Cerita Wihara Avalokitesvara di Banten, Dibangun Sunan Gunung Jati dan Layani 3 Agama
Merdeka.com - Sebagai salah satu tempat ibadah, kehadiran Wihara Avalokitesvara banyak mendapat sorotan karena kisah uniknya yang melegenda.
Banyak cerita menarik yang lahir dari tempat ibadah yang terletak di Jalan Tubagus Raya Banten, Kawasan Banten Lama, Kecamatan Kasemen, Kota Serang tersebut.
Bahkan kehadirannya berkaitan dengan salah satu wali yang berpengaruh di Pulau Jawa, yakni Sunan Gunung Jati. Di mana dirinya lah yang menginisiasi pembangunan sebagai hadiah bagi warga Tionghoa di sana.
-
Bagaimana Sunan Gunung Jati mendirikan Kerajaan Banten? Setelah wilayah Banten dan sebagian Jawa Barat berhasil dikuasai Demak, Sultan Trenggono lantas menjadikan Syarif Hidayatullah untuk mendirikan kerajaan bercorak Islam di tanah Banten pada 1527.
-
Mengapa Sunan Gunung Jati mendirikan kerajaan di Banten? Salah satu alasan mengapa wilayah Banten di-Islamkan perlahan adalah untuk mencegah masuknya pengaruh buruk Portugis.
-
Apa pusat peradaban Kerajaan Banten? Pada masanya dulu, Banten merupakan salah satu pusat peradaban Islam di Pulau Jawa.
-
Bagaimana Kesultanan Banten dibangun? Dari hasil pajak cukai barang-barang yang diperjual belikan mampu membuat kota itu berdaulat dan mendorong lahirnya Kesultanan Banten lewat kepemimpinan Sultan Maulana Hasanudin.
-
Siapa Sunan Gunung Jati? Sunan Gunung Jati lahir dengan nama Syarif Hidayatullah pada tahun 1448 Masehi di Makkah Al-Mukarramah. Ibunya, Nyai Rara Santang, adalah putri dari Prabu Siliwangi, raja Kerajaan Padjajaran yang kemudian memeluk Islam dan berganti nama menjadi Syarifah Mudaim.
-
Dimana Masjid Agung Banten berada? Masjid megah ini belakangan dikenal lewat menara putih ikoniknya yang berdiri persis di samping bangunan.
Hingga kini, Wihara Avalokitesvara masih menjadi salah satu bukti tingginya pesan toleransi di wilayah Provinsi Banten. Hal ini karena bisa didatangi oleh kalangan masyarakat tanpa memandang suku hingga agama apapun. Melansir dari berbagai sumber pada Rabu (8/9), berikut kisah uniknya.
Melayani Tiga Agama Sekaligus
©2021 Youtube Master Ong/editorial Merdeka.com
Salah satu kisah unik dari Wihara Avalokitesvara adalah fungsinya yang ternyata diperuntukkan bagi tiga kepercayaan di Banten yakni Kong Hu Cu, Taoisme, dan Buddha.
Mengingat praktik keagamaan berlaku untuk tiga kepercayaan, maka rumah ibadah ini juga dikenal dengan nama Klenteng Tri Dharma yang mengacu kepada tiga penganut agama di Wihara Avalokitesvara.
Melansir laman Indonesia Kaya, saat ini kawasan tersebut termasuk dalam cagar budaya di Provinsi Banten dengan fungsi lainnya sebagai lokasi wisata religi yang ramai didatangi warga saat hari libur.
Hadiah Dari Sunan Gunung Jati
Seperti telah disinggung sebelumnya, Wihara Avalokitesvara memiliki catatan sejarah yang amat panjang sejak zaman Sunan Gunung Jati menyebarkan agama Islam di wilayah Banten dan Jawa Barat.
Sebagaimana dimuat di kanal Good News From Indonesia, mulanya wihara atau kelenteng ini merupakan hadiah yang diberikan Sunan Gunung Jati kepada para pengikut Putri Ong Tien.
Ketika itu, pengembara asal Tiongkok tersebut tengah singgah di Banten, saat hendak melakukan praktik dagang dari China ke Surabaya.
Melihat prospek yang menguntungkan, rombongan Putri Ong Tien pun memutuskan untuk singgah lebih lama. Karena ada perbedaan ras dan agama, keberadaannya sempat dikecam warga Banten.
Saat itu Sunan Gunung Jati mengambil peran untuk memediasi hingga masyarakat sepakat bahwa rombongan asal China itu tidak akan melakukan hal yang mengancam.
Dari situ, Putri Ong Tien akhirnya mau diajak untuk masuk ke Agama Islam dengan kesadarannya dan Sunan Gunung Jati menghadiahkan sebuah bangunan Klenteng dengan persetujuan warga Banten untuk para pengawal setia Ong Tien melaksanakan ibadah.
Berjasa Mengusir Wabah Penyakit di Banten
Sebagaimana dikisahkan di laman Historia, Wihara Avalokitesvara di masa lampau pernah turut berjasa dalam penanganan wabah di wilayah Banten yang resahkan warga.
Saat itu banyak warga di sana yang menjadi korban serangan massal wabah penyakit perut tersebut.
Atas inisiatif para penganut di wihara, mereka melakukan ritual keagamaan sebagai upaya mengusir wabah secara spiritual. Berdasarkan catatan Buku Pemetaan Kerukunan Umat Beragama di Banten, wabah tersebut terjadi di Cirebon dan Banten sekitar tahun 1772-1773 dan 1805-1806.
Atas keberhasilan itu, Sultan Abdul Mufakar yang tengah berkuasa menghadiahkan sebidang tanah untuk kebutuhan perluasan dan operasional Wihara Avalokitesvara.
"Ternyata usai dilakukan praktik keagamaan dengan mengarak patung Dewi Kwan Im, wabah penyakit tersebut hilang. Dari situ warga Banten bisa kembali melakukan aktivitas seperti biasa," ujar Asaji Manggala Putra, Humas Wihara Avalokitesvara.
Lindungi Warga dari Bencana Alam
©2021 Youtube Master Ong/editorial Merdeka.com
Fakta menarik lainnya diketahui jika wihara yang dibangun di lahan seluas 10 hektare tersebut dikisahkan pernah menjadi penyelamat warga Banten dari dampak bencana alam yakni gelombang tsunami dan letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883.
Saat itu banyak warga yang terdampak bencana melakukan perlindungan di lokasi tersebut, sehingga nyawa mereka terselamatkan.
Sebagai bangunan bersejarah, Wihara Avalokitesvara juga banyak memiliki corak khas salah satunya bentuk gerbang dengan atap berhiaskan dua naga memperebutkan mustika sang penerang (matahari). Kemudian ada juga seperti yang terlihat di sisi kanan dan kiri bangunan di mana terdapat patung dewa yang berjumlah 16 dan tiang batu yang berukir naga. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wilayah yang terdiri dari beberapa pulau ini terkenal dengan ragam destinasi wisata yang menarik untuk di kunjungi. Simak beberapa spot wisatanya berikut ini.
Baca SelengkapnyaMasjid itu punya kemiripan dengan masjid agung Keraton Surakarta.
Baca SelengkapnyaDi balik keindahan bangunan berusia hampir lima abad itu, siapa sangka jika perancangnya berasal dari tiga negara.
Baca SelengkapnyaSaat ini Klenteng Sian Djin Ku Poh telah diresmikan sebagai salah satu destinasi wisata sejarah yang bebas dikunjungi.
Baca SelengkapnyaKompleks ini menunjukkan budaya Hindu dan Islam yang magis
Baca SelengkapnyaLokasi ini juga jadi salah satu tempat wisata religi yang ada di Kota Tangerang.
Baca SelengkapnyaJejak masa lalu Gunung Pulosari menyimpan sejumlah misteri, mulai dari pusat pendidikan sampai pusat berdirinya kerajaan tertua di nusantara.
Baca SelengkapnyaVihara ini jadi salah satu bangunan cagar budaya di Kota Bandung.
Baca SelengkapnyaSaat ini masjid tersebut hanya tersisa ruang mahrab, pondasi, dan menara yang sudah tidak utuh.
Baca SelengkapnyaBikin terasa lebih dekat dengan Tuhan dan alam semesta
Baca SelengkapnyaSisi modern Banten terbentuk dari kota kuno Banten Girang
Baca SelengkapnyaSaking kentalnya nuansa Hindu di sini, lokasi pura kerap disebut sebagai Bali-nya Cirebon.
Baca Selengkapnya