Mayor TNI Temukan Harta Karun Tentara Jepang di Bogor, Isinya Emas Permata
Merdeka.com - Semasa pendudukan Jepang, kekayaan alam Indonesia diperas habis. Tentara Dai Nippon juga mengambil emas, permata dan perhiasan milik rakyat Indonesia. Beberapa tertinggal di Indonesia, dan tak sempat dikirimkan ke Tokyo.
Harta karun tentara Jepang itu bukan isapan jempol. Pasukan TNI pernah menemukannya di daerah Bogor, Jawa Barat.
Kepala Staf Resimen Divisi II Tentara Republik Indonesia (TRI), Mayor Alex Evert Kawilarang menceritakan penemuan harta itu dalam biografinya yang ditulis Ramadhan KH dan diterbitkan Sinar Harapan.
-
Apa itu artefak kuno yang ditemukan di Jepang? Pada tahun 1990 hingga 2000 batu-batu pipih dengan sudut runcing ditemukan di Kastil Iwatsuki dan markas administrasi Owada jin’ya di Saitama, Jepang. Artefak kuno ini ditemukan di reruntuhan bangunan yang memiliki keterkaitan dengan Pengepungan Odawara pada tahun 1590 yang dijalankan oleh panglima perang Toyotomi Hideyoshi sebagai prototipe senjata ninja.
-
Dimana harta karun tersebut ditemukan? Pada Januari 2019, tujuh petugas detektor logam menemukan tumpukan 2.584 koin perak di sebuah ladang di Chew Valley, Inggris selatan.
-
Dimana senjata itu ditemukan? Di lokasi pencarian Schoningen, Lower Saxony, arkeolog menemukan lebih dari 10.000 tulang kuda liar dan tujuh tombak kayu, serpihan tombak lain, dan dua tongkat lempar.
-
Dimana artefak itu ditemukan? Artefak ini ditemukan saat mereka sedang melakukan survei di luar Ringsted, sebuah kota di pulau Selandia.
Sekitar tahun 1946, pasukan TRI (kini TNI) anak buah Kawilarang melakukan penggalian di bekas markas Jepang di sekitar Cigombong, Bogor.
Mereka mencari senjata yang biasanya disembunyikan tentara Jepang dengan cara dikubur dalam tanah. Jepang memang belum lama meninggalkan kamp di Cigombong itu.
Para prajurit menggali dengan waspada karena selain mengubur senjata, Jepang juga menanam ranjau.
Di sebuah gundukan tanah, cangkul para tentara itu mengenai benda keras. Mereka ketakutan karena disangka mengenai bom.
Bukan Bom, Tapi Guci Harta Karun
Setelah beberapa saat tak meledak, barulah mereka berani menggali lagi. Tapi bukannya senjata, para prajurit TNI itu malah menemukan sebuah guci besar.
Isi guci itu ternyata kaos kaki. Setelah dibuka, mereka sangat terkejut. 12 kaos kaki itu penuh emas dan permata.
"Isinya emas dan permata yang sudah dicongkel. Bagus, berkilauan," kata Kawilarang.
Walau bisa kaya tujuh turunan, para tentara itu tak mau mengambilnya. Mereka segera lapor dan menyerahkan harta itu pada Kawilarang.
Kawilarang perwira jujur, dia tak mau makan emas permata peninggalan Jepang. Perwira menengah TNI itu berniat menyerahkan harta temuan pasukannya pada pemerintah Indonesia yang masih serba kekurangan.
Laskar Minta Jatah
Tapi keesokan harinya datang orang-orang mengaku laskar. Mereka minta guci itu pada Kawilarang. Katanya untuk berjuang.
Kawilarang tahu maksud orang-orang itu.
"Benar bapak-bapak mau berjuang?" tanya Kawilarang.
Mereka mengangguk. Kawilarang pergi ke gudang. Dia mengambil dua peti granat.
"Ini untuk berjuang," kata Mayor Kawilarang.
Orang-orang itu pun terpaksa pergi membawa dua peti granat.
Mereka tak menyerah. Keesokan harinya lagi-lagi mereka minta guci untuk modal perjuangan.
Lagi-lagi Kawilarang memberi peti berisi granat. "Ini untuk berjuang," katanya.
Sejak itu mereka tak pernah datang lagi.
Nasib Harta Tak Jelas
Kawilarang kemudian mengutus Letnan Muda Gojali yang terkenal jujur untuk mengawal harta itu. Gojali diperintahkan untuk menyerahkan harta karun itu ke Kementerian Dalam Negeri di Purwokerto.
Gojali melaksanakan tugasnya dengan baik. Dia menyerahkan harta karun pada Sumarman yang kala itu menjabat Sekretaris Mendagri.
Tak jelas bagaimana Kementerian Dalam Negeri kemudian menggunakan harta tersebut. Surat timbang itu katanya habis terbakar saat agresi militer.
Berapa nilai harta karun tersebut, sebuah majalah pernah mencoba menghitung berdasar bukti-bukti otentik yang ditemukan. Isinya tak kurang dari tujuh kilogram emas dan empat kilogram permata.
Nilainya kala itu saja diperkirakan Rp 6 miliar. Jumlah yang luar biasa besar saat itu.
Belakangan banyak orang mengklaim ikut berjasa menemukan harta tersebut. Mereka menuntut pemerintah memberi ganti rugi atas harta yang hilang tersebut.
Tapi tak pernah ada penjelasan bagaimana pengelolaan harta karun Jepang itu. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cerita penemuan harta karun bermula ketika keenam buruh sedang menggali tanah sawah untuk dijual sebagai tanah urug.
Baca SelengkapnyaHarta karun tersebut ditemukan dekat kuburan kuno yang keberadaannya dikuak gelombang tsunami dahsyat yang melantak Aceh pada 2004.
Baca SelengkapnyaKoin itu bergambar Gunung Fuji di salah satu sisinya.
Baca SelengkapnyaMenariknya, pusaka serta bangunan itu ditemukannya di dalam sebuah hutan. Sebelumnya pria ini mengaku bahwa mendapatkan isyarat lewat sebuah mimpi.
Baca SelengkapnyaAda banyak temuan arkeologi yang tersebar di seluruh dunia. Tak jarang, temuan itu mengungkap rahasia peradaban manusia di masa lalu.
Baca SelengkapnyaArkeolog di BUlgaria menemukan lokasi makam prajurit romawi berisi artefak berharga dan unik.
Baca SelengkapnyaBagaimana cerita ada pasukan elite Jerman di Bogor? Lalu siapa saja yang dimakamkan di Makam Jerman di Megamendung.
Baca SelengkapnyaDikira Koin Usang, Pria di Norwegia Temukan Harta Karun Emas Kuno Abad ke-6
Baca SelengkapnyaTak hanya sebagai pemakaman umum, di makam Bergota Semarang terdapat beberapa makam tokoh pribumi penting pada masanya.
Baca SelengkapnyaArtefak-artefak ini ternyata dijual oleh sindikat perdagangan barang antik internasional.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Jawa mempercayai bahwa tongkat ini memiliki karomah yang kuat. Barang siapa yang memegangnya, diyakini bisa menjadi seorang pemimpin.
Baca SelengkapnyaBanyak sekali cerita yang dikenang di rumah yang pernah ditinggali saat dirinya menjabat sebagai Danton Yonif 412/Bharata Eka Sakti itu.
Baca Selengkapnya