Langkah Menyadarkan Terhadap Phobia PKI
Merdeka.com - Sejarah kelam bangsa Indonesia tidak lepas dari peristiwa pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di tahun 1948. Tidak hanya di Madiun, tragedi tersebut juga menjalar ke Kabupaten Magetan. Kemudian berlanjut dengan peristiwa G30S di tahun 1965. meski sudah lama berlalu, nyatanya kejadian tersebut masih membekas dan membuat traumatik hingga saat ini.
Choirul Anam atau akrab disapa Gus Aan, menilai adanya fenomena masyarakat saat ini mewaspadai bangkitnya komunis lantaran sikap phobia karena peristiwa kelam yang pernah terjadi.
Gus Aan adalah salah satu pengasuh Ponpes Cokro Kertopati Takeran Magetan yang juga menantu KH Zuhdi Tafsir. Gus Aan keturunan dari kiai Ponpes Tegalrejo Magetan, yang merupakan cikal bakal Ponpes Takeran Magetan.
-
Kapan G30S/PKI terjadi? 'Jumlah pasukan yang ikut gerakan ini sangat kecil. Kodam Jaya punya 60.000 prajurit, 20 kali lebih banyak dari pasukan yang ikut G30S.
-
Siapa yang memimpin PKI saat peristiwa G30S PKI? Di mana peristiwa ini dilancarkan oleh PKI yang saat itu dipimpin Dipa Nusantara (DN) Aidit dan Pasukan Cakrabirawa di bawah kendali Letnan Kolonel Untung Syamsuri.
-
Kapan peristiwa G30S PKI terjadi? Sesuai Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 28 Tahun 1975, G30S PKI adalah peristiwa pengkhianatan atau pemberontakan yang dilancarkan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) dan atau pengikut-pengikutnya terhadap Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 30 September 1965, termasuk gerakan atau kegiatan persiapan serta gerakan kegiatan lanjutannya.
-
Kapan pembantaian PKI terjadi? Saat peristiwa pembantaian para anggota PKI yang terjadi pada kurun waktu tahun 1965-1967, Pak Darmadi masih duduk di kelas 4 SD.
-
Bagaimana pasukan G30S/PKI dikalahkan di Jawa Tengah? Gerakan Tank dan Panser TNI AD ini Meruntuhkan Moril Pasukan Yang Dipengaruhi Kolonel Sahirman Banyak pasukan yang awalnya mendukung Dewan Revolusi memilih meninggalkan pos mereka tanpa perlawanan. Begitu juga pasukan yang disiapkan untuk menjaga Makodam Diponegoro. Mereka mundur tanpa perlawanan sama sekali.
-
Siapa yang terlibat dalam G30S/PKI? Baru saja terjadi G30S/PKI. Harga barang dan BBM naik terus. Perekonomian sangat sulit.
"Kita memiliki rumah besar namannya NKRI pasca peristiwa 1948 peristiwa 1965. Semua orang mewaspadai bangkitnya komunis. Karena kita phobia atau latah dengan komunis. Karena phobia, maka orang menjadikan Pancasila sebagai ideologi. Mulai kapan pancasila menjadi ideologi? itu pandangan saya sebagai anak bangsa. Dan sejak peristiwa itu kita hingga saat ini hanya menjadi garda terdepan untuk melawan bangkitnya komunis," kata Gus Aan kepada merdeka.com.
Ditambahkan, selain PKI bangsa Indonesia juga pernah kecolongan peristiwa DI/TII. "Jadi kita ndak pernah tahu siapa sebenarnya yang akan merongrong NKRI ini. Kita persilakan masuk, mereka yang kita anggap teman, ternyata lawan. Yang kita kita bombardir tidak bisa masuk, ternyata malah membela NKRI," bebernya.
Kondisi seperti ini menurutnya membuat beberapa orang menjadi apatis. Gus Aan bercerita, setiap tahun didatangi orang untuk membuat buku.
"Bikin makalah ya ujung-ujungnya cari uang. Karena momentum 1948 dan 1965 kan traumatik yang berkepanjangan. Dan beliaunya Gus Dur ingin menyudahi itu, cuman kiai-kiai sepuh kita punya trauma yang luar biasa. Kembali lagi karena kita latah, phobia terlalu berlebih, fokus ke PKI, mereka tidak lagi fokus kepada HTI, atau paham-paham yang lain yang sebenarnya pengen mengganti pancasila," terang Gus Aan.
Bahkan menurutnya, ada di antara masyarakat yang tidak bisa membedakan komunis saat ini. Bahkan orang-orang yang dicurigai sebagai komunis justru malah berteriak-teriak tentang Pancasila.
"Orang-orang yang kita khawatirkan merongrong NKRI justru saat ini berteriak tentang Pancasila hari ini. Sedangkan orang-orang yang sok islami, sok nasionalis malah ingin menjungkalkan NKRI ini. Dan saat ini kita semakin ambigu membedakan itu. Jalan satu-satunya saya selalu bicara tinggalannya Diponegoro masih ada yakni Sawo, ya sudah Sawu sufufakum (rapatkan barisan). Rapatnya barisan di mana? ya di pesantren," tandasnya.
Gus Aan mencontohkan anak-anaknya tokoh PKI dan Pahlawan Revolusi saat ini bersatu membentuk yayasan.
"Mereka yang di atas saja bisa rekonsiliasi, sementara kita yang di bawah phobia atau traumatiknya masih tinggi. Enggak akan mungkin selama TAP MPRS ini enggak dicabut, tidak akan mungkin PKI secara partai dan palu arit secara logo akan bangkit di Indonesia. Kecuali ideologinya, siapa yang bisa melarang orang berideologi, wong orang bermimpi saja ideologi kok. Persoalannya sekarang ketika PKI tidak direkonsiliasi atas nama negara maka akan seperti ini terus," ungkapnya.
Gus Aan mencontohkan, ketika ada orang nyalon bupati atau presiden, kemudian muncul kampanye hitam yang menyebutkan calon A atau B anaknya PKI. "Jika seperti itu terus maka kita tidak akan pernah dewasa. Afrika saja Apartheid sudah hilang, kita masih belum bisa hilang dengan politik ini. Jokowi berapa tahun dia di-bully bahwa dia keturunan PKI. Pakde Karwo juga baru selesai, semua lawan-lawan politik akan membenturkan itu," tambahnya.
Langkah penyadaran phobia terhadap PKI saat ini sedang dilakukan Gus Aan sebagai penerus Ponpes Takeran. Salah satunya harus berpandangan secara universal dan tidak parsial.
"Saya tegaskan kepada para santri, kalau saat ini fokus hanya kepada PKI, jangan salah jika Freeport akan habis ditambang, demikian juga di Bojonegoro, Tuban habis loh minyaknya. Sekarang yang lagi viral yang diungkapkan Krisdayanti, gaji DPR kayak gitu. Sekarang pertanyaannya yang mau membunuh negara ini PKI atau orang-orang dalam sendiri," terang Gus Aan.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Simak foto langka suasana di Jakarta usai tragedi G30S. Banyak tank berkeliaran memburu anggota PKI.
Baca SelengkapnyaTNI versus Tokoh PKI Kebal Peluru, apa yang dilakukan untuk melawan PKI?
Baca SelengkapnyaIni menjadi tempat pembantaian yang membuat bupati Blora pertama sebagai korban.
Baca SelengkapnyaPerlawanan yang dilakukan kaum PKI terhadap pemerintah Hindia Belanda ini pecah di Minangkabau atau tepatnya di daerah Silungkang dekat tambang Sawahlunto.
Baca SelengkapnyaPeringatan 1 Oktober Hari Kesaktian Pancasila dimaksudkan untuk mengenang kembali sejarah dalam mempertahankan ideologi bangsa.
Baca SelengkapnyaTercatat dalam peristiwa itu, sebanyak kurang lebih 65 orang terbunuh.
Baca SelengkapnyaPotret lawas mendiang Jenderal Besar AH Nasution saat masih berseragam militer bersama istrinya.
Baca SelengkapnyaMuseum Pancasila Sakti menjadi saksi bisu dari G30S/PKI.
Baca SelengkapnyaRevolusi Sosial Sumatra Timur kisah kelam pembantaian kesultanan Melayu.
Baca SelengkapnyaTangis kesedihan pecah saat pemakaman Kapten Pierre Tendean korban peristiwa G30S PKI.
Baca SelengkapnyaD.N.Aidit merupakan salah satu tokoh komunisme di Indonesia. Tak banyak orang yang tahu perihal kehidupannya.
Baca SelengkapnyaHampir seluruh penduduk desa memilih PKI dalam Pemilu 1955. Padahal tak pernah ada kampanye di desa terpencil itu.
Baca Selengkapnya