Mengenal Kupat Qunutan, Tradisi Makan Ketupat Jelang Akhir Ramadan di Banten
Merdeka.com - Biasanya ketupat disajikan saat hari Raya Idul Fitri. Namun, hal yang unik dan berbeda justru terjadi di Musala Al-Ikhlas di Kampung Sehat, Desa Babakanlor, Kecamatan Cikedal, Pandeglang Banten.
Di Kawasan tersebut, ketupat disajikan dua kali selama satu tahun. Pertama, saat akhir Ramadan dan yang kedua saat hari Raya Idul Fitri.
Tradisi penyajian ketupat di pertengahan menjelang akhir bulan Ramadan dinamakan Kupat Qunutan. Tradisi yang sudah berlangsung selama turun temurun ini disinyalir menjadi ajang pemersatu warga dalam menggiatkan silaturahmi antar sesama.
-
Apa yang dilakukan warga di Dukuh Gatak untuk sambut Ramadan? Ratusan warga di Dukuh Gatak, Desa Sekarsuli, Klaten menyambut Bulan Ramadan dengan mengadakan kirab budaya dan tradisi Sadranan.
-
Apa kuliner khas Sumatera Utara yang populer saat Ramadan? Bubur pedas jadi salah satu sajian kuliner yang kerap diburu masyarakat Sumatra Utara ketika Ramadan saat buka puasa.
-
Apa itu tradisi kepungan tumpeng tawon? Tradisi Kepungan Tumpeng Tawon atau Kepungan Tumpeng Mogana merupakan sastra lisan tradisi tumpengan yang dilakukan oleh masyarakat di daerah pesisir laut Selatan, tepatnya di Desa Mangunweni, Kecamatam Ayah, Kabupaten Kebumen.
-
Kenapa ketupat jadi makanan khas lebaran? Ketupat jadi salah satu hidangan wajib ada di hari raya Idul Fitri. Yup, makanan ini sering banget menggantikan nasi putih biasa sebagai teman pendamping aneka menu khas Lebaran, seperti opor ayam, rendang, sambal kentang ati, dan banyak lagi yang lainnya.
-
Apa makna ketupat di Lebaran? Dalam tradisi Jawa, ketupat berasal dari kata kupat yang punya beberapa makna, yaitu ngaku lepat (mengakui kesalahan) dan laku papat (4 tindakan).
-
Siapa saja yang merasakan keunikan tradisi Ramadan di Indonesia? Sejumlah mahasiswa asing yang tengah belajar di Universitas Indonesia (UI) Depok, Jawa Barat, mengaku menikmati momen Ramadan tahun ini.
Ajang Pemersatu Warga
Ilustrasi Ketupat Opor
©iStock
Dilansir via Ayobandung. Tradisi khas warga Pandeglang, Banten tersebut dilakukan sebagai bentuk simbol persatuan masyarakat setempat dalam mengharap berkah Lailatul Qadar. Biasanya Kupat Qunutan digelar setelah para warga memasak ketupat dengan lauk pauk pendampingnya.
Makanan khas lebaran tersebut lantas dibawa ke musala dan langsung didoakan untuk memohon berkah Ramadan dan lebaran.
Selanjutnya, ketupat yang terkadang terdiri dari dua jenis tersebut (ketupat beras dan ketupat ketan) langsung disantap secara bersama sama setelah pelaksanaan salat tarawih.
Ajang Bersedekah Ulama Banten Terdahulu
Dikutip dari bingar.id, salah satu makna tradisi Kupat Qunutan adalah memanfaatkan momen bulan Ramadan untuk bersedekah dan mencuci rezeki yang dimiliki.
Ketua Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (FSPP) Pandeglang, Abdul Aziz Nurdin mengungkapkan jika tradisi pertengahan Ramadan tersebut adalah bentuk pengingat dari ulama di masa lampau agar semakin meningkatkan ibadah amaliyah di pertengahan menjelang akhir Ramadan, yaitu sedekah.
“Tradisi qunutan yang dilakukan pada pertengahan Ramadan adalah cara para ulama Sallafussholih untuk mengingatkan umatnya agar lebih meningkatkan amaliyah ibadah terutama sedekah,” terangnya via bingar.id.
Mengandung Makna Sosial Sejak Zaman Kesultanan Banten
Kesultanan Banten
historyofcirebon.id ©2020 Merdeka.com
Menurut pria yang dikenal sebagai tokoh agama di Pandeglang tersebut, tradisi Kupat Qunutan telah ada sejak zaman kesultanan Banten sekitar 1651 sampai 1682.
Tradisi tersebut berkembang sebagai upaya pihak kesultanan dalam memantau keadaan sosial masyarakat di wilayah Banten dan sekitarnya menjelang akhir bulan Ramadan.
Menurutnya, ajang tersebut bisa dimaknai sebagai medium silaturahmi sebagai masyarakat sosial dan meningkatkan keakraban antar masyarakat kampung pada masa tersebut.
“Dari situ bisa dipetik suatu kesimpulan bahwa tradisi Kupat Qunutan mengandung makna sosial agar masyarakat semakin peka dengan lingkungan sekitar” ujar Abdul Aziz (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Maleman merupakan tradisi membagikan nasi kotak maupun dengan tempat lain kepada tetangga maupun saudara
Baca SelengkapnyaSemua warga tampak semringah mengarak gunungan ketupat keliling kampung
Baca SelengkapnyaMegibung merupakan tradisi buka puasa bersama khas kampung Islam Kepaon Bali
Baca SelengkapnyaBodho Kupat sendiri merupakan tradisi yang rutin diselenggarakan masyarakat Lumajang ketika memasuki hari ketujuh Lebaran Idulfitri.
Baca SelengkapnyaKetupat tak hanya sekedar panganan bagi masyarakat di Serang, tetapi mengandung makna nilai keislaman.
Baca SelengkapnyaTradisi ini dilakukan turun-temurun karena dianggap membawa keberkahan
Baca Selengkapnya"Manusia masih terhitung dalam kebaikan selama ia menyegerakan (Ajjalu) berbuka."
Baca SelengkapnyaIntip tradisi sambut hari Maulid Nabi yang berlangsung di Pulau Sumatra setiap tahunnya.
Baca SelengkapnyaRuwahan cukup berbeda dari tradisi penyambutan Ramadan di daerah lain
Baca SelengkapnyaBukan hanya satu atau dua jenis makanan saja, akan tetapi setiap rumah menyajikan hampir puluhan jenis takjil.
Baca SelengkapnyaDi Kudus, penjual intip ketan sudah jarang ditemui. Bisa dibilang makanan tradisional ini kini sangat langka.
Baca SelengkapnyaBerbagai menu takjil tradisional Banten ada di Pasar Lama Kota Serang.
Baca Selengkapnya