Sejarah Dubai, Bermula dari Desa Nelayan jadi Salah Satu Kota Terkaya Dunia
Merdeka.com - 50-60 Tahun lalu, tak ada yang membayangkan kota metropolis yang luar biasa itu hanya sebuah gurun pasir. Selama ratusan tahun, penduduknya menetap di sebuah pemukiman kecil di tepian sungai. Menyambung hidup menjadi nelayan dan penyelam mutiara.
Catatan tertua yang menyebut Dubai adalah pada 1095 dalam Buku Geografi karya geografer Arab-Andalusia Abu Abdullah al-Bakri. Lalu dikisahkan oleh pedagang mutiara Venesia Gaspero Balbi. Dia mengunjungi area ini pada 1580 dan menyebut Dubai atau Dibei.
Di sinilah Maktoum bin Butti dari suku Bani Yas memimpin orang-orangnya ke Semenanjung Shindagha di muara sungai Dubai tahun 1883. Mereka kemudian menetap di sana dan mendeklarasikan kemerdekaan kota itu dari Abu Dhabi. Hingga saat ini Dinasti Maktoum masih berkuasa di Dubai.
-
Apa yang terjadi di Dubai? Banjir ini menyebabkan penutupan sekolah-sekolah, membanjiri jalan raya, dan bahkan mempengaruhi operasi di Bandara Internasional Dubai.
-
Bagaimana kota utopia ini didanai? Proyek ini didukung oleh investor terkemuka Silicon Valley, termasuk Reid Hoffman (LinkedIn, OpenAI), Marc Andreessen (Netscape, Andreessen Horowitz), Patrick dan John Collison (Stripe), Chris Dixon (eBay, Hunch), serta Laurene Powell Jobs, pendiri dan mantan CEO Apple, Steve Jobs, menurut laporan Forbes.
-
Kenapa kota ini disebut kota emas? Kota yang ditemukan oleh Egyptologist Dr. Zahi Hawass dekat Luxor, Lembah Para Raja, sekitar 482 kilometer di selatan Kairo, ibu kota Mesir dan disebut sebagai 'kota emas yang hilang’ ini dianggap sebagai salah satu situs penting sejak penemuan makam Firaun Tutankhamun.
-
Kapan badai melanda Dubai? 'Saya sudah tinggal di sini selama bertahun-tahun, dan tidak ada pemadaman listrik yang bertahan lebih dari satu jam seperti ini. Kami benar-benar meremehkan kekuatan badai ini.' Kata MA, seperti dilansir Khaleej Times, Selasa (16/4).
-
Dimana banjir Dubai terjadi? Video yang beredar menunjukkan landasan bandara terendam air, yang mengganggu operasional bandara tersebut.
Titik balik Dubai terjadi tahun 1950an, saat minyak pertama kali ditemukan. Emas hitam itu mengubah wajah Dubai selamanya.
Sheikh Rashid bin Saeed Al Maktoum memulai perkembangan Dubai. Mengubah kota itu dari kluster hunian kecil di tepi sungai menjadi kota pelabuhan modern dan pusat perdagangan.
Sheikh Rashid mulai mengembangkan infrastruktur untuk mendukung Dubai menjadi pusat perdagangan terkemuka. Pelabuhan Rashid, Pelabuhan Jebel Ali, Dok Kapal Dubai, pelebaran sungai, dan Dubai World Trade Center adalah beberapa proyek besar yang diselesaikan saat itu.
Pada tahun 1971, Uni Emirat Arab dibentuk untuk menjaga kemakmuran area tersebut. Ada tujuh Emir yang bergabung dalam UEA. Abu Dhabi, Ajman, Dubai, Fujairah, Ras al-Khaimah, Sharjah, dan Umm al-Qawaoin.
'Unta dan Mercedes'
Dubai tak berpuas diri dengan minyak. Ambisi Sheikh Rashid adalah menjadikan Dubai kota perdagangan, industri dan tujuan wisata kelas dunia. Pemimpin yang visioner itu sadar, suatu hari minyak akan habis.
"Kakek saya mengendarai unta. Ayah saya mengendarai unta. Saya mengendarai Mercedes. Putera saya mengendarai Land Rover. Puteranya akan mengendarai Land Rover. Tapi putera dari puteranya akan mengendarai unta," ujar Sheikh Rashid, mengatakan pada orang-orang bahwa minyak tidak abadi.
Tahun 1994, dibangun Burj Al Arab. Gedung setinggi 321 meter di pulau buatan Teluk Persia. Burj Al Arab disebut sebagai hotel paling mewah di dunia.
Namun Dubai tak puas dengan itu, tahun 2004 dibangunlah sebuah gedung pencakar langit paling tinggi di dunia. Cuma butuh lima tahun untuk merampungkannya. Inilah Burj Khalifa, gedung setinggi 828 meter.
"Kata tidak mungkin, tidak ada dalam kamus di Dubai," kata Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, penguasa Dubai saat ini. Dan dia benar-benar membuktikannya.
Tahun 1991, Dubai hanya punya satu gedung pencakar langit. Kini tak kurang ada 400 gedung tinggi menjulang di Dubai.
Multikultular di Dubai
Selain pembangunannya, menarik pula menengok beragam etnis di Dubai. Menurut sensus tahun 2018 lalu, penduduk Dubai berjumlah sekitar 3,1 juta orang. Penduduk asli, yang biasa disebut Emirati, kurang dari 20 persennya.
"Masyarakat Dubai terdiri dari banyak etnis dan latar belakang. Penduduk asli Emirati hanya 20 persen. Sisanya adalah mereka yang memilih Dubai sebagai tempat tinggal dan mencari nafkah," kata CEO Dubai Tourism Issam Kazim saat menerima merdeka.com dan beberapa media dari Indonesia beberapa waktu lalu.
Semua itu membentuk Dubai menjadi kota yang multikultural dan penuh toleransi. Banyak orang tertarik untuk datang dan berinvestasi karena situasi keamanan yang kondusif.
"Di sini sangat aman. Coba anda tinggalkan ponsel anda di meja saat makan siang. Ponsel itu akan tetap di sana, malah mejanya yang sudah diduduki orang," candanya.
Ingin lebih banyak tahu soal Dubai? Simak perjalanan merdeka.com di Kanal Travel. Selamat membaca.
Foto: AFP, Reuters, Dubai Tourism
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banyak situs arkeologi ditemukan di wilayah Uni Emirat Arab, mengungkap asal usul Dubai.
Baca SelengkapnyaStruktur tertua ini ditemukan di Pulau Ghagha, barat Abu Dhabi.
Baca SelengkapnyaKota terbesar di Provinsi Kepulauan Riau ini terdiri dari gugusan pulau-pulau kecil yang berada di kawasan Selat Singapura hingga Selat Malaka.
Baca SelengkapnyaArkeolog Gali Kota Bersejarah Berusia 25.000 Tahun Lengkap dengan 11.000 Tulang di Dalamnya
Baca SelengkapnyaPernah Disebut dalam Naskah Arab Kuno, Arkeolog Temukan Kota yang Hilang dari Masa Abad ke-6
Baca SelengkapnyaDi bawah permukaan pasir, ada banyak air menggenang hingga emas dan berlian.
Baca SelengkapnyaAda banyak fakta menarik dari Kemang, mulai dulu dikenal sebagai kampung terpencil hingga dapat julukan tempat jin buang anak.
Baca SelengkapnyaFakta menarik tentang negara Singapura ini seru untuk disimak.
Baca SelengkapnyaKota ini ditemukan pada tahun 2000 menggunakan peralatan sonar.
Baca SelengkapnyaBagaimana jadinya jika sawah atau ladang justru berada di atas gurun pasir?
Baca SelengkapnyaKuil itu adalah peninggalan peradaban Dilmun yang mencakup wilayah Bahrain, Arab Saudi bagian timur, dan Kuwait.
Baca SelengkapnyaDesa tersebut berubah dari desa miskin menjadi desa terkaya di China dalam kurun tidak lebih dari setengah abad.
Baca Selengkapnya