Mengenal Toleat, Alat Musik Tiup Asli Subang yang Terinspirasi dari Anak Gembala
Merdeka.com - Subang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang memiliki beragam tradisi unik nan eksotis. Salah satu warisan yang hingga kini identik dengan masyarakat Subang adalah Toleat.
Toleat merupakan alat musik yang biasa dimainkan di acara-acara tertentu yang bersifat kedaerahan. Dilansir dari subang.go.id, alat musik yang dimainkan dengan cara ditiup tersebut dipercaya mengandung nilai sosial yang bermanfaat di kehidupan para pemainnya.
Berasal dari Permainan Anak Gembala
-
Dimana ketapel Betawi dimainkan? 'Dahulu di Jakarta masih banyak lahan kosong, sehingga anak-anak leluasa bermain ketapel,' kata pelestari ketapel asal Condet, Rizal Fadilah.
-
Alat musik tradisional apa yang digunakan dalam tradisi Balia? Dalam tradisi Balia tidak boleh ketinggalan dengan alunan musik tradisional diiringi dengan instrumen yang unik dan kedudukannya begitu penting. Alat musik tradisional yang dimaksud adalah Lalove.
-
Bagaimana Topeng Jawa digunakan dalam pertunjukan? Topeng Jawa digunakan dalam berbagai pertunjukan seni tradisional seperti wayang kulit, wayang wong, tari tradisional, dan pertunjukan lainnya. Topeng ini membantu aktor atau penari untuk menggambarkan karakter atau emosi yang mereka perankan.
-
Apa saja acara yang menampilkan Tari Topeng Kemindu? Dilansir dari Indonesiakaya.com, tari topeng kemindu biasanya dibawakan dalam perhelatan besar Kesultanan dan acara-acara resmi. Perhelatan tersebut antara lain ritual seluang mudik, Festival Erau, penobatan sultan, resepsi pernikahan, dan perayaan kelahiran di keluarga bangsawan.
-
Apa itu tradisi Perang Topat? Di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) ada tradisi sambut lebaran yang unik bernama Perang Topat atau perang ketupat. Konon tradisi ini merupakan simbol kerukunan antar umat Hindu dan Islam yang hidup berdampingan di Lombok.
-
Dimana acara budaya tersebut diadakan? Diadakan di kompleks kawasan bersejarah Kota Tua, Semarang, hadir pada pagelaran budaya tersebut Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, Wakil Bupati Karangasem, I Wayan Artha Dipa, Ketua TP PKK Kota Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya, serta Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, Raka Purwantara.
Toleat dahulu dimainkan oleh para anak gembala di kawasan Pantura untuk mengisi waktu luang sembari mengawasi ternak mereka. Saat itu permainan tersebut masih bernama empet-empetan yang terbuat dari jerami padi kering yang berbunyi ketika ditiup.
Seiring dengan berjalannya waktu, empet-empetan mengalami perkembangan menjadi sebuah alat musik yang terbuat dari bagian ujung bambu (congco awi) serta bambu suling (awi tamiang) yang diberi nama ole-olean.
Alami Evolusi
Dilansir dari kuliahmultimedia.isbi.ac.id, Toleat juga menempuh tahap evolusi baik itu berupa bentuk, bahan, maupun fungsi sebagai “kalangenan, pintonan dan kontemporer".
Kalangenan sendiri merujuk kepada sebuah alat untuk menghibur diri yang digunakan ketika sedang mengisi waktu luang.
Selanjutnya Toleat kembali berkembang menjadi sebuah alat musik yang bisa dimainkan dalam suatu pementasan dan menjadi sajian hiburan tertentu yang bersifat apresiasi baik umum maupun akademis (pintonan).
Terakhir disempurnakan di masa kontemporer, sebagai sebuah bentuk sajian alat musik yang bisa dikolaborasikan dengan alat musik lain, baik tradisional, maupun modern.
Sulit Dimainkan
©2020 Merdeka.com
Toleat merupakan salah satu alat musik yang cukup sulit dimainkan. Saking sulitnya, di wilayah Subang sendiri hanya ada dua orang yang dianggap sebagai ahli, yaitu Mang Parman dan Asep Nurbudi (Asep Oboy).
Menurut keterangan Parman yang dikutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, dahulu Ia memainkan Toleat karena merasa tidak puas dengan empet-empetan dan ole-olean.
Kedua alat musik tersebut tidak mempunyai lubang dan nada bunyi, sehingga kurang dapat menghasilkan variasi nada. Ia pun berupaya menyempurnakan alat musik Toleat menjadi seperti sekarang. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berbeda dengan kesenian tradisional lainnya, Jipeng menggunakan iringan alat musik modern.
Baca SelengkapnyaTari Dulang, kesenian tradisional penuh makna warisan dari Kesultanan Langkat.
Baca SelengkapnyaAlat musik yang satu ini masuk dalam kategori alat musik tiup.
Baca SelengkapnyaPermainan alat musik tradisional itu dilakukan untuk mengisi waktu kebersamaan mereka di rumah panjang.
Baca SelengkapnyaPendengar kesenian ini konon bisa hilang kesadaran dan ikut menari.
Baca SelengkapnyaSetiap pertunjukan Bangpret terbilang sakral, bahkan kabarnya bisa menyebabkan kesurupan bagi pemainnya.
Baca SelengkapnyaPertunjukannya selalu dinanti dan bisa “menghipnotis” penonton. Bahkan, mereka juga rela berdandan ala koboy sampai badut saat menari Kliningan Bajidoran.
Baca SelengkapnyaDahulu, tarian ini hanya dimainkan oleh kalangan tertentu. Namun kini tarian ini boleh dimainkan oleh masyarakat yang tinggal di luar keraton
Baca SelengkapnyaCiri khas dari tarian ini adalah gerakannya yang diubah, dalam artian ada yang maju, mundur, ke kiri, atau ke kanan.
Baca SelengkapnyaDulu alat musik Dhol digunakan dalam rangkaian acara Tabut yang dilaksanakan setiap tanggal 1-10 Muharram.
Baca SelengkapnyaTradisi khitanan ini unik, karena diiringi warga dengan keliling kampung sembari menabuh angklung.
Baca SelengkapnyaKesenian tradisional ini menggambarkan kehidupan masyarakat Padang Panjang yang bekerja sebagai petani.
Baca Selengkapnya