Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Perajin Bordir Tasikmalaya, Dulu Berjaya Kini Terkendala Mahalnya Bahan Baku

Kisah Perajin Bordir Tasikmalaya, Dulu Berjaya Kini Terkendala Mahalnya Bahan Baku Nestapa industri bordir di Tasikmalaya. ©2023 YouTube Liputan6 SCTV/Merdeka.com

Merdeka.com - Tahun 1990-an menjadi masa kejayaan industri bordir di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Produk hasil rajutan mereka mampu terjual hingga ke berbagai daerah hingga mancanegara. Namun kondisi itu berubah setelah masa pandemi Covid-19.

Beberapa tahun belakangan, geliat seni sulam kain ini tengah terpuruk bahkan beberapa di antaranya sampai menutup usaha. Permasalahannya terletak di mahalnya harga bahan baku berupa kain dan benang.

Yuyun Setiadi, menjadi salah satu pengusaha bordir yang masih terus bertahan di tengah kondisi yang sulit. Berikut kisah selengkapnya.

Orang lain juga bertanya?

Kesulitan Bertahan

nestapa industri bordir di tasikmalaya

Nestapa industri bordir di Tasikmalaya ©2023 YouTube Liputan6 SCTV/Merdeka.com

Diungkapkan Yuyun, saat ini industri bordir sudah berbeda dari puluhan tahun lalu. Dulunya, kerajinan sulam kain itu mampu terjual ke berbagai wilayah.

Namun semenjak adanya pandemi Covid-19 yang berdampak ke perekonomian di banyak sektor, perajin seperti dirinya mulai kesulitan. Ini dipicu naiknya harga kain yang semula Rp5.000 per meter, kini Rp8.000. Sedangkan benang, yang tadinya Rp21.000 kini Rp28.000.

“Kondisi bordir saat ini sangat sulit, ini baru pertama kali saya rasakan setelah membuka usaha bordir di tahun 1990” katanya, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 SCTV, Senin (30/1).

Mengurangi Biaya Operasional

nestapa industri bordir di tasikmalaya

Nestapa industri bordir di Tasikmalaya ©2023 YouTube Liputan6 SCTV/Merdeka.com

Turunnya penjualan bordir kemudian memaksanya untuk mengurangi biaya operasional. Salah satu langkah yang ia lakukan adalah dengan tidak mengoperasikan banyak mesin produksi.

Sebelum masa pandemi Covid-19, ia memiliki 8 unit computer untuk membantu kegiatan usahanya. Namun saat ini hanya tersisa tiga unit saja yang masih bisa dioperasikan.

Menurutnya dua tahun belakangan, antara biaya produksi dan hasil penjualan tidak sebanding. Sehingga Yuyun lebih memilih mengurangi biaya operasional agar tidak merugi.

“Dulunya tidak tersendat, dari zaman mesin manual sampai ke komputer, yang sebetulnya ada delapan, dan sekarang tinggal tiga. Namun setelah Covid-19 ini tidak sebanding biaya produksi dan biaya hasil jualan,” katanya lagi.

Menanti Kebijakan Nyata Pemerintah

Saat ini Yuyun bersama pengrajin bordir lainnya di Kota Tasikmalaya menanti bantuan nyata dari pemerintah, agar bisnis mereka bisa kembali berputar seperti dulu. Bantuan yang saat ini dibutuhkan di antaranya, subsidi untuk bahan baku dan pembatasan bahan impor.

Kampung Leuwidahu di Kota Tasikmalaya sendiri dulunya memproduksi banyak kain bordir, dengan ratusan unit mesin produksi. Namun saat ini hanya tersisa 20 unit yang masih bertahan.

Selain di Leuwidahu, Kecamatan Indihiang, perajin bordir juga banyak ditemui di Kecamatan Kawalu. Di sini, usaha tersebut kebanyakan diwariskan turun temurun. Ada banyak motif yang diminati oleh para konsumen. Namun yang masih tetap tinggi permintaannya adalah motif bunga.

Sebelumnya, seperti dikutip dari laman budaya-indonesia, usaha bordir di Kota Tasikmalaya sendiri sudah ada sejak tahun 1920-an. Usaha ini berawal dari salah satu warga setempat yang pulang kampung setelah bekerja di luar negeri. (mdk/nrd)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Berburu Aneka Kerajinan Tangan Khas Tasikmalaya, Bertahan Sejak Abad ke-20
Berburu Aneka Kerajinan Tangan Khas Tasikmalaya, Bertahan Sejak Abad ke-20

Ada perabot rumah tangga sampai produk fashion berbahan anyaman yang mendunia.

Baca Selengkapnya
Kini Banyak PHK, Ternyata Industri Tekstil di Solo Ini Pernah Pasok Seragam Militer 30 Negara
Kini Banyak PHK, Ternyata Industri Tekstil di Solo Ini Pernah Pasok Seragam Militer 30 Negara

Industri tekstil Tanah Air pernah berjaya. Bahkan perusahaan Indonesia sempat menyuplai seragam militer untuk 30 negara.

Baca Selengkapnya
Melihat Kerajinan Kulit dan Ecoprint di Kabupaten Bantul, Sempat Alami Masa Sulit di Masa Pandemi
Melihat Kerajinan Kulit dan Ecoprint di Kabupaten Bantul, Sempat Alami Masa Sulit di Masa Pandemi

Bantul merupakan wilayah kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang kaya potensi di sektor industri kerajinan tangan.

Baca Selengkapnya
Diterpa Badai PHK, Kinerja Industri Tekstil dan Pakaian Anjlok 2,63 Persen di Kuartal II-2024
Diterpa Badai PHK, Kinerja Industri Tekstil dan Pakaian Anjlok 2,63 Persen di Kuartal II-2024

Data BPS menunjukkan kinerja industri tekstil menurun seiring dengan adanya PHK massal sektor tersebut.

Baca Selengkapnya
Kisah Perajin Batik Tulis Giriloyo, Lalui Masa Sulit COVID-19 dengan Bersholawat
Kisah Perajin Batik Tulis Giriloyo, Lalui Masa Sulit COVID-19 dengan Bersholawat

Keberadaan sentra batik di Kampung Giriloyo ini turut membuat Kalurahan Wukirsari menyabet gelar Anugerah Desa Wisata Tahun 2023.

Baca Selengkapnya
Pernah Gagal Berkali-kali, Ibu Asal Bojonegoro Kini Sukses Berbisnis Tas Anyaman Pembelinya dari Jakarta hingga Bali
Pernah Gagal Berkali-kali, Ibu Asal Bojonegoro Kini Sukses Berbisnis Tas Anyaman Pembelinya dari Jakarta hingga Bali

Ia memilih berbisnis dari rumah agar bisa membersamai tumbuh kembang anak-anaknya

Baca Selengkapnya
Punya Alat Canggih hingga Kompleks Rumah Pekerja, Pabrik Tenun Terkenal di Mojokerto Kini Terbengkalai
Punya Alat Canggih hingga Kompleks Rumah Pekerja, Pabrik Tenun Terkenal di Mojokerto Kini Terbengkalai

Pada masa kejayaannya, pabrik tenun terkenal di Mojokerto punya sekitar 3.000 karyawan. Kini, bangunannya yang megah terbengkalai.

Baca Selengkapnya
Nasib Memilukan Pasar Tanah Abang, Pusat Grosir Terbesar di ASEAN Kini Sepi Pengunjung
Nasib Memilukan Pasar Tanah Abang, Pusat Grosir Terbesar di ASEAN Kini Sepi Pengunjung

Beberapa kios di sekitar pasar juga tampak tutup, sementara pedagang yang buka hanya terlihat duduk di depan tokonya karena tidak ada pengunjung yang singgah.

Baca Selengkapnya
Kisah Penghafal Quran Bangun Bisnis, Berasal dari Keluarga Miskin dan Sempat Bangkrut Hingga Tak Bisa Gaji Karyawan
Kisah Penghafal Quran Bangun Bisnis, Berasal dari Keluarga Miskin dan Sempat Bangkrut Hingga Tak Bisa Gaji Karyawan

Untuk tetap mempertahankan bisnisnya, Rifan melakukan berbagai inovasi produk makanan hingga bisnis oleh-oleh.

Baca Selengkapnya
Kisah Pabrik Asal Gresik Jual Sarung hingga Rp 9 Juta, Dulu Usaha Tenun Kecil Kini Hasilkan Sarung Bergengsi
Kisah Pabrik Asal Gresik Jual Sarung hingga Rp 9 Juta, Dulu Usaha Tenun Kecil Kini Hasilkan Sarung Bergengsi

Tak hanya menguasai pasar Indonesia, pabrik ini berhasil mengekspor produknya

Baca Selengkapnya
Hasil Akulturasi Budaya, Ini Kisah Batik Lasem yang Terancam Punah
Hasil Akulturasi Budaya, Ini Kisah Batik Lasem yang Terancam Punah

Anak muda zaman sekarang cenderung tidak tertarik untuk menjadi seorang pembatik

Baca Selengkapnya
Berawal dari Tak Sengaja Manfaatkan Waktu Luang, Perempuan di Tangerang Raup Omzet Puluhan Juta Rupiah dari Hobi Merajut
Berawal dari Tak Sengaja Manfaatkan Waktu Luang, Perempuan di Tangerang Raup Omzet Puluhan Juta Rupiah dari Hobi Merajut

Salah satu keunikan dari produk rajutannya adalah turut mengangkat kebudayaan Banten dengan membuat karakter hewan badak.

Baca Selengkapnya