yang pernah digunakan oleh militer Belanda untuk mengangkut 100 tawanan pejuang Indonesia.
Gerbong Maut
Mereka diangkut dari Penjara Bondowoso untuk dipindahkan ke tahanan Bubutan Surabaya pada 23 November 1947. Karena selama perjalanan semua pintu dan jendela ditutup rapat, hal itu mengakibatkan 46 orang meninggal, 11 orang luka parah, 31 orang sakit, dan hanya 12 orang saja yang diketahui sehat.
Di sisi lain, tepat di sebelah utara Gerbong Maut, pelancong disuguhi Perahu Segigir yang menjadi saksi bisu perjuangan Letkol Chandra Hasan dalam memimpin pasukannya melawan Belanda. Chandra Hasan yang dikenal sebagai Komandan Resimen Joko Tole kala itu hendak memindahkan pasukannya dari pulau Madura ke Paiton Probolinggo. Namun di perjalanan, mereka diserang tentara Belanda. Beberapa perahu karam karena ditembak oleh pesawat udara sekutu.
Koleksi Museum Brawijaya sedikit banyak telah memberi kita gambaran bagaimana susahnya merebut kemerdekaan. Jadi, para generasi penerus bangsa tidak boleh terlena, karena merasa kemerdekaan sudah di genggaman. Perjuangan kita belum berakhir! Merdeka! (mdk/des)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertempuran Tengaran terjadi pada masa Agresi Militer II, tepatnya sekitar tanggal 25 Mei 1947
Baca SelengkapnyaBanyak museum yang menyimpan benda-benda unik dan bersejarah.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan para pejuang tanah air pada masa revolusi yang tertangkap oleh tentara Belanda.
Baca SelengkapnyaMuseum ini dibangun untuk mengenang seluruh jasa para pejuang Palembang yang diinisasi dari berdirinya monumen perang lima hari melawan tentara Belanda.
Baca SelengkapnyaSebanyak 3.000 tentara Jepang tewas pada sebuah goa di pulau itu
Baca SelengkapnyaMuseum yang berdiri pada tahun 1964 ini menyimpan berbagai benda-benda sejarah militer khususnya TNI-AD serta berdirinya Akademi Militer di Magelang.
Baca SelengkapnyaMuseum Pancasila Sakti menjadi saksi bisu dari G30S/PKI.
Baca SelengkapnyaMuseum itu bisa menjadi destinasi wisata edukasi baru di Rembang
Baca SelengkapnyaTanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan.
Baca SelengkapnyaSaid mengingat lagi pada 10 November 1945 lalu yang dikenal sebagai Pertempuran Surabaya menjadi puncak perlawanan rakyat Indonesia.
Baca SelengkapnyaBagaimana cerita ada pasukan elite Jerman di Bogor? Lalu siapa saja yang dimakamkan di Makam Jerman di Megamendung.
Baca SelengkapnyaGedung itu menjadi saksi bisu perjuangan masyarakat Boja dalam merebut kemerdekaan Republik Indonesia
Baca Selengkapnya