Asal Mula Peyeum Bandung, Oleh-Oleh Khas Jabar yang Ikonik
Merdeka.com - Siapa yang tak mengenal peyeum, kudapan tradisional khas Bandung, Jawa Barat. Makanan berbahan dasar ketela atau umbi singkong ini dibuat melalui proses peragian sehingga menghasilkan rasa dan aroma yang unik dan khas.
Namun, tahukah Anda bagaimana awal mula singkong sebagai panganan pokok pada saat itu yang diubah menjadi peyeum atau tape singkong? Rupanya, hal tersebut bermula saat krisis pangan di masa penjajahan Belanda sekitar tahun 1.800-an silam.
Bermula Saat Krisis Pangan Era Perang
-
Apa kuliner yang terkenal di Bandung zaman Belanda? 'Pasar Baru yang terletak di pusat kota, tidak jauh dari Stasion, di zaman baheula (dulu), jadi pangkalan ‘manusia kalong’ yang suka begadang malam. Segala jenis makanan mentah dan matang, ada di situ,' Pasar Baru saat itu rapi dan bersih.
-
Kapan makanan khas Bandung mulai populer? Tidak heran apabila makanan khas Bandung sangat menggiurkan.
-
Apa kuliner khas Bandung? Kuliner khas Bandung ini adalah nasi panas yang dibungkus dengan daun pisang, lalu ditambah bermacam lauk-pauk dan sambal sebagai pelengkap.
-
Kenapa makanan khas Bandung banyak peminatnya? Beragam makanan khas Bandung ini umumnya mengedepankan cita rasa bumbu rempah-rempah tradisional khas Nusantara.
-
Dimana kuliner Bandung di masa Belanda banyak dijumpai? Daerah sekitar Alun-Alun dan Stasiun Bandung hidup 24 jam, lengkap dengan aneka kulinernya.
-
Makanan khas apa yang terkenal di Jawa Barat? Jawa Barat terkenal dengan makanan-makanannya yang memiliki cita rasa pedas gurih.
indonesiakaya.com ©2020 Merdeka.com
Di masa lalu ketika terjadi perang oleh tentara Belanda, masyarakat Jawa Barat tidak bisa makan termasuk mendapatkan beras karena para penjajah menyita seluruh padi yang dimiliki oleh masyarakat. Sehingga masyarakat hanya mengandalkan tumbuhan umbi-umbian termasuk singkong sebagai bahan konsumsi utama pengganti nasi.
Mencoba Mengawetkan Singkong
indonesiakaya.com ©2020 Merdeka.com
Dikutip dari kebudayan.kemdikbud.go.id, awal mula proses pengawetan singkong berasal dari inisiatif masyarakat di Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung.
Di masa penjajahan saat itu masyarakat Cimenyan mulai memperhatikan ketahanan pangan di masa perang dengan memanfaatkan komoditas singkong di wilayahnya dengan cara mengawetkannya melalui proses peragian agar tidak busuk.
Cara membuatnya pun terbilang mudah, awal mula singkong utuh dikupas kulitnya lalu dipotong kedua ujungnya. Setelah itu, dicuci dan direbus dua kali dengan masing masing durasi 1,5 jam dan 1 jam setelah itu ditiriskan dan diberi ragi secukupnya dan kembali didiamkan selama 2 sampai 3 hari, semakin banyak ragi semakin menimbulkan rasa yang masam.
Bangkit Setelah Masa Penjajahan
indonesiakaya.com ©2020 Merdeka.com
Pada 1950-an, Desa Cimenyan mulai berbenah diri dengan mengandalkan penjualan dari camilan yang diawetkan tersebut. Biasanya peyeum mulai banyak dijumpai ketika memasuki wilayah Sumedang sebelum memasuki kawasan Kota Bandung dengan para pembuat yang mencapai 200-an orang pada saat itu.
Semenjak kejadian tersebut, banyak masyarakat di Kabupaten dan Kota Bandung serta wilayah Jawa Barat lain yang menyukai cita rasa manis dan sedikit masam dari camilan yang biasa dijual dengan cara di gantung tersebut.
Dijadikan Buah Tangan Khas
Dilansir dari Ayobandung, biasanya masyarakat banyak mencari peyeum khas Bandung tersebut sebagai oleh-oleh saat masa libur panjang khususnya Lebaran dan Tahun Baru. Rata-rata menyukai rasanya karena menimbulkan efek hangat saat memakannya akibat dari proses fermentasi serta rasanya yang legit dan manis.
Menurut pedagang asli Desa Cimenyan yang enggan disebutkan namanya itu, jenis singkong yang cocok dijadikan peyeum adalah singkong mentega. Hal ini dikarenakan teksturnya yang lembut dan legit dan berwarna kuning saat sudah menjadi peyeum. Rata rata harga jual perkilonya berkisar mulai Rp 10.000 sampai Rp 20.000 tergantung tingkat kematangan dan bobotnya. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Siomay menduduki posisi pertama dalam top 100 pangsit terenak di dunia dengan rasa yang otentik versi Taste Of Atlas.
Baca SelengkapnyaBorondong Ibun jadi salah satu camilan legendaris yang harus dicicipi saat berkunjung ke Bandung, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaDari mendoan yang renyah hingga sroto Sokaraja yang lezat, berikut adalah 20 hidangan khas Banyumas yang siap memanjakan lidah.
Baca SelengkapnyaRupanya Cibay lahir dari kreativitas orang Sunda di masa-masa sulit hingga berkembang jadi camilan kekinian yang populer.
Baca SelengkapnyaAsal usul nama kocok sendiri berasal dari proses memasaknya, mi direbus di dalam centong lalu dikocok-kocok di air mendidih.
Baca SelengkapnyaKerupuk banjur sudah ada pada tahun 1980-an, dan menjadi jajanan favorit masyarakat pada masanya.
Baca SelengkapnyaDi antara banyak varian kue kering, kastengel cukup menjadi primadona
Baca SelengkapnyaKue ini sudah ada sejak zaman Kerajaan Banten dan jadi jajanan favorit Sultan.
Baca SelengkapnyaPantai selatan Jawa memiliki banyak spot wisata eksotik. Selain itu, sejumlah kulinernya layak dicoba.
Baca SelengkapnyaBakso aci Garut jadi kuliner otentik yang disukai banyak orang.
Baca SelengkapnyaDaun yang digunakan terkadang menambah aroma harum dari papais tersebut, terlebih saat disajikan.
Baca SelengkapnyaSego Penek banyak diburu masyarakat luar Purworejo karena ingin mencicipi makanan unik tersebut.
Baca Selengkapnya