10 Oktober: Hari Tuna Wisma Sedunia, Ketahui Sejarah dan Tujuan Peringatan Ini
Hari Tuna Wisma Sedunia diperingati setiap tanggal 10 Oktober sebagai bentuk kesadaran global terhadap kondisi para tuna wisma dan tantangan yang mereka hadapi
Tuna wisma atau orang yang tidak memiliki rumah, merupakan salah satu isu yang perlu diperhatikan pemerintah di setiap negara. Di mana banyaknya jumlah tuna wisma di suatu negara menunjukkan belum meratanya tingkat kesejahteraan masyarakat.
Untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya isu ini, bisa melalui peringatan Hari Tuna Wisma Sedunia yang diperingati seitap 10 Oktober.
-
Kenapa hari tuna sedunia dirayakan? Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran akan model penangkapan ikan tuna yang berkelanjutan.
-
Kapan hari tuna sedunia dirayakan? Pada tahun 2016, Majelis Umum PBB menetapkan tanggal 2 Mei sebagai Hari Tuna Sedunia.
-
Apa tujuan utama dari hari tuna sedunia? Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya tuna dalam ekosistem laut dan masalah penangkapan ikan tuna yang berlebihan.
-
Siapa yang memulai Hari Tuna Sedunia? Inisiatif ini dimulai pada tahun 2016 ketika Majelis Umum PBB mengadopsi hari tersebut.
-
Apa tujuan Hari Telur Sedunia? Tujuannya adalah untuk menghargai peran telur sebagai sumber protein alami yang berkualitas tinggi dan mengandung banyak vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh.
-
Kapan Hari Telur Sedunia dirayakan? Hari untuk menghargai telur ini jatuh setiap jumat kedua di bulan Oktober.
Tepat pada hari ini, menarik untuk dijelaskan lebih lanjut bagaimana sejarah penetapan peringatan ini, tujuan, penyebab, hingga cara mengatasinya. Berikut, kami rangkum informasinya, bisa disimak.
Sejarah dan Tujuan Hari Tuna Wisma Sedunia
Pertama, akan dijelaskan sejarah 10 Oktober diperingati sebagai Hari Tuna Wisma Sedunia dan tujuannya. Hari Tuna Wisma Sedunia diperingati setiap tanggal 10 Oktober sebagai bentuk kesadaran global terhadap kondisi para tuna wisma dan tantangan yang mereka hadapi.
Perayaan ini pertama kali dicetuskan pada tahun 2010 oleh World Habitat, sebuah organisasi yang berfokus pada permasalahan perumahan dan hunian layak. Tujuannya adalah untuk meningkatkan perhatian publik, serta mempromosikan solusi yang berkelanjutan dalam mengatasi permasalahan tuna wisma. Isu-isu seperti akses terhadap perumahan yang layak, perlindungan sosial, dan stigma yang dihadapi oleh para tuna wisma menjadi perhatian utama dalam kampanye global ini.
Setiap tahun, berbagai kegiatan diadakan di seluruh dunia untuk merayakan Hari Tuna Wisma Sedunia, termasuk seminar, aksi sosial, serta kampanye advokasi yang melibatkan berbagai organisasi, pemerintah, dan komunitas.
Peringatan ini bertujuan untuk mengingatkan dunia bahwa permasalahan tuna wisma bukan hanya tanggung jawab individu yang mengalaminya, melainkan juga tanggung jawab bersama dalam menciptakan solusi yang inklusif dan berkelanjutan. Momentum ini juga sering digunakan untuk mengajak masyarakat lebih peduli terhadap nasib para tuna wisma dan mendukung program-program yang berfokus pada penyediaan hunian yang layak.
Penyebab Tuna Wisma
Setelah mengetahui sejarah 10 Oktober Hari Tuna Wisma Sedunia dan tujuannya, selanjutnya dijelaskan berbagai faktor penyebab banyaknya tuna wisma di suatu negara, sebagai berikut:
- Kemiskinan: Kemiskinan adalah faktor utama yang menyebabkan seseorang kehilangan tempat tinggal. Ketika seseorang tidak memiliki cukup pendapatan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, dan hunian, mereka berisiko menjadi tuna wisma. Keterbatasan finansial ini sering kali membuat mereka tidak mampu membayar sewa atau cicilan rumah.
- Krisis Perumahan: Kekurangan perumahan yang terjangkau menjadi salah satu penyebab banyaknya tuna wisma. Ketika harga rumah atau sewa properti meningkat drastis tanpa diimbangi dengan peningkatan pendapatan masyarakat, banyak orang yang tidak mampu mendapatkan hunian yang layak.
- Pengangguran: Kehilangan pekerjaan atau sulitnya mendapatkan pekerjaan yang stabil bisa membuat seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, termasuk kebutuhan akan hunian. Tanpa penghasilan yang memadai, seseorang bisa kehilangan tempat tinggal dan jatuh dalam kemiskinan yang lebih dalam.
- Kesehatan Mental dan Penyalahgunaan Zat: Masalah kesehatan mental atau ketergantungan pada narkoba dan alkohol sering kali berkontribusi pada tunawisma. Orang yang menderita masalah ini sering kali tidak dapat mempertahankan pekerjaan atau membayar kebutuhan hidup, dan mungkin kehilangan dukungan dari keluarga serta masyarakat.
- Keterbatasan Sistem Jaminan Sosial: Di beberapa negara, sistem jaminan sosial yang tidak memadai atau tidak efektif bisa memperburuk masalah tunawisma. Kurangnya bantuan pemerintah dalam bentuk tunjangan pengangguran, perumahan, atau layanan kesehatan mental membuat orang-orang yang rentan semakin sulit bangkit dari kesulitan mereka.
- Konflik Keluarga atau Kekerasan Domestik: Banyak orang menjadi tuna wisma akibat konflik dalam keluarga, seperti kekerasan dalam rumah tangga. Mereka yang melarikan diri dari situasi berbahaya di rumah sering kali tidak memiliki tempat lain untuk dituju, sehingga akhirnya hidup di jalanan.
- Bencana Alam atau Konflik: Bencana alam seperti banjir, gempa bumi, atau perang dapat menyebabkan kehancuran rumah dan infrastruktur. Orang-orang yang terdampak bencana ini sering kali kehilangan tempat tinggal dan, dalam banyak kasus, tidak dapat kembali ke kehidupan normal mereka.
- Urbanisasi yang Cepat: Di beberapa negara, urbanisasi yang tidak terkendali dapat memperburuk kondisi perumahan. Perpindahan besar-besaran penduduk ke kota menyebabkan permintaan akan hunian meningkat drastis, sementara pasokan perumahan yang layak tidak sebanding. Hal ini dapat memaksa banyak orang tinggal di pemukiman kumuh atau menjadi tuna wisma.
Cara Mengatasi Masalah Tuna Wisma
Selain sejarah dan tujuan Hari Tuna Wisma Sedunia 10 Oktober, penting juga untuk diketahui bagaimana cara mengatasi masalah ini. Mengatasi banyaknya tuna wisma di suatu negara perlu menggunakan beberapa pendekatan, sebagai berikut:
- Meningkatkan Akses ke Perumahan Terjangkau: Pemerintah perlu memastikan ketersediaan perumahan yang terjangkau untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Program subsidi perumahan, pembangunan rumah murah, dan pengaturan harga sewa yang lebih terjangkau adalah beberapa solusi yang dapat membantu mengurangi jumlah tuna wisma. Dengan perumahan yang terjangkau, orang-orang yang berisiko kehilangan tempat tinggal dapat mempertahankan hunian mereka.
- Memperkuat Jaminan Sosial: Sistem jaminan sosial yang kuat dapat membantu mencegah tunawisma. Pemerintah dapat memberikan bantuan keuangan kepada individu yang sedang menghadapi krisis ekonomi, pengangguran, atau masalah kesehatan. Layanan ini dapat mencakup tunjangan pengangguran, bantuan sewa, serta program dukungan untuk membantu orang kembali ke lapangan kerja.
- Peningkatan Layanan Kesehatan Mental dan Rehabilitasi: Banyak tuna wisma mengalami masalah kesehatan mental atau kecanduan zat terlarang. Layanan kesehatan mental yang mudah diakses serta program rehabilitasi dapat membantu mereka pulih dan kembali ke kehidupan yang lebih stabil. Pemerintah dan lembaga sosial harus menyediakan pusat-pusat rehabilitasi dan konseling yang terjangkau bagi masyarakat yang membutuhkan.
- Penyediaan Pelatihan dan Lapangan Kerja: Pengangguran adalah salah satu penyebab utama tunawisma, sehingga pelatihan keterampilan kerja dan akses ke lapangan pekerjaan sangat penting. Program pelatihan dan bantuan pencarian kerja dapat membantu individu mendapatkan pekerjaan yang stabil dan meningkatkan kondisi keuangan mereka, sehingga mampu mempertahankan tempat tinggal.
- Program Bantuan Transisi untuk Korban Kekerasan Domestik: Mereka yang melarikan diri dari kekerasan dalam rumah tangga sering kali menjadi tuna wisma karena tidak ada tempat tujuan yang aman. Oleh karena itu, pemerintah harus menyediakan tempat penampungan sementara serta layanan dukungan untuk membantu korban kekerasan mendapatkan perlindungan, konseling, dan dukungan hukum sehingga mereka bisa membangun kehidupan yang lebih stabil.
- Menyediakan Penampungan Darurat dan Layanan Pendukung: Pusat penampungan darurat yang aman dan layak adalah langkah awal penting dalam membantu tuna wisma. Selain menyediakan tempat tinggal sementara, penampungan ini juga harus dilengkapi dengan layanan dukungan seperti makanan, pakaian, dan akses ke perawatan medis serta konseling untuk membantu mereka merencanakan langkah selanjutnya dalam hidup mereka.
- Pencegahan Penggusuran: Pemerintah dapat memberlakukan kebijakan untuk mencegah penggusuran massal dengan memberikan bantuan hukum dan keuangan kepada penyewa yang menghadapi kesulitan membayar sewa. Program mediasi juga dapat membantu menyelesaikan konflik antara pemilik properti dan penyewa agar mereka tidak kehilangan tempat tinggal.
- Kerja Sama Antara Pemerintah dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM): Mengatasi tunawisma membutuhkan kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga swadaya masyarakat. LSM dapat memainkan peran penting dalam menyediakan layanan pendukung, mengadvokasi hak-hak tuna wisma, dan membantu menghubungkan individu dengan layanan yang mereka butuhkan untuk keluar dari situasi tunawisma.