3 Fakta Pusaka Kyai Pleret, Keris Fenomenal Kerajaan Mataram Islam
Merdeka.com - Kyai Pleret merupakan salah satu pusaka milik Keraton Yogyakarta. Melansir dari Kemdikbud.go.id, pusaka ini dipercaya memiliki kekuatan magis.
Bahkan, pusaka keris ini sudah ada sejak Kerajaan Mataram Islam belum berdiri. Konon keris ini tercipta pada zaman Syekh Maulana Maghribi. Waktu itu dia tengah beristirahat di danau setelah berkelana di hutan. Tak jauh dari tempatnya beristirahat, ada seorang gadis bernama Rasawulan sedang mandi.
Merasa dirinya diintip, Rasawulan mendatangi Maulana Maghribi dan memarahinya. Anehnya, sejak kejadian itu dia tiba-tiba hamil.
-
Siapa pemilik keris Klungkung? Asal-usul belum dapat memastikan apakah keris ini dimiliki oleh Dewa Agung Jambe II atau kerabat dekatnya, tetapi keberadaannya menjadi saksi bisu dari peristiwa tragis yang terjadi pada zaman itu.
-
Siapa yang membangun Keraton Yogyakarta? Kemudian pada bulan April 1755, Sultan HB I membangun Kraton Yogyakarta.
-
Siapa pemilik pedang tersebut? Pemilik senjata ini ada kaitannya dengan Dinasti Piast, dinasti yang sangat berpengaruh dalam sejarah Eropa Timur dan Kristenisasi di Polandia.
-
Siapa yang membangun Segarayasa di Keraton Yogyakarta? Saat Pangeran Mangkubumi membangun Keraton Yogyakarta, ia juga membangun dua buah danau buatan dengan sebuah pulau dan istana di tengahnya.
-
Siapa yang memiliki pedang itu? Senjata dan perlengkapan besi tempa merupakan barang dengan status tinggi atau mahal yang dimiliki oleh orang kaya atau berpengaruh bagi bangsa Viking.
-
Dimana pedang itu ditemukan? Pedang itu ditemukan di dasar Sungai Vistula dan ada tulisan misterius di bagian bilahnya.
Merasa tidak berbuat macam-macam, Maulana Maghribi bersumpah dengan memotong alat kelaminnya bahwa dia tidak menghamili Rasawulan. Setelah diputus, kelamin itu berubah menjadi pusaka yang kemudian dinamai Kanjeng Kyai Pleret.
Seiring waktu, pusaka ini diwariskan ke Kerajaan Mataram Islam dari generasi ke generasi. Lalu bagaimana perjalanan pusaka itu dari waktu ke waktu? Berikut selengkapnya:
Pewarisan Pusaka Kyai Pleret
©istimewa
Mulai dari masa Maulana Maghribi, pusaka Kanjeng Kyai Pleret terus diwariskan dari generasi ke generasi. Pewaris pertamanya adalah Kidang Telangkas, anak dari Rasawulan. Kemudian diwariskan pada Ki Getas Pendawa, keturunan Prabu Brawijaya V.
Setelah itu secara berturut-turut, pusaka itu diwariskan pada Ki Ageng Henis Laweyan, Ki Ageng Pemanahan Kotagede, Panembahan Senopati (Raja Pertama Mataram Islam), Panembahan Seda Ing Krapyak, Sultan Agung Hanyokrokusumo, hingga Sri Susuhunan Prabu Amangkurat IV.
Digunakan Sebagai Senjata Perang
©istimewa
Tak hanya sebagai pusaka, Pusaka Kyai Pleret juga pernah digunakan sebagai senjata perang. Pada saat sebelum menjadi raja, Panembahan Senopati pernah menggunakan keris itu untuk melawan pemberontakan Arya Penangsang yang saat itu ingin merebut tahta Kerajaan Pajang.
Dalam pertarungan antara keduanya, Panembahan Senopati berhasil menancapkan pusaka Kyai Pleret ke dalam perut Arya Penangsang hingga tewas. Setelah pertarungan itu, Panembahan Senopati berhak atas hadiah Alas Mentaok yang kemudian menjadi pusat Kerajaan Mataram Islam untuk pertama kalinya.
Dicuci Setahun Sekali
©istimewa
Kini, Pusaka Kyai Pleret tersimpan rapi sebagai salah satu benda pusaka milik Kraton Yogyakarta. Setiap setahun sekali tepatnya pada Bulan Sura, pusaka Kyai Pelet dijamasi atau dicuci oleh Raja Keraton Yogyakarta yang saat ini dipimpin oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Biasanya, prosesi jamasan itu dilaksanakan secara tertutup di dalam kompleks Kraton. Menurut pihak Kraton, prosesi yang dilaksanakan secara tertutup itu merupakan kebijakan internal, tujuannya untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ki Juru Martani dikenal sebagai pengatur strategi yang jitu. Ia menjadi dalang terbunuhnya Arya Penangsang.
Baca SelengkapnyaDalam sejarahnya, bregada Kraton Yogyakarta telah mengikuti beragam peperangan.
Baca SelengkapnyaKerajaan Mataram Islam adalah salah satu kerajaan terbesar yang pernah berdiri di Pulau Jawa, Indonesia.
Baca SelengkapnyaPada masanya, Kerajaan Mataram Islam berhasil menumpas berbagai pemberontakan dan melakukan berbagai usaha penaklukkan
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan sebuah keris tertua dari Jawa yang disimpan di Museum Belanda. Keris itu pemberian Paku Alam V pada abad ke-19.
Baca SelengkapnyaDi dalam petilasan ini terdapat sebuah batu besar yang digunakan sebagai tempat bertapa Panembahan Senopati
Baca SelengkapnyaKeris pusaka Klungkung, saksi bisu tragedi pembantaian Belanda di Puri Smarapura, kembali setelah 115 tahun.
Baca SelengkapnyaAda semangat perjuangan dan keislaman masyarakat Cirebon di balik bendera Macan Ali.
Baca SelengkapnyaKi Ageng Wonoboyo merupakan sosok yang disegani pada masanya.
Baca Selengkapnyapenanda awal perkembangan kebudayaan islam di Madura.
Baca SelengkapnyaPrasasti yang menandai lahirnya Kabupaten Trenggalek ini sangat berarti bagi masyarakat setempat.
Baca SelengkapnyaAndi Sumpu Muhammad yang diberi gelar Panglima Jukse Besi, dikenal dengan kesaktiannya.
Baca Selengkapnya