Cerita Warga Bantaran Waduk Cirata, Susah Air dan Pilih Tampung Air Hujan untuk Minum
Merdeka.com - Warga di bantaran Waduk Cirata, Kampung Bongas, Sukaluyu, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat banyak yang menggantungkan hidupnya dari mencari ikan dan pertanian. Mereka menanam sereh dan singkong untuk dijual kembali. Sayangnya kondisi ini tidak diimbangi oleh sistem air bersih yang memadai.
Sejumlah warga di sana diketahui masih memanfaatkan air waduk yang keruh untuk kegiatan mencuci pakaian. Padahal kondisinya tidak layak akibat dipenuhi berbagai jenis sampah. Selain itu, warna airnya pun coklat pekat.
Untuk akses air bersih pun warga harus berjalan cukup jauh demi menjangkau sumur untuk kebutuhan sehari-hari dan mengambilnya dari hujan.
-
Bagaimana Dusun Butuh mendapatkan air? 'Jadi awal mulanya ada kampung dengan2-4 rumah di bawah sini. Mereka mencari sumber air karena letak kampung mereka jauh dari sungai. Lalu ketika sampai sini, mereka menemukan beberapa sumber mata air. Lalu mereka mulai mendirikan perkampungan di tempat ini,' kata Lilik.
-
Bagaimana warga mengatasi kesulitan air di Jawa Tengah? Warga pun terpaksa mencari air di dalam hutan yang jaraknya mencapai satu kilometer dari desa mereka.'Kondisinya sudah berlangsung sebulan ini. Padahal kebutuhan air ini untuk memasak dan mandi,' kata Suratmi, salah seorang warga Desa Garangan yang terdampak kekeringan, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Rabu (18/9).
-
Kenapa warga kesulitan air bersih? Kekeringan tahun ini disebabkan oleh fenomena El Nino yang membuat curah hujan sangat rendah.
-
Mengapa warga Desa Naglak harus mencari air bersih? 'Karena di rumah sumur-sumur sudah pada kering. Nggak ada airnya,' Sudah beberapa minggu harus berjalan jauh Walau tak sebersih air di kediaman warga, cara ini terpaksa dilakukan demi bisa memenuhi kebutuhan air.Warga memanfaatkan air dari sungai tersebut termasuk untuk konsumsi, seperti masak, minum dan yang lain.
-
Gimana warga Banyumas dapat air? Air kemudian akan keluar dari lubang buatan dan bisa langsung diambil oleh warga untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.
-
Bagaimana warga kampung terisolir mendapatkan air bersih? Sementara itu, mata air yang digunakan oleh warga setempat untuk keperluan air bersih jaraknya sekitar 700 meter dari perkampungan itu. Tiap hari warga mengambil air dari mata air itu.
“Kalau air untuk minum di sini harus ke sana, sumur” kata salah satu warga yang berprofesi sebagai pencari rongsok di Waduk Cirata, dikutip dari kanal YouTube Petualangan Alam Desaku, Jumat (19/5)
Kondisi air waduk kotor
Waduk Cirata ©2023 YouTube Petualangan Alam Desaku/ Merdeka.com
Kondisi air di Waduk Cirata saat didokumentasikan di kanal tersebut memang sedang tidak bagus. Kondisinya keruh, dan cukup menyulitkan warga untuk mencari ikan. Air pun hanya bisa digunakan untuk kegiatan pertanian.
“Kalau airnya sedang keruh begini susah untuk mencari ikan” kata salah seorang warga yang sehari-hari menjala ikan.
Kondisi tersebut biasanya berasal dari keruhnya kondisi sungai yang bermuara di waduk. Seringkali sampah plastik terbawa dan membuat waduk menjadi kotor.
Warga cari air minum dari hujan
Selain mengambil dari sumur dengan jarak yang cukup jauh dari rumah, warga juga terpaksa menampung air hujan untuk digunakan sebagai air minum sehari-hari. Kondisi air waduk yang keruh dan tidak layak sukar dimanfaatkan oleh masyarakat.
“Kalau air minum paling dari hujan saja. Tidak dari waduk sini” kata salah seorang warga.
Warga pun hanya bisa menggunakannya untuk keperluan mencuci baju dan lainnya, tidak untuk kebutuhan sehari-hari.
“Daripada ngambil dari sini mending ngambil dari air hujan” lanjutnya
(mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sumur ini jadi satu-satunya sumber air bagi masyarakat setempat.
Baca SelengkapnyaSetiap harinya puluhan ibu-ibu di Kecamatan Cikulur, harus berjalan berkilo-kilo meter untuk mendapatkan sumber air.
Baca SelengkapnyaMelihat kehidupan warga kampung Halimun yang harus tempuh jarak ratusan meter untuk dapat air bersih.
Baca SelengkapnyaAir Kali Cihoe kerap dijadikan sumber mata air andalan bagi Warga Cibarusah saat musim kemarau.
Baca SelengkapnyaWarga Desa Sumberkare terpaksa menggunakan air sungai untuk berbagai kebutuhan.
Baca SelengkapnyaKrisis air bersih menjadi bencana tahunan yang seolah belum ditemukan solusinya.
Baca SelengkapnyaSudah tiga bulan, ratusan warga Desa Sukagalih, Jonggol, Bogor terpaksa memenuhi kebutuhan air dengan mengandalkan aliran Sungai Cihoe.
Baca SelengkapnyaSumber air di tengah hutan itu kondisinya keruh, namun warga tak punya pilihan lain.
Baca SelengkapnyaWarga harus berjuang keras untuk mendapatkan air di tengah bencana kekeringan.
Baca SelengkapnyaKondisi ini sudah dialami warga selama sebulan terakhir.
Baca SelengkapnyaWarga rela antre untuk mendapatkan air demi memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka
Baca Selengkapnya"Sumur-sumur sudah mengering, sehingga warga hanya bisa mendapatkan air dari dasar sungai,” Sunardi.
Baca Selengkapnya