Baritan Jadi Tradisi Rutin Warga Jatitujuh Majalengka, Punya Nilai Tolak Bala
Merdeka.com - Warga di Desa Sumber Kulon, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, memiliki tradisi yang masih dilestarikan bernama Baritan. Menurut warga, upacara ini biasa dilaksanakan rutin saat masa panen maupun acara lokal lainnya.
Dipantau Merdeka, tradisi tersebut dihadiri oleh segenap masyarakat dari sekitar Kecamatan Jatitujuh dan dilaksanakan di area terbuka. Dalam pelaksanaannya, seorang tokoh setempat berperan memimpin jalannya acara.
“Acara Baritan ini kami gelar bersama Muspika, serta seluruh masyarakat di Sumber Kulon,” kata Kepala Desa Sumber Kulon, Ikin Asikin, dikutip dari ANTARA, Kamis (24/11).
-
Apa tradisi unik di Majalengka? Tradisi unik ini hanya bisa ditemui di Majalengka. Undangan menjadi unsur terpenting dalam prosesi hajatan. Biasanya si empunya hajat akan membuat desain yang menarik, agar tamu undangan terkesan.
-
Tradisi apa yang dilakukan warga Desa Sruni? Sementara itu dari Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Boyolali, ada tradisi unik yaitu Lebaran sapi. Puluhan sapi memenuhi jalan kampung dan semua sapi mengenakan kalung ketupat.
-
Apa itu tradisi Barikan di Pati? Tradisi Barikan dilestarikan oleh masyarakat Pati, Jawa Tengah. Tradisi ini meliputi acara kenduri bersama.
-
Apa tradisi leluhur yang masih dijalankan di Lebak Bitung? Warga di Kampung Lebak Bitung di Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, masih menjaga adat dan tradisi para pendahulunya di masa lampau.
-
Apa yang dilakukan dalam tradisi Mauludan di Desa Kemuja? Kegiatan dilakukan dengan berkumpulnya masyarakat di masjid pada malam hari sebelum 12 Rabi’ul Awwal dan membacakan kisah hidup tauladan Nabi Muhammad SAW, memanjatkan salam dan shalawat sepanjang malam.Selanjutnya, akan dilakukan ritual doa bersama yang diakhiri dengan menyantap makanan dengan seluruh masyarakat yang disebut dengan Tradisi Nganggung.
-
Apa tradisi di Kampung Jawa Malaysia? Selain itu, bila ada warga kampung itu yang menikah, mereka juga melaksanakan tradisi rewang.
Bermakna Tolak Bala
Tradisi Baritan yang populer di Kabupaten Indramayu dan Majalengka, Jawa Barat ©2022 YouTube Dharma Ayu/Merdeka.com
Alasan masyarakat tetap menggelar acara Baritan lantaran memiliki nilai baik sebagai penolak bala dari masyarakat. Baritan mirip dengan tradisi Kenduren di Jawa Tengah dan Jawa Timur, dengan unsur utamanya adalah berdoa.
Pimpinan di masyarakat akan membacakan doa dengan khusyuk, dan memohon agar masyarakat setempat dilindungi dari berbagai marabahaya serta bencana alam.
Selain bermakna penolak bala, tradisi Baritan juga kerap digelar masyarakat sebagai selamatan sebelum masa tanam padi agar hasil panennya melimpah dan bermanfaat bagi masyarakat di lingkungan tersebut.
Membawa Tumpeng dan Hasil Bumi
Sementara itu, masyarakat yang hadir juga terlihat membawa sejumlah bahan seperti makanan, tumpeng hingga hasil bumi khas pertanian Sumber Kulon.
Kemudian hasil bumi langsung disimpan berjajar di tengah prosesi doa bersama oleh masyarakat.
Setelah pembacaan doa, masyarakat bisa bersama-sama bersantap sajian yang sudah dibawa oleh masing-masing pihak.
“Ini untuk mencegah bencana alam, serta dalam rangka memulai musim tanam dengan iringan doa dari masyarakat agar diberikan kelancaran,” lanjut dia.
Berasal dari Bahasa Sunda
Mengutip laman media sosial Majalengka Kota Angin, Baritan memiliki arti menjelang magrib. Kata ini diambil dari bahasa Sunda yakni Burit, atau mepet jelang azan petang.
Beberapa daerah di Majalengka serta Indramayu dan Cirebon juga mengenal tradisi ini. Untuk masyarakat pesisir, biasanya Baritan diadakan di tengah laut dan mirip dengan tradisi sedekah laut.
Sesuai namanya, masyarakat akan mengadakan tradisi ini pada sore hari menjelang magrib, yakni sekitar pukul 16.00 sampai 18.00 WIB.
Selain di Jatitujuh, tradisi Baritan juga kerap dilaksanakan di kecamatan lain yakni Kertajati, dan akrab dengan kalangan masyarakat petani.
“Doa bersama ini juga terkait bencana alam (gempa Cianjur),” tandasnya. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ritual adat Kebo-keboan Alas Malang yang digelar masyarakat Desa Alas Malang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, Minggu (30/7), berlangsung meriah.
Baca SelengkapnyaTradisi ini dilakukan sebagai wujud syukur kepada Tuhan YME atas berkah dan karunianya dalam bentuk melimpahnya hasil panen.
Baca SelengkapnyaKeberadaan Telaga Buret membuat sejumlah desa di Tulungagung tak pernah alami kekeringan.
Baca SelengkapnyaUpacara ini sebagai wujud dari ungkapan rasa syukur masyarakat terhadap para leluhur yang dilaksanakan setiap tahun pada hari tertentu.
Baca SelengkapnyaTradisi Wiwitan rutin diadakan setiap tahun oleh para petani di Jogja. Acara itu dirangkai dengan berbagai kegiatan kesenian
Baca SelengkapnyaRatiban merupakan sebuah tradisi yang diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes.
Baca SelengkapnyaTradisi turun-temurun ini juga menjadi ajang silaturahmi bagi warga Batukarut dan Lebakwangi yang berada di luar kota.
Baca SelengkapnyaMelihat tradisi unik kebo-keboan yang ada di Banyuwangi, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaSebuah kegiatan upacara adat yang dilakukan oleh Kerajaan Adat Marusu sebagai simbol bahwa musim tanam di Kabupaten Maros akan segera tiba.
Baca SelengkapnyaBodho Kupat sendiri merupakan tradisi yang rutin diselenggarakan masyarakat Lumajang ketika memasuki hari ketujuh Lebaran Idulfitri.
Baca SelengkapnyaSebuah ritual doa kepada Tuhan sebagai ritual tolak bala yang dilaksanakan setiap bulan Sya'far atau setiap hari Rabu terakhir pada penanggalan Hijriah.
Baca SelengkapnyaPelaksanaan festival pun melibatkan 8 desa yang ada di Kecamatan Pangkalan Jambu.
Baca Selengkapnya