5 Fakta Kasus Pembunuhan Anak Usia 6 Tahun, Palaku Puas Setelah Melancarkan Aksi
Merdeka.com - Masyarakat baru-baru ini dihebohkan oleh kasus pembunuhan yang dilakukan seorang gadis remaja berusia 15 tahun. Ia menyerahkan diri usai membunuh seorang anak berusia 6 tahun. Kejadian yang terjadi di Sawah Besar, Jakarta Pusat ini menggegerkan banyak pihak.
Pelaku mengaku melakukan pembunuhan karena terinspirasi oleh film-film yang ditontonnya. Bahkan Ia mengaku melakukan aksi keji itu dengan sadar dan tanpa adanya rasa penyesalan.
Berikut 5 fakta kasus pembunuhan gadis remaja terhadap anak berusia 6 tahun.
-
Kenapa pelaku melakukan pembunuhan? Adapun, keterangan MAS, saat itu ayahnya sedang tidur bersama ibunya.Kemudian, MAS turun mengambil pisau di dapur, kemudian naik lagi ke atas dan melakukan penusukan.
-
Siapa pelaku pembunuhan itu? 'Diduga korban ditusuk ketika dalam keadaan sedang tidur. Ini masih kita dalami,' ujar dia kepada wartawan, Sabtu (30/11).Gogo menjelaskan, terduga pelaku awalnya menikam ayahnya.
-
Kenapa pelaku membunuh korban? Aksi nekat tersebut terjadi lantaran korban meminta uang tambahan sebesar Rp100.000.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
1. Terinspirasi Film-Film Horor
ABG berinisial N ini mengaku bahwa Ia melakukan aksi pembunuhan karena terispirasi oleh film-film horror yang dilihatnya di Youtube.
"Terus ya dia terobsesi, terinpirasi film horror yang di YouTube, (video di) WhatsApp, jadi pengen coba membunuh," kata Kapolsek Sawah Besar, Kompol Eliantoro.
Kapolres Jakpus, Kombes Heru Novianto juga menambhakan bahwa cara menghilangkan nyawanya yaitu dengan memasukkan korban ke dalam bak.
Tindakan keji ini dilakukan pada hari Kamis (5/3) sore. Awalnya si anak diajak ke kamar mandi kemudian dimintai tolong untuk mengambilkan mainan yang tenggelam di dalam bak. Lalu, pada saat itu pelaku kemudian menenggelamkan korban ke dalam bak mandi.
Korban ditenggelamkan hingga berulang kali hingga akhirnya kehabisan napas. Setelah korban tak sadarkan diri, Ia mengikat korban dan menaruhnya di dalam lemari pakaiannya.
2. Update Status di Facebook
2020 Merdeka.com/twitter @tumpahteh
Sebelum menyerahkan diri ke polisi, remaja berinisial N ini pun sempat membuat status di media sosial facebook. Ia mengatakan bahwa Ia baru saja membunuh balita dan ditaruh di dalam lemari bajunya. Ia pun mengaku siap untuk menyerahkan diri keesokan harinya.
Selain itu, di tengah perjalanannya menuju kantor polisi untuk menyerahkan diri, Ia juga mengunggah foto kakinya dan menambahkan caption "Otw" pada unggahan tersebut.
3. Menyerahkan Diri
2020 Merdeka.com/twitter @tumpahteh
Remaja berinisial N ini diketahui menyerahkan diri pada Jumat (6/3) pagi. Ia datang seorang diri ke Polsek Tamansari pada pukul 10.00 WIB. Kepada polisi, Ia mengaku telah melakukan pembunuhan di Sawah Besar, Jakarta Pusat.
"Iya memang betul tadi pagi telah datang seorang anak ke Polsek Tamansari, dia menyerahkan diri," kata Kapolsek Tamansari, Kompol Abdul Ghafur.
"Datang sendirian, bilang ke petugas jaga Pak saya habis membunuh," tambahnya.
Awalnya polisi mengira bahwa N sedang bergurau. Polisi akhirnya membawa gadis ini ke Polsek Sawah Besar. Kemudian, dilakukan pengecekkan ke TKP dan benar ditemukan mayat di Sawah Besar.
"Sudah dicek ke TKP dan ternyata memang benar ditemukan mayatnya di Sawah Besar," tambah Ghafur.
4. Pintar Menggambar
2020 Merdeka.com/twitter @tumpahteh
Gadis remaja berinisial N ini merupakan seorang anak yang dikenal pandai menggambar. Ia juga dikenal memiliki kemampuan Bahasa Inggris yang lumayan baik.
Hal ini diketahui dari penemuan coretan-coretan di rumahnya. Gambar-gambar yang Ia buat memang bagus, tetapi mengandung isyarat-isyarat mengerikan.
Curhatan pelaku dibuat di sebuah buku bersampul motif batik. Coretan-coretan tangan pelaku menuliskan soal ayahnya, seperti "Please Dad Dont make me mad, if you not want death. I will make you go to grave," tulisnya.
5. Tidak Menyesal dan Merasa Puas
Mirisnya, setelah melakukan pembunuhan tersebut, Ia mengaku tidak menyesal bahkan malah merasa puas. Ia mengaku pada polisi bahwa Ia tidak merasa menyesal dan bahkan merasa puas.
"Ini agak sedikit unik, si pelaku dengan sadar diri menyatakan telah membunuh," kata Kombes Heru.
Kemudian menyatakan "saya tidak menyesal tapi saya merasa puas," tambahnya lagi.
Polisi juga masih mendalami motif pembunuhan yang dilakukan gadis remaja ini. Polisi juga akan memanggil psikolog untuk memeriksa kejiwaan pelaku. (mdk/asr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari hasil penyelidikan dan penyidikan, polisi menemukan dua motif pada kasus dengan pelaku berinisial DS (61) ini.
Baca SelengkapnyaPeristiwa pembunuhan itu diketahui pada Sabtu (30/11) dini hari pukul 01.00 WIB.
Baca SelengkapnyaJenazahnya ditemukan dalam keadaan terbaring dengan kepala bersimbah darah.
Baca SelengkapnyaKasus ini terungkap setelah ayah kandung korban mencari anaknya.
Baca SelengkapnyaPeristiwa tragis itu terjadi di Burgundy Residence
Baca SelengkapnyaKorban tewas yakni WL (35), SW (34), VD (12), RJ (15) dan ZA (3). Kelimanya luka di bagian kepala.
Baca SelengkapnyaKorban tidak bisa melawan dan terlihat hanya berusaha menutupi wajah dan kepalanya dengan tangan.
Baca SelengkapnyaKPAI menyampaikan keprihatinan mendalam atas terjadinya kasus pidana yang diduga dilakukan oleh anak ini.
Baca SelengkapnyaSaat diperiksa polisi, pelaku alias ibu kandung korban kerap tertawa sendiri
Baca Selengkapnyapelaku beralibi bukan sebagai sebagai pelaku, malah mencurigai pihak lain.
Baca SelengkapnyaDetik-detik KDRT itu terekam dalam rekonstruksi kasus pembunuhan empat anak dilakukan ayahnya Panca.
Baca SelengkapnyaTersangka FO sempat membantah dan mengaku jika dirinya tidak melakukan penikaman terhadap korban CR.
Baca Selengkapnya