Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mohamad Ali, Mantan Tukang Cendol Difabel Penakluk Tentara Gurkha

Mohamad Ali, Mantan Tukang Cendol Difabel Penakluk Tentara Gurkha Tentara Gurkha dari British Indian Army. Imperial War Museum©2022 Merdeka.com

Merdeka.com - Mohamad Ali dikenal sebagai pejuang tangguh yang sangat ditakuti militer Belanda di Cianjur. Berbagai cara dilakukan untuk menghabisinya hingga akhirnya dia tertangkap dan ditembak mati.

Oleh: Hendi Jo

Jembatan itu terpuruk dimakan zaman. Selain sisinya yang sudah tak bertangan lagi, badan jalannya pun banyak berlubang dan ditumbuhi rerumputan liar. Sementara itu jauh di bawahnya, Sungai Cisokan menganga lebar dengan aliran airnya yang berwarna kecokelatan.

Orang lain juga bertanya?

Di situlah, puluhan tahun lalu banyak para pejuang republik yang menemui ajalnya di tangan para serdadu Belanda.

"Salah satunya adalah Mohamad Ali, salah seorang komandan laskar Barisan Banteng Republik Indonesia (BBRI) di Cianjur," ungkap Raden Makmur, kelahiran 1931.

BBRI adalah organ perjuangan nasional yang didirikan oleh Dokter Muwardi di Jakarta pada 1946 dan berpindah ke Surakarta usai Jakarta diduduki Belanda. Organ kaum nasionalis yang awalnya menginduk kepada Partai Nasional Indonesia (PNI) itu, lantas membentuk banyak cabang termasuk di Cianjur.

Awalnya tukang Cendol

Karena kharisma-nya, Mohamad Ali lantas diangkat sebagai pimpinan BBRI Cianjur. Pemuda kelahiran Kampung Sukasari (Ciranjang) sebelum perang itu seorang pedagang es cendol.

Banyak sesepuh Cianjur mengenang Ali sebagai lelaki bertubuh kecil dan berjalan pincang karena penyakit polio sejak kecil. Namun jangan ragukan keberanian Ali.

"Dia itu diibaratkan sebagai bantengnya kaum republik di Cianjur saat itu," kenang Raden Makmur yang juga eks anggota BBRI Cianjur.

Menurut Makmur, komandannya tersebut memang memiliki watak seorang pemimpin yang istimewa karena sangat berwibawa. Ali dikenal kerap menjalankan terlebih dahulu apa yang dia perintahkan. Misalnya saat dalam pertempuran: dia bilang maju, maka dia akan maju duluan ke depan.

Pada awal 1946, ketika Ali menduduki posisi sebagai Komandan Kompi II Batalyon ke-3 Resimen ke-3 Divisi III BBRI, dia kerap memimpin anak buahnya mencegat konvoi-konvoi tentara Sekutu (Inggris) di sepanjang Jalan Raya Bandung.

Menghancurkan Pasukan Gurkha

Salah satu prestasi Kompi II adalah ketika berhasil menghancurkan satu unit pasukan Inggris dari Gurkha Rifles di Ciranjang.

"Dalam pertempuran itu, kami berhasil menawan lima tentara Gurkha," kenang Raden Makmur.

Usai Inggris hengkang, pada 1947 BBRI dilebur ke dalam TNI. Ali sendiri kemudian dipindahkan ke pasukan Divisi Siliwangi yang berpangkalan di Sukanagara. Dia tetap memimpin pasukannya melawan tentara Belanda di wilayah pegunungan selatan Cianjur.

"Dia diberi pangkat sebagai letnan muda,” tulis sebuah dokumen berjudul Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Rakyat di Ciranjang yang disusun oleh Nasilan dan kawan-kawan.

Tertangkap Belanda dan Dieksekusi Mati

Pasca agresi militer Belanda ke-1, pada akhir 1947, Ali mendapat tugas untuk mengunjungi simpul-simpul Siliwangi di Bandung yang sempat tercerai-berai. Saat di kota pendudukan Belanda itulah, gerak-geriknya tercium oleh agen intelijen Belanda bernama Salim.

"Dia berhasil diciduk di Kampung Sayati, dekat Cigereleng, Bandung," ungkap Nasilan.

Mohamad Ali kemudian dibawa ke Selakopi, Cianjur. Di markas NEFIS (Badan Pelayanan Intelijen Belanda) itu dia mendapat perlakuan kasar. Dia dipukuli dan disetrum oleh tiga interogator NEFIS Cianjur yang dikenal kejam yakni Barjah, Ali dan Djadjuli.

Suatu malam pada Februari 1948, Ali tiba-tiba dibawa dari tahanan dan diangkut dengan sebuah truk militer yang kemudian bergerak ke arah timur. Begitu sampai di Jembatan Cisokan, mobil pun behenti. Tanpa banyak cakap, dia diseret oleh dua serdadu Belanda dan langsung dieksekusi dengan beberapa tembakan.

"Mayatnya dibuang ke Kali Cisokan dan tak pernah ditemukan hingga kini," ujar Nasilan.

Kematian Ali diketahui oleh seorang pejuang bernama Tatang Iskandar beberapa minggu kemudian. Begitu mendapat informasi itu, dia lantas memberitahu Nyi Canah, istri Ali sekaligus keponakan Tatang sendiri. 

Nyi Canah menerima kabar itu dengan tegar. Dia hanya bisa mengeluarkan air mata sambil mengelus rambut Ciah dan Engkus (dua anaknya dari Ali) dengan penuh kasih sayang.

"Ya begitulah resiko yang harus diterima seorang istri pejuang," ujar Raden Makmur.

Untuk mengenang kepahlawanan Mohamad Ali, pemerintah Kabupaten Cianjur pada 1960an, lantas menabalkan namanya untuk dua ruas jalan. Satu di pusat kota, satu lagi di Kecamatan Ciranjang yang merupakan kampung halaman Mohamad Ali. (mdk/ian)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kembalinya Tawa Sukarno, Dulu Minder Kaki Diamputasi Kini Bangkit Sabet Medali
Kembalinya Tawa Sukarno, Dulu Minder Kaki Diamputasi Kini Bangkit Sabet Medali

Di tengah keterbatasan, sosok Sukarno begitu menginspirasi di Pekan Paralimpiade Nasional (PEPARNAS) XVII Solo 2024.

Baca Selengkapnya
Perjuangan Aiptu Abdul Rosyid Polisi Disabilitas, Gigih Latihan Meski Pakai Tongkat 'Pejuang Perwira'
Perjuangan Aiptu Abdul Rosyid Polisi Disabilitas, Gigih Latihan Meski Pakai Tongkat 'Pejuang Perwira'

Potret perjuangan seorang polisi disabilitas saat akan ikuti ujian perwira.

Baca Selengkapnya
‘Saya Kecilnya Makan Ubi dan Jagung, Ternyata jadi Jenderal TNI juga'
‘Saya Kecilnya Makan Ubi dan Jagung, Ternyata jadi Jenderal TNI juga'

Potret sosok yang kecilnya makan ubi dan jagung namun bisa menjadi seorang Jenderal TNI.

Baca Selengkapnya
Tak Mampu Beli Beras Sampai Kelaparan, Bocah Ini Dulu Susah Kini Jadi Kepala Staf Kepresidenan
Tak Mampu Beli Beras Sampai Kelaparan, Bocah Ini Dulu Susah Kini Jadi Kepala Staf Kepresidenan

Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko menceritakan cerita masa kecilnya yang tak mampu beli beras hingga harus ke sawah setiap pagi.

Baca Selengkapnya
Kisah Prajurit TNI saat Sekolah Suka Duduk di Belakang dan Sering Bolos, Kini Sukses dan Jadi Pasukan Perdamaian PBB
Kisah Prajurit TNI saat Sekolah Suka Duduk di Belakang dan Sering Bolos, Kini Sukses dan Jadi Pasukan Perdamaian PBB

Sebuah video memperlihatkan seorang prajurit TNI yang kini sukses padahal dulu adalah anak sekolah yang sering bolos.

Baca Selengkapnya
Bercita-cita Jadi TNI Sejak Kecil, Ini Potret Lawas Joni Pemanjat Tiang Bendera Sejak SD hingga Kini
Bercita-cita Jadi TNI Sejak Kecil, Ini Potret Lawas Joni Pemanjat Tiang Bendera Sejak SD hingga Kini

Anak bungsu dari 9 bersaudara ini bercita-cita jadi TNI sejak kelas 3 SD.

Baca Selengkapnya
Joni Si Pemanjat Tiang Bendera Kembali Diundang ke Korem Wirasakti, Ini Ungkapan Bahagia Keluarga
Joni Si Pemanjat Tiang Bendera Kembali Diundang ke Korem Wirasakti, Ini Ungkapan Bahagia Keluarga

Keluarga merasa bahagia karena Joni akan menjalani sejumlah terapi agar bisa lulus dalam seleksi calon anggota TNI AD.

Baca Selengkapnya
Ayahnya Berpangkat Kopral, Kolonel TNI ini Ceritakan Perjuangan Lolos Akmil Tepis yang Berhasil Cuma Anak Jenderal
Ayahnya Berpangkat Kopral, Kolonel TNI ini Ceritakan Perjuangan Lolos Akmil Tepis yang Berhasil Cuma Anak Jenderal

Simak kisah seorang kolonel TNI yang berhasil jadi perwira meski sang ayah hanya berpangkat kopral.

Baca Selengkapnya
Pemuda Asal Ambon 10 Kali Tes Akhirnya Jadi Tamtama, Kolonel TNI Sampai Kaget 'Kamu Enggak Ada Kerjaan Lain? Enggak Bosan?'
Pemuda Asal Ambon 10 Kali Tes Akhirnya Jadi Tamtama, Kolonel TNI Sampai Kaget 'Kamu Enggak Ada Kerjaan Lain? Enggak Bosan?'

Tak kenal menyerah, sosok anggota TNI ini mengaku sempat gagal 10 kali sebelum akhirnya menjadi abdi negara.

Baca Selengkapnya
Kabar Baik, Joni Kala Pemanjat Tiang Bendera Diperbolehkan Ikuti Seleksi Prajurit TNI AD
Kabar Baik, Joni Kala Pemanjat Tiang Bendera Diperbolehkan Ikuti Seleksi Prajurit TNI AD

Seleksi prajurit digelar di bawah seleksi Kodam IX/Udayana.

Baca Selengkapnya
Jual Ikan Cupang Sering Diremehkan, Berkat Kerja Keras Pria Ini Jadi Anggota Polri dan Kawal RI 42
Jual Ikan Cupang Sering Diremehkan, Berkat Kerja Keras Pria Ini Jadi Anggota Polri dan Kawal RI 42

Sering mendapat cemoohan, penjual ikan cupang ini akhirnya berhasil menjadi anggota polisi.

Baca Selengkapnya
Kopral Bagyo Ingatkan Prajurit TNI AD Hindari Gaya Hidup Mewah 'Lebih Baik Pamer Kumis Kaku'
Kopral Bagyo Ingatkan Prajurit TNI AD Hindari Gaya Hidup Mewah 'Lebih Baik Pamer Kumis Kaku'

Unggahan terbaru Kopral Bagyo sampaikan nasihat untuk para prajurit muda TNI.

Baca Selengkapnya