Lipstik Noni Belanda dalam Sampul Surat, Sukses Kelabui Belanda
Merdeka.com - Setahun setelah proklamasi kemerdekaan, tahun 1946. Usaha perluasan kabar kemerdekaan diupayakan pemerintah Indonesia untuk warga Indonesia di luar negeri.
Salah satunya yang berperan besar adalah organisasi CENKIM (Central Komite Indonesia Merdeka) yang bermarkas di Australia. Saat Belanda memblokir dan menyensor semua alur komunikasi Indonesia ke luar negeri, CENKIM menjadi penyambung lidah. Tugas mereka menjalankan Komunikasi Submarine. Dengan kata lain, komunikasi rahasia dijalani untuk mengelabui Belanda.
Taktik komunikasi yang dijalankan CENKIM salah satunya dengan menjadikan anggota CENKIM yang berada di Indonesia sebagai alat untuk mengirim dan menerima surat. Namanya R.Soetojo, seorang anggota Angkatan Laut Belanda yang kembali bertugas di Jakarta. Dia dipilih sebagai pengirim sekalgus penerima.
-
Siapa yang diduga menghuni rumah Belanda? Menurut warga sekitar, rumah tersebut posisinya menghadap ke arah Situ Patenggang. Dulunya rumah ini ditinggali oleh keluarga Lugten.
-
Siapa yang menemukan permukiman tersebut? Arkeolog dari Badan Kepurbakalaan Israel (IAA) menemukan permukiman berusia 5.000 tahun saat melakukan penggalian untuk pembangunan zona industri di dekat Beit Shemesh, Palestina yang diduduki.
-
Siapa yang tertangkap di Kenjeran? Residivis yang ditangkap itu antara lain berinisial ADH, warga Sidoarjo, yang tertangkap di wilayah Kenjeran, Surabaya.
-
Dimana lokasi makam Belanda? Kompleks permakaman Belanda di Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur nasibnya miris.
-
Siapa yang mungkin pernah tinggal di rumah peristirahatan tersebut? Bangunan ini diduga pernah digunakan untuk menampung sementara pasukan Mesir kuno dan juga firaun, selama kekuasaaan Thutmose III atau dari tahun 1479 sampai 1425 SM.
-
Apa yang ditemukan di permukiman tersebut? Karena ukuran struktur dan elemen arsitekturnya, para arkeolog berpendapat struktur tersebut mungkin merupakan bangunan umum atau kuil, salah satu contoh tertua yang ditemukan hingga saat ini di Dataran Rendah Yudea.
Uji coba dilakukan beberapa kali untuk menjamin kerahasiaan komunikasi. Ketika dirasakan berhasil, CENKIM dari Brisbane dan Perth, Australia berhubungan dengan Pemerintah Indonesia di Jakarta, melalui Soetojo.
"Caranya, Soetojo sebagai penerima atau pengirim semua surat dari Indonesia, dibuat seolah-olah sedang menjalin asmara dengan wanita-wanita Australia," tulis Mohammad Bondan dalam buku Memoar Seorang Eks-Digulis.
Lipstik di Sampul Surat
CENKIM mencari beberapa kenalan wanita yang tinggal di sekitar kamp Belanda di Brisbane. Sosok itu dijadikan penerima dan pengirim surat dari CENKIM Brisbane ke Jakarta.
"Munculah nama-nama seperti Nona Edith Jones, atau nona Marry Smith. Untuk menambah keyakinan bahwa benar surat yang dikirim adalah surat cinta, pada amplop yang dikirim dari Brisbane diberi ciuman lipstik dan tulisan SWALK (sealed with a love kiss) atau (ditutup dengan ciuman mesra)," ujar Mohammad Bondan.
Cara CENKIM ini berjalan lancar. Pemerintah Indonesia melalui Menteri Luar Negeri Syahrir meminta CENKIM menjadi penghubung antara surat-surat dari Singapura.
"Taktik serupa yang ditugaskan pada Soetojo juga dilakukan juga oleh tokoh-tokoh lain di Jakarta. Mereka bertugas menghubungkan surat-surat yang dikirimkan oleh CENKIM. Surat-surat yang dikirimkan adalah surat dari komite yang ada di London, Kairo, India, Amerika, dan lainnya, lewat CENKIM," kata Mohammad Bondan selaku sekretaris CENKIM padasaat itu.
Isi Surat
Surat-surat yang dikirimkan secara rahasia oleh CENKIM merupakan surat-surat mengenai kabar kemerdekaan Indonesia yang harus disebarluaskan kepada negara-negara lain agar semakin banyak yang mengakui kemerdekaan Indonesia.
Meskipun jasa yang dilakukan orang-orang di dalam CENKIM sangat besar bagi Kemerdekaan Indonesia. Sayangnya, jasa mereka dilupakan begitu saja karena banyak orang yang tidak mengetahui perjuangan mereka.
Upaya mereka yang begitu besar kalah dengan tokoh-tokoh kemerdekaan lainnya. Sangat jarang cerita yang menceritakan tentang perjuangan mereka.
Reporter Magang: Ita Rosyanti (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah rumah di Kramat, Jakarta, dulunya menjadi tempat kamp tahanan orang-orang Belanda selama pendudukan Jepang
Baca SelengkapnyaMasa kolonialisme tak lepas dari praktik perbudakan terhadap kaum pribumi bahkan warga asing yang menetap di Nusantara.
Baca SelengkapnyaPotret lawas Ibu Hartini Istri Presiden Soekarno dengan Istri Menlu Belanda mencuri perhatian.
Baca SelengkapnyaSalah satu bangunan pernah digunakan sebagai tempat penyekapan oleh tentara Belanda.
Baca SelengkapnyaPelabuhan Cilacap menjadi pintu satu-satunya untuk kabur dari Pulau Jawa.
Baca SelengkapnyaAda beberapa momen unik aktivitas tentara Belanda saat di Indonesia.
Baca SelengkapnyaWanita ini memimpin 30 perempuan dalam pertempuran melawan Belanda.
Baca SelengkapnyaSaat wabah kelaparan itu, pasangan penginjil itu memberikan bantuan berupa barak penampungan, makanan, dan pengobatan secara sukarela.
Baca Selengkapnya