Alquran di Gunung Kidul Ini Dibuat dengan Tulisan Tangan, Begini Sejarahnya
Merdeka.com - Masjid Jami Wonojoyo yang berada di Kalurahan Genjahan, Kapanewonan Ponjong, Gunung Kidul, menyimpan sebuah Alquran unik yang sulit ditemukan di tempat lain. Alquran yang tersimpan rapi itu merupakan peninggalan seorang penyebar Islam di wilayah Gunung Kidul yang juga keturunan Majapahit, KRT Wiroyudo.
Uniknya lagi, kitab suci itu ternyata disusun dengan tulisan tangan. Takmir Masjid Jami’ Wonojoyo, Jayani Zaini (67), hingga kini masih setia merawat Alquran itu. Meski telah lapuk dimakan usia, dia berusaha merawat dan membersihkannya secara rutin. Bahkan dia menyediakan tempat khusus untuk menyimpan Alquran itu.
Baca juga: Alquran Juz 29 Dan Daftar Surat Di Dalamnya Lengkap Terjemahan Bahasa Indonesia
-
Apa keunikan Alquran di Banyuwangi? Namun, menariknya adalah Alquran yang digunakan terlihat tak biasa. Alquran tersebut berukuran cukup besar dan tersimpan pada kotak kayu.
-
Dimana letak Batu Quran? Puluhan sampai ratusan orang silih berganti mendatangi situs Batu Quran di Kelurahan Kadubungbang, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang, Banten.
-
Bagaimana teks tersembunyi di Alquran Biru ditemukan? Halaman-halaman tersebut diperiksa menggunakan teknik pencitraan multispektral, sebuah teknik yang dapat mengungkap teks dan gambar yang memudar seiring waktu dan tidak lagi terlihat oleh mata manusia.
-
Dimana masjid kuno itu ditemukan? Situs arkeologi Alto da Vigia, di dekat Praia das Maçãs di garis pantai Sintra, mengungkap keberadaan masjid kedua yang berasal dari abad ke-11 dan ke-12 ini.
-
Dimana Alquran raksasa disimpan? Alquran tersebut berukuran cukup besar dan tersimpan pada kotak kayu.
-
Dimana Al-Quran pertama kali diturunkan? Ayat pertama yang turun dalam Al-Quran adalah surat Al-Alaq ayat 1-5. Turunnya ayat pertama ini melalui perantara malaikat Jibril di Gua Hira, Jabal Nur.
“Saya simpan di kotak biar aman. Memang jarang dibuka meski sekedar dibaca. Takut rusak,” kata Jayani dikutip dari Liputan6.com pada Rabu (21/10). Berikut selengkapnya:
Sejarah Alquran
Jayani mengatakan Alquran bertuliskan tangan itu sebenarnya milik Muhammad Ihsan, putra dari KRT Wiroyudo. Sewaktu kecil, Ihsan dan saudaranya Hasan disekolahkan ke Arab Saudi selama beberapa tahun.
Sekembalinya ke Indonesia, keduanya membantu KRT Wiroyudo dalam menyebarkan ajaran Islam di daerah Wonosari.
©2020 liputan6.com
Setelah itu, Muhammad Ihsan mendaftar sebagai abdi dalem di Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Karena jasanya, dia kemudian diberi tanah Merdikan seluas 1 hektare di Padukuhan Wonojoyo, tempat masjid itu dibangun.
Dirikan Masjid Jami Wonojoyo
Di samping itu, sang raja juga menghadiahinya seorang putri untuk dipersunting. Setelah memiliki anak dan istri, dia mendapatkan pesan untuk mendirikan rumah limasan dan joglo yang sangat sederhana.
Selain itu, Ihsan juga mendirikan pondok pesantren yang bernama Rodhatul Qulud. Santri yang menuntut ilmu di sana tak hanya datang dari daerah Wonosari, namun juga dari luar daerah.
Dia juga mendirikan sebuah masjid yang bernama Masjid Jami’ Wonojoyo. Oleh Kraton, dia sendiri yang memilih menjadi imam dan khotib di masjid itu.
Tak Diketahui Secara Pasti
Jayani sendiri tak tahu pasti kapan riwayat penyusunan Alquran tersebut. Tapi yang jelas dia sudah mulai merawat Alquran tersebut sejak tahun 1997.
Sebelum itu, dia sendiri sempat merantau ke Jakarta dan kemudian kembali lagi. Waktu pertama kali bertugas di masjid, dia sudah mendapati Alquran itu sudah tak bersampul dan tampak rapuh dimakan usia.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masjid tua itu konon merupakan peninggalan Ki Ageng Pandanaran
Baca SelengkapnyaBatu Quran merupakan situs bersejarah, berisi batu dengan lafaz yang dipercaya merupakan ukiran jari telunjuk dari Syekh Maulana Mansyuruddin.
Baca SelengkapnyaSebuah gamelan peninggalan Sunan Kalijaga tersimpan di museum dengan bentuk yang unik dan terbuat dari kayu jati.
Baca SelengkapnyaRumah yang kini menjadi Cagar Budaya Kabupaten Agam itu dulunya dijaga oleh Syech Muhammad Saidi beserta keturunannya.
Baca SelengkapnyaDi Museum Bayt Al-Qur'an, terdapat berbagai salinan Al-Qur'an dari berbagai belahan dunia.
Baca SelengkapnyaKabarnya, seluruh mushaf di Al Quran tersebut ditulis tangan oleh ustaz pondok pesantren bernama Kiai Ahmad Basarudin Bin Ali Jaya di tahun 1990-an silam
Baca SelengkapnyaSebelum membangun masjid, para tukang harus dalam keadaan suci
Baca SelengkapnyaCara Syekh Jumadil Kubro menyebarkan Islam dengan berdagang dan dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
Baca SelengkapnyaSaat ini masjid tersebut hanya tersisa ruang mahrab, pondasi, dan menara yang sudah tidak utuh.
Baca SelengkapnyaMasjid unik ini gunakan nama bahasa Sunda bukan Arab. Ini fakta di baliknya.
Baca SelengkapnyaMasjid itu punya kemiripan dengan masjid agung Keraton Surakarta.
Baca SelengkapnyaMasjid ini dibangun diatas ukuran 13,1 m × 13,1 m yang terdiri dari 14 pintu jendela, 2 pintu besar, 8 tiang penyangga dan 1 tiang utama
Baca Selengkapnya