Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Peristiwa 24 Maret 1792: Wafatnya Sri Sultan Hamengkubuwono I

Peristiwa 24 Maret 1792: Wafatnya Sri Sultan Hamengkubuwono I Sri Sultan Hamengkubuwono I. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Hari ini, tanggal 24 Maret 1792, terjadi peristiwa penting di Yogyakarta. Pada tanggal tersebut, Sri Sultan Hamengkubuwono I, yang sekaligus menjadi pendiri Keraton Yogyakarta, meninggal dunia setelah memerintah sejak tahun 1755.

Dilansir dari laman kratonjogja.id, Sri Sultan Hamengkubuwono I, yang dikenal juga sebagai Pangeran Mangkubumi, lahir pada tanggal 5 Agustus 1717 dengan nama Bendara Raden Mas (BRM) Sujono. Beliau adalah putra Sunan Amangkurat IV melalui garwa selir yang bernama Mas Ayu Tejawati.

Sedari kecil, BRM Sujono dikenal cakap dalam olah keprajuritan. Beliau mahir berkuda dan bermain senjata. Selain itu, beliau juga dikenal sangat taat beribadah sembari tetap menjunjung tinggi nilai-nilai luhur Budaya Jawa.

Berkat kecakapan yang dimiliki, beliau diangkat menjadi Pangeran Lurah, yaitu pangeran yang dituakan di antara para putera raja, ketika paman beliau yang bernama Mangkubumi meninggal pada tanggal 27 November 1730.

Perjuangan Membela Bumi Mataram

Era tahun 1740 menjadi masa-masa berat bagi bumi Mataram. Banyak pemberontakan yang terjadi, seperti Geger Pacina yang dipimpin oleh Sunan Kuning dibantu Pangeran Sambernyawa, hingga gerakan-gerakan sporadis yang dipimpin oleh Pangeran Sambernyawa sendiri. Akibatnya, Kraton harus dipindahkan dari Kartasura ke Surakarta pada tanggal 17 Februari 1745.

Untuk memadamkan pemberontakan Sambernyawa, Raja Mataram saat itu mengadakan sayembara yang dimenangkan oleh Pangeran Mangkubumi. Pangeran Mangkubumi bermaksud untuk mengendalikan pesisir utara Jawa sebagai langkah strategis mengurangi pengaruh VOC di bumi Mataram. Namun, karena adanya penghianatan dan kecurangan oleh Patih Pringgoloyo yang didukung VOC, strategi ini menemui jalan buntu.

Dari peristiwa tersebut, Pangeran Mangkubumi memutuskan untuk memulai serangan terbuka terhadap VOC. Keputusan tersebut juga mendapat dukungan dari Pangeran Sambernyawa. Bersama-sama, mereka akhirnya berhasil membebaskan beberapa daerah dari cengkeraman VOC.

Berdirinya Kasultanan Yogyakarta

Berkat perjuangan Pangeran Mangkubumi dan Sambernyawa, hampir seluruh wilayah Kerajaan Mataram berada di bawah kekuasaan Pangeran Mangkubumi. Akibatnya, terjadi perubahan kepemimpinan di tubuh VOC kala itu.

Nicholas Hartingh diberi tampuk kepimpinan sebagai Gubernur Jawa Utara yang berkedudukan di Semarang memiliki ide untuk menyelesaikan masalah. Dengan cara mendekati Pangeran Mangkubumi dan menawarkan jalan perdamaian.

Pada tanggal 23 September 1754, pertemuan antara Hartingh dengan Pangeran Mangkubumi membuahkan hasil. Kesepakatan yang diperoleh merupakan rancangan awal dari perjanjian yang kemudian dikenal sebagai Palihan Nagari.

Hasil kesepakatan ini disampaikan kepada Gubernur Jenderal dan Paku Buwono III. Kemudian butir-butir kesepakatan dituangkan dalam naskah Perjanjian Giyanti. Dan akhirnya, pada tanggal 13 Februari 1755, Perjanjian Giyanti ditandatangani oleh pihak-pihak terkait.

Dengan ditandatanganinya perjanjian tersebut, babak awal Kasultanan Yogyakarta pun dimulai. Pada 13 Maret 1755, Pangeran Mangkubumi dinobatkan sebagai raja pertama Ngayogyakarta Hadiningrat dengan gelar Sri Sultan Hamengku Buwono I.

Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat

Dalam Babad Nitik Ngayogya, kebijaksanaan dan kearifan Sultan Hamengku Buwono I digambarkan dengan jelas. Disebutkan juga kecerdasan beliau terkait ilmu tata kota dan arsitektur. Dalam catatan tersebut beliau mempertimbangkan letak dan keadaan lahan yang berpotensi menyejahterakan dan memberi keamanan untuk penduduk Yogyakarta ketika menentukan posisi Keraton Yogyakarta.

Keraton Yogyakarta yang berdiri kokoh hingga saat ini berada pada posisi yang sangat strategis. Batas-batas alam berupa Kali Code di sebelah timur dan Kali Winongo di sebelah barat. Di sebelah utara dibatasi oleh Gunung Merapi, sementara di selatan berbatasan dengan pantai Laut Selatan.

Arsitektur dari Keraton Yogyakarta juga sepenuhnya dirancang oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I. Bahkan, semua hiasan dan juga tumbuh-tumbuhan yang ditanam di kompleks keraton dirancang sedemikian rupa sehingga memiliki nilai filosofis dan spiritual yang tinggi.

Sri Sultan Hamengku Buwono I wafat pada tanggal 24 Maret 1792, dan dimakamkan di Astana Kasuwargan, Pajimatan Imogiri.

(mdk/ank)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sri Sultan Hamengku Buwono I Pindah ke Yogyakarta 7 Oktober 1756, Berikut Sejarahnya
Sri Sultan Hamengku Buwono I Pindah ke Yogyakarta 7 Oktober 1756, Berikut Sejarahnya

Sri Sultan Hamengku Buwono I adalah pelopor dalam berdirinya Kesultanan Yogyakarta.

Baca Selengkapnya
Peristiwa 6 Agustus 1717:  Kelahiran Hamengku Buwono I, Arsitek Kerajaan dan Raja Pertama Kesultanan Yogyakarta
Peristiwa 6 Agustus 1717: Kelahiran Hamengku Buwono I, Arsitek Kerajaan dan Raja Pertama Kesultanan Yogyakarta

Selain Pendiri dan Raja Pertama Kesultanan Yogyakarta, Hamengku Buwono I juga sosok arsitek kerajaan.

Baca Selengkapnya
Situs Tersembunyi Ini Jadi Tempat Deklarasi Berdirinya Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat, Begini Sejarahnya
Situs Tersembunyi Ini Jadi Tempat Deklarasi Berdirinya Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat, Begini Sejarahnya

Situs itu dulunya menjadi tempat peristirahatan kuda yang dibangun Susuhunan Pakubuwono II

Baca Selengkapnya
Bentengnya Masih Berupa Pagar Kayu, Begini Penampakan Lukisan Benteng Baluwarti pada Abad ke-18
Bentengnya Masih Berupa Pagar Kayu, Begini Penampakan Lukisan Benteng Baluwarti pada Abad ke-18

Pagelaran dan Sitihinggil telah terbentuk walau masih sederhana.

Baca Selengkapnya
Kisah Gedung Karesidenan Banten yang Bergaya Kerajaan Belanda, Saksi Bisu Runtuhnya Pemerintahan Sultan
Kisah Gedung Karesidenan Banten yang Bergaya Kerajaan Belanda, Saksi Bisu Runtuhnya Pemerintahan Sultan

Dari bangunan megah berbentuk kerajaan Belanda ini dapat dilihat perubahan pemerintahan Banten dari kesultanan menjadi karesidenan.

Baca Selengkapnya
Didirikan pada Masa Awal Kerajaan Mataram Islam, Masjid Tua di Sleman Ini Telah Berusia 4 Abad
Didirikan pada Masa Awal Kerajaan Mataram Islam, Masjid Tua di Sleman Ini Telah Berusia 4 Abad

Di belakang masjid, terdapat makam Panembahan Purbaya I, putra dari Panembahan Senopati

Baca Selengkapnya
Peringati Ulang Tahun yang ke-477, Begini Sejarah Berdirinya Kota Semarang
Peringati Ulang Tahun yang ke-477, Begini Sejarah Berdirinya Kota Semarang

Penetapan hari lahir itu didasarkan pada pembentukan daerah itu menjadi kabupaten oleh Sultan Hadiwijaya

Baca Selengkapnya
Wafatnya Pangeran Antasari 11 Oktober 1862, Pahlawan Nasional yang Pemberani
Wafatnya Pangeran Antasari 11 Oktober 1862, Pahlawan Nasional yang Pemberani

Pangeran Antasari adalah salah seorang Pahlawan Nasional yang memiliki peran besar dalam sejarah perjuangan Kemerdekaan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Berada di Tengah Permukiman Padat Penduduk, Ini Fakta Unik Kompleks Makam Raja Mataram di Tegal yang Sudah ada sejak Abad ke-17
Berada di Tengah Permukiman Padat Penduduk, Ini Fakta Unik Kompleks Makam Raja Mataram di Tegal yang Sudah ada sejak Abad ke-17

Makam itu merupakan persemayaman Raja Amangkurat I yang merupakan anak dari Sultan Agung Hanyokrokusumo

Baca Selengkapnya
Arkeolog Temukan 'Akta' Kelahiran Raja Majapahit Hayam Wuruk, Terkubur di Bawah Tanah
Arkeolog Temukan 'Akta' Kelahiran Raja Majapahit Hayam Wuruk, Terkubur di Bawah Tanah

Akta kelahiran Raja Hayam Wuruk ditemukan tertimbun di bawah reruntuhan abu gunung api.

Baca Selengkapnya
Jakarta Mencekam & Penuh Teror, Begini Sejarahnya Ibu Kota Pindah ke Yogyakarta
Jakarta Mencekam & Penuh Teror, Begini Sejarahnya Ibu Kota Pindah ke Yogyakarta

Ada peristiwa kelam di balik sejarah pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Yogyakarta. Simak selengkapnya.

Baca Selengkapnya
Raja-raja Mataram Islam dan Tahunnya, Tambah Wawasan Sejarah
Raja-raja Mataram Islam dan Tahunnya, Tambah Wawasan Sejarah

Kerajaan Mataram Islam adalah salah satu kerajaan terbesar yang pernah berdiri di Pulau Jawa, Indonesia.

Baca Selengkapnya