Cerita Jenderal Hoegeng, Pernah Disantet Perwira karena Bongkar Skandal Polisi
Merdeka.com - v class="imagecontent">buku hoegeng/sinar harapan
Menyandang gelar pemimpin tertinggi kepolisian periode 9 Mei 1968-2 Oktober 1971, membuat Hoegeng Imam Santoso atau Jenderal Hoegeng tak pandang bulu dalam mengusut kelindan kecurangan yang merugikan negara.
Ia tak gentar menghadapi mafia kelas kakap macam Roby Tjahjadi yang berupaya menyelendupkan mobil mewah di dekade awal rezim Orde Baru Soeharto.
Laku lampahnya yang tak mempan disogok, membuat polisi kelahiran Pekalongan, 14 Oktober 1921 itu kerap mendapat teror hingga perlakuan tak menyenangkan. Bahkan Hoegeng juga diceritakan pernah dikirimi santet oleh rekan sejawatnya usai mengusut skandal di tubuh kepolisian kala itu.
-
Kenapa Polisi diserang? Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Mengapa perwira tersebut diperlakukan seperti itu? Dijelaskan dalam video, bahwa setiap prajurit yang sudah masuk ke rumah tahanan maka dianggap sama. “Tidak ada yang spesial di penjara militer meski setinggi apapun pangkatnya,“
-
Kenapa polisi ini disekap? 'Kejadian itu berawal dari rasa sakit hati pelaku AI terhadap istri korban. Karena telah memberitahukan tempat tinggal dan alamat bekerja tersangka terhadap orang yang mencarinya,' ujar Kasat Reskrim Polrestro Tangerang, Rabu (8/11). Kemudian, AI menceritakan hal ini kepada N dan S dan disepakati oleh para pelaku untuk melakukan tindakan percobaan pembunuhan terhadap korban.
-
Siapa polisi yang melakukan pencabulan? Korban menceritakan kejadian pahit yang dialaminya. Oleh pelaku yang belakangan diketahui berinisial Brigpol AK diminta masuk ke sebuah ruangan.
-
Siapa yang menyekap polisi? Tiga pelaku diamankan. AI, N dan S diduga pelaku percobaan pembunuhan terhadap anggota Pam Obvit Polda Metro Jaya, Bripka Topan Febriyanto.
-
Apa yang dilakukan polisi tersebut? Penyidik menetapkan Bripka ED, pengemudi mobil Toyota Alphard putih yang viral, sebagai tersangka karena melakukan pengancaman dengan pisau terhadap warga.
Melansir dari berbagai sumber pada Minggu (24/10), berikut kisah Jenderal Polisi Hoegeng yang melegenda itu.
Tolak Gratifikasi dan Pilih Tinggal di Hotel
Sejak masih sekolah di akademi kepolisian, Hoegeng memang menjunjung tinggi integritas sebagai Kapolri. Bahkan ia rela hidup sederhana dan pas-pasan demi menolak berbagai gratifikasi termasuk saat baru menjabat Reserse Kriminal Sumatera Utara.
Mengutip dari YouTube Melawan Lupa, saat itu ia mendapat tugas di Kota Medan selepas menduduki jabatan sebagai kepala kepolisian di Provinsi Jawa Timur tahun 1956.
Betapa kagetnya Hoegeng saat baru menempati rumah dinas yang disiapkan. Ia mendapat kiriman barang mewah hingga mobil yang usut punya usut berasal dari salah satu mafia di ibu kota Sumatera Utara itu.
"Jadi saat di Medan itu suasananya sangat beda dengan di Surabaya. Di sana banyak judi dan mafia lainnya. Kita waktu datang ke rumah itu kaget karena isinya sudah penuh dengan barang mewah. Bapak merasa tak sudi menyentuh itu dan kami pilih pindah ke hotel," terang Meriyati Roeslani, istri Hoegeng.
Kebal Dirayu Wanita Cantik
©2012 Merdeka.com/dokSelama menjabat sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia ke-5 Hoegeng memang sangat gencar memerangi permasalahan akar rumput salah satunya penyelundupan yang marak saat Indonesia baru bertumbuh.
Ia tak peduli siapa yang terlibat, mulai dari Roby Tjahjadi yang menyelundupkan 8 unit Mercy hingga seorang wanita cantik yang berusaha merayunya dan mengirim hadiah agar kasus penggelapannya diselesaikan dengan jalan damai.
Keheranan Hoegeng muncul, tatkala para koleganya di kepolisian dan kejaksaan memintanya untuk melepaskan wanita tersebut. Ia bingung kenapa begitu banyak pejabat yang mau menolong sosok yang bersalah itu.
Belakangan Hoegeng mendapat kabar jika wanita tersebut tak segan-segan tidur dengan pejabat. Hal ini bertujuan untuk memuluskan aksi penyelundupannya.
Disantet Perwira Usai Bongkar Skandal Kepolisian
Selama memimpin Reskrim di Medan, Hoegeng banyak menangani kasus perjudian, termasuk penggelapan minyak nilam di Teluk Nibung ke Penang.
Suatu ketika ia berhasil menciduk anggota tentara dan polisi yang menjadi backing usaha ilegal itu. Anggota polisi yang digelandang Hoegeng saat itu berpangkat Kompol.
Merasa tak terima usahanya digagalkan tim Hoegeng, perwira itu menaruh dendam dan berupaya menyantet Hoegeng melalui perantara dukun.
Menariknya, sang dukun justru menghadap Hoegeng usai gagal menyantet dan meminta maaf karena disuruh perwira melakukan perbuatan tersebut dan berupaya menyembuhkan Hoegeng.
Namanya Abadi Sebagai Polisi Jujur
©2013 Merdeka.comMerasa menjadi ancaman rezim orde baru Hoegeng pun akhirnya dipensiunkan dini oleh Soeharto, dan berupaya disingkirkan dari Indonesia dengan menawarinya jabatan sebagai diplomat di luar negeri.
Merasa ada yang tidak beres, dan dihalang halangi pemerintah. Ia memilih mundur dari institusi kepolisian dan pemerintahan untuk kembali melakoni hobi bermusiknya dan memilih menjadi pelukis, dengan menggambar tokoh tokoh nasional. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
“Di negara ini hanya ada tiga polisi yang tidak bisa disuap, yakni polisi tidur, patung polisi, dan Hoegeng,” kata Gus Dur.
Baca SelengkapnyaJenderal ini terkenal sebagai orang yang jujur dan bersih selama mengabdi di Kepolisian, kini namanya terus dikenang dan menjadi sosok teladan.
Baca SelengkapnyaDiketahui, Hoegeng tidak memiliki rumah pribadi. Hanya ada rumah dinas di Jalan Muhammad Yamin, Jakarta. Bahkan, ia juga tak memiliki mobil pribadi.
Baca SelengkapnyaMonumen Jenderal Polisi Hoegeng Iman Santoso diresmikan olah Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo dan Jenderal TNI Laksamana Yudo Margono.
Baca SelengkapnyaSosok cicit Polisi Hoegeng baru-baru ini sukses mencuri perhatian publik.
Baca SelengkapnyaHubungan Hoegeng dengan Soeharto memang renggang setelah mengusut kasus korupsi
Baca SelengkapnyaListyo juga sempat berdialog melalui virtual dengan Meriyati Roeslani atau Meri Hoegeng, istri mantan Kapolri Jenderal Polisi (Purn) Hoegeng Iman Santoso.
Baca SelengkapnyaDisebut-sebut, pelecehan itu saat korban menjadi sepri yang bersangkutan.
Baca SelengkapnyaSejumlah tokoh militer senior dan sipil kecewa. Mereka mempertanyakan sikap Soeharto yang menyeret ABRI sebagai alat kekuasaan.
Baca SelengkapnyaHasil seleksi calon taruna Akademi Kepolisian (Akpol) dari Nusa Tenggara Timur (NTT) 2024 menjadi sorotan.
Baca SelengkapnyaPengeroyokan itu terjadi di Jalan Raya Banjaran-Soreang, Rabu (20/12) lalu.
Baca SelengkapnyaBerikut potret pentolan Pasukan Tjakrabirawa yang memimpin G30S PKI ketika ditangkap di Tegal.
Baca Selengkapnya