3 Fakta Unik Wayang Suket, Kerajinan Khas Purbalingga yang Terbuat dari Rumput
Merdeka.com - Biasanya, rumput tumbuh dengan liar di pekarangan rumah warga. Bila sudah meninggi, rumput kemudian dipotong dan dibuang atau dijadikan makanan hewan ternak.
Tapi siapa sangka, rumput ternyata juga bisa dimanfaatkan menjadi bahan kerajinan. Hal inilah yang terjadi di Purbalingga. Salah satu kerajinan tangan di sana, wayang suket, terbuat dari bahan dasar rumput.
Karena keunikan itulah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan wayang suket sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). Lalu seperti apa itu wayang suket dan apa yang membuatnya menarik? Berikut selengkapnya:
-
Bagaimana rumput sintetis di Taman Pisang? Tekstur rumput ini empuk dan mirip karpet. Letaknya juga berada di bawah pohon, sehingga bisa jadi tempat santai yang nyaman di taman tersebut.
-
Dimana wayang kulit jagung dibuat? Cara membuatnya bisa dilakukan sendiri di rumah. Esih memulainya dengan mengumpulkan kulit jagung di lingkungan sekitarnya, lalu dijemur hingga mengering.
-
Bagaimana cara membuat wayang kulit jagung? Esih memulainya dengan mengumpulkan kulit jagung di lingkungan sekitarnya, lalu dijemur hingga mengering. Penjemuran harus dilakukan seharian penuh agar maksimal. Kemudian, kulit jagung diberi warna dan dihias dengan kain perca seukuran 15 cm sesuai model dan ukuran. Kemudian, Esih menggambungkan bahan tersebut memakai perekat hingga membentuk model wayang kulit.
-
Bagaimana cara membuat kerajinan dari Pohon Batik Kukun? Agar motif indahnya terlihat, batang dari pohon kukun itu harus dikupas menggunakan pisau besar atau golok. Motif berwarna cokelat kehitaman langsung terlihat, di atas kayu bagian dalam yang berwarna putih.Batangnya berukuran cukup besar, dengan diameter luas sekitar 5 sampai 7 sentimeter. Pengupasan cukup menggunakan tenaga, karena ketebalan kulit batang dan tekstur yang cukup keras.Untuk panjangnya juga beragam, dan akan menyesuaikan dengan produk yang ingin dijual kepada pelanggan.
-
Bagaimana cara membuat kerajinan dari limbah kayu jati? Eko mengatakan, pengerjaan kerajinan itu biasanya dilakukan atas permintaan pembeli. Tahapan pembuatannya pun cukup panjang, mulai dari mencari contohnya di Google, pembuatan sasis atau rangka, penghalusan kayu, pembuatan bagian interior, dan lain sebagainya.
-
Siapa yang membuat wayang kulit jagung? 'Nama Wayang ini adalah SHM, ini punya arti Sukaesih Harus Mandiri, karena saya membuat wayang kulit jagung ini seluruhnya seorang diri,' terangnya
Sejarah Wayang Suket
©2020 liputan6.com
Melansir dari Jatengprov.go.id, wayang suket pertama kali dibuat oleh Mbah Gepuk pada tahun 1905. Sejak itu, pembuatannya diwariskan secara turun-temurun.
Seperti namanya, wayang suket terbuat dari suket atau rumput. Namun tak semua rumput bisa dijadikan bahan, melainkan hanya rumput jenis kasuran. Rumput kasuran dipilih karena memiliki tekstur yang kuat, tidak mudah patah, dan mudah dianyam.
Rumput kasuran merupakan rumput liar yang tumbuh di sekitaran hutan dekat Kecamatan Rembang, Purbalingga. Konon, rumput ini hanya bisa dipetik saat bulan Sura.
Diakui Berbagai Kalangan
©2020 liputan6.com
Dalam perkembangannya, keunikan wayang suket sudah diakui oleh berbagai kalangan. Salah satunya antropolog dari Universitas Indonesia, Notty J. Mahdi. Dia mengaku mengagumi wayang suket karena dibuat dengan sangat detail.
“Wayang suket Purbalingga sangat detail dan anyamannya rumit. Selain di sini, di Jawa ada pengrajin ayang suket yaitu di daerah Wonogiri. Namun di sana tidak sedetail ini,” ungkap Notty dikutip dari Purbalinggakab.go.id.
Jadi Warisan Budaya
©jatengprov.go.id
Pada 8 Oktober 2020, wayang suket ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) nasional oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Namun setelah penetapan itu, muncul tantangan untuk mempertahankan eksistensi wayang itu.
Badriyanto, selaku pengrajin wayang suket mengatakan akan melatih pengrajin di Purbalingga untuk membuat wayang suket agar keberadaannya tetap bisa dipertahankan. Sebagai pewaris tunggal pengrajin wayang suket, Badriyanto menyimpan harapan setelah ditetapkan sebagai WBTB, minat generasi muda untuk belajar wayang suket meningkat.
Sebab selama ini ia kesulitan mencari anak muda yang berminat untuk belajar wayang.
“Saya berencana untuk membuat sanggar belajar khusus wayang suket agar teknik pembuatannya tidak hanya berhenti sampai di saya saja,” kata Badriyanto. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Memperingati Hari Batik Nasional, ini empat motif batik yang populer di Pulau Sumatra.
Baca SelengkapnyaSebagian besar masyarakat di dusun tersebut berprofesi sebagai pengrajin wayang kulit. Keahlian mereka sudah diwariskan secara turun-temurun
Baca SelengkapnyaSeorang warga pengrajin batu bata di Mojokerto, Jawa Timur tidak sengaja menemukan puluhan sumur saat mencangkul tanah.
Baca SelengkapnyaAlat musik yang satu ini masuk dalam kategori alat musik tiup.
Baca SelengkapnyaDesa Wisata Muncar menyajikan keanekaragaman budaya, alam, dan berbagai kearifan lokal.
Baca SelengkapnyaAda perabot rumah tangga sampai produk fashion berbahan anyaman yang mendunia.
Baca SelengkapnyaIa pun pernah mengantongi omzet hingga Rp1 juta dari wayang kulit jagung ini
Baca SelengkapnyaSelain menjadi dalang, Gus Pur juga terampil dalam melukis.
Baca SelengkapnyaGolok asli setempat dikenal sangat tajam, sehingga bisa dengan mudah merobek benda.
Baca SelengkapnyaSejumlah karya Wahyu merupakan visualisasi dari para tokoh terkenal, mulai dari mantan Presiden RI ke-4, K.H Abdurahman Wahid (Gusdur).
Baca SelengkapnyaPot yang dibuat juga diberi warna sesuai pesanan, seperti merah, garis-garis dan juga putih. Antara warna, motif dengan bunga menyatu indah di pot.
Baca SelengkapnyaSelain kuliner, Kota Solo terkenal dengan berbagai kerajinan tangan yang memukau
Baca Selengkapnya