Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Gejala Gangguan Depresi Mayor dan Langkah Perawatannya, Perlu Diketahui

Gejala Gangguan Depresi Mayor dan Langkah Perawatannya, Perlu Diketahui Ilustrasi depresi. ©2013 Merdeka.com/Shutterstock/hikrcn

Merdeka.com - Seperti diketahui, menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan mental. Bukan tanpa sebab, baik kesehatan mental maupun kesehatan fisik saling memengaruhi satu dengan yang lain. Sehingga ketika kondisi mental sedang bermasalah bisa menyebabkan gangguan kesehatan fisik, begitu juga sebaliknya.

Dengan begitu, bukan hanya kesehatan fisik saja yang perlu mendapatkan fokus, melainkan kondisi mental harus dikelola dengan baik. Dalam hal ini, segala gangguan mental yang bisa terjadi perlu diwaspadai. Salah satunya adalah gangguan depresi.

Depresi adalah salah satu gangguan mental yang umum terjadi. Orang yang memiliki gangguan depresi biasanya mengalami suasana hati yang buruk, seperti menyebabkan perasaan sedih hingga kehilangan minat secara berkepanjangan. Dalam istilah medis, gangguan depresi disebut juga dengan gangguan depresi mayor atau depresi klinis.

Terdapat beberapa gejala gangguan depresi mayor umum yang sering, seperti sulit berkonsentrasi, kelelahan dan keputusasaan, lekas marah, hingga kehilangan minat pada hal-hal sebelumnya menyenangkan. Bukan hanya itu, gejala gangguan depresi mayor juga bisa ditandai dengan adanya dorongan bunuh diri, terutama ketika kondisi penderita yang semakin buruk.

Dilansir dari WebMD, berikut kami penjelasan lengkap tentang gejala gangguan depresi mayor hingga langkah perawatannya yang perlu diketahui.

Mengenal Gangguan Depresi Mayor

020 tantri setyorini

©Pexels

Sebelum mengetahui beberapa gejala gangguan depresi mayor, perlu dipahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan depresi major. Depresi mayor merupakan gangguan depresi klinis di mana penderitanya merasa sedih, kesepian, atau tertekan dalam jangka waktu yang lama.

Biasanya gangguan ini bisa menurunkan tingkat produktivitas sehari-hari, bahkan kehidupan menjadi tidak normal dan aktif seperti sebelumnya. Bukan hanya itu, gangguan depresi mayor ini juga sering kali menimbulkan berbagai gejala fisik.

Sehingga, orang yang mengalami depresi, tidak hanya kesehatan mentalnya yang terganggu melainkan juga kondisi fisik juga turut mengalami dampak. Jika dibiarkan tanpa perawatan yang baik dan tepat, kondisi depresi bisa semakin parah dan mengancam kematian.

Gejala Gangguan Depresi Mayor dan Tanda Bunuh Diri

Gejala Gangguan Depresi Mayor

Seperti disebutkan sebelumnya, terdapat beberapa gejala gangguan depresi mayor yang umum atau sering terjadi. Beberapa gejala ini perlu diperhatikan dengan baik, sehingga dapat mendukung deteksi dini jika memiliki kecenderungan terhadap gangguan mental ini. Berikut adalah beberapa gejala gangguan depresi mayor yang perlu diperhatikan:

  • Kesulitan berkonsentrasi, mengingat detail, dan membuat keputusan
  • Kelelahan
  • Perasaan bersalah, tidak berharga, dan tidak berdaya
  • Pesimisme dan keputusasaan
  • Insomnia, bangun pagi, atau terlalu banyak tidur
  • Keengganan atau lekas marah
  • Kegelisahan
  • Kehilangan minat pada hal-hal yang dulu menyenangkan, termasuk seks
  • Makan berlebihan, atau kehilangan nafsu makan
  • Sakit, nyeri, sakit kepala, atau kram yang tidak kunjung hilang
  • Masalah pencernaan yang tidak kunjung sembuh meski sudah berobat
  • Perasaan sedih, cemas, atau "kosong" yang menetap
  • Pikiran bunuh diri atau upaya bunuh diri
  • Tanda-Tanda Peringatan Bunuh Diri

    Setelah mengetahui kondisi umum dan berbagai gejalanya, perlu dipahami bahwa dorongan untuk bunuh diri akan selalu ada pada orang yang mengalami gejala gangguan depresi mayor. Saat orang dengan gangguan depresi memiliki dorongan bunuh diri yang kuat, dapat dikatakan bahwa kondisi depresi yang dialami semakin serius.

    Berikut adalah beberapa tanda peringatan bunuh diri pada gangguan depresi yang perlu diperhatikan:

  • Peralihan tiba-tiba dari kesedihan ke ketenangan yang ekstrem, atau tampak bahagia.
  • Selalu berbicara atau memikirkan kematian.
  • Depresi klinis (kesedihan mendalam, kehilangan minat, kesulitan tidur dan makan) yang semakin parah.
  • Mengambil risiko yang dapat menyebabkan kematian, seperti mengemudi melalui lampu merah.
  • Membuat komentar tentang keputusasaan, tidak berdaya, atau tidak berharga.
  • Melakukan urusan tertentu seperti membuat surat wasiat
  • Mengatakan hal-hal seperti "Akan lebih baik jika saya tidak di sini" atau "Saya ingin keluar"
  • Berbicara tentang bunuh diri
  • Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menunjukkan tanda-tanda peringatan di atas, segera hubungi kontak pertolongan darurat, atau hubungi profesional kesehatan mental, atau pergi ke ruang gawat darurat. Dalam hal ini, diperlukan perawatan gangguan depresi major dengan segara sehingga bisa mencegah berbagai hal buruk terjadi.

    Perawatan Gangguan Depresi Major

    ilustrasi depresi

    ©Shutterstock/luxorphoto

    Langkah perawatan

    Setelah mengetahui gejala gangguan depresi mayor dan tanda peringatan bunuh diri, berikutnya terdapat perawatan gangguan depresi major yang dilakukan secara khusus. Saat memeriksakan diri ke dokter dengan gejala depresi yang ada, biasanya dokter akan memulai perawatan atau merujuk ke profesional kesehatan mental.

    Jika dilakukan perawatan klinis, dokter akan mencari pengobatan terbaik, ini mungkin termasuk pemberian obat antidepresan, atau terapi khusus seperti psikoterapi. Umumnya, perawatan ini memakan waktu yang cukup lama. Mungkin diperlukan waktu lebih dari satu bulan untuk mendapat efek pengobatan sepenuhnya.

    Terapi lain

    Selain itu, ada pula terapi lain yang dilakukan untuk perawatan gangguan depresi mayor. Misalnya terapi kejang atau listrik (ECT), yaitu pilihan pengobatan untuk orang-orang yang menderita gangguan depresi yang tidak membaik setelah mengonsumsi obat-obatan. Terapi ini juga dilakukan pada penderita gangguan depresi berat yang membutuhkan perawatan segera.

    Selain terapi kejang, ada juga terapi Stimulasi Magnetik Transkranial (TMS) melibatkan penggunaan perangkat non-invasif yang dipegang di atas kepala untuk menginduksi medan magnet. Ini menargetkan bagian tertentu dari otak yang dapat memicu depresi.

    Terakhir bisa menggunakan terapi Stimulasi Saraf Vagus (VMS), yaitu terapi yang memanfaatkan perangkat seperti alat pacu jantung ditanamkan melalui pembedahan di bawah tulang selangka untuk mengirimkan impuls reguler ke otak. (mdk/ayi)

    Geser ke atas Berita Selanjutnya

    Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
    lihat isinya

    Buka FYP
    7 Gejala Awal Depresi yang Perlu Diwaspadai Sebelum Semakin Memburuk
    7 Gejala Awal Depresi yang Perlu Diwaspadai Sebelum Semakin Memburuk

    Sebelum berubah menjadi depresi, terdapat sejumlah gejala yang perlu dikenali.

    Baca Selengkapnya
    Depresi Klinis adalah Jenis Depresi Paling Akut, Berikut Penyebab dan Gejalanya
    Depresi Klinis adalah Jenis Depresi Paling Akut, Berikut Penyebab dan Gejalanya

    Depresi klinis ditandai dengan rasa putus asa yang terus-menerus. Kondisi ini harus ditangani secara serius dan profesional.

    Baca Selengkapnya
    Tanda Depresi Terselubung yang Perlu Dipahami, Atasi Sebelum Terlambat
    Tanda Depresi Terselubung yang Perlu Dipahami, Atasi Sebelum Terlambat

    Terjadinya depresi terselubung perlu untuk diwaspadai secara segera agar tidak semakin memburuk.

    Baca Selengkapnya
    Kenali 4 Gejala Awal Depresi yang Mungkin Saja Menimpamu, Jangan Diabaikan!
    Kenali 4 Gejala Awal Depresi yang Mungkin Saja Menimpamu, Jangan Diabaikan!

    Beberapa gejala awal depresi yang mungkin saja dialami, tapi nggak disadari. Apa saja?

    Baca Selengkapnya
    Sering Mengantuk? Bisa Jadi Gejala Depresi, Kenali Tandanya!
    Sering Mengantuk? Bisa Jadi Gejala Depresi, Kenali Tandanya!

    Yuk, kenali lebih dalam gejala depresi agar kamu bisa lebih peduli pada kesehatan diri sendiri.

    Baca Selengkapnya
    7 Tanda Kelelahan Mental dan 6 Penyebab yang Sering Terabaikan
    7 Tanda Kelelahan Mental dan 6 Penyebab yang Sering Terabaikan

    Tidak hanya tubuh, mental kita juga bisa merasa lelah dan hal ini bisa disebabkan oleh sejumlah hal.

    Baca Selengkapnya
    6 Penyebab Seseorang Mudah Merasa Gelisah dan Kehilangan Motivasi
    6 Penyebab Seseorang Mudah Merasa Gelisah dan Kehilangan Motivasi

    Rasa gelisah dan kehilangan motivasi merupakan hal yang wajar, tapi jangan biarkan berlarut-larut.

    Baca Selengkapnya
    Kenali 3 Jenis Bipolar yang Bisa Dialami Seseorang Sepanjang Hidup
    Kenali 3 Jenis Bipolar yang Bisa Dialami Seseorang Sepanjang Hidup

    Terdapat tiga jenis gangguan bopilar yang bisa dialami oleh seseorang sepanjang hidupnya.

    Baca Selengkapnya
    Mengenal Ciri-Ciri Depresi Terselubung dan Cara Mengatasinya, Jangan Dibiarkan
    Mengenal Ciri-Ciri Depresi Terselubung dan Cara Mengatasinya, Jangan Dibiarkan

    Depresi terselubung adalah kondisi ketika seseorang merasa tertekan, tapi tidak menunjukkan gejala atau ciri-ciri seperti orang yang depresi pada umumnya.

    Baca Selengkapnya
    Bipolar Depression adalah Kondisi Depresi Bipolar, Ketahui Perbedaannya dengan Depresi Mayor
    Bipolar Depression adalah Kondisi Depresi Bipolar, Ketahui Perbedaannya dengan Depresi Mayor

    Bipolar depression adalah episode depresi pada penderita bipolar.

    Baca Selengkapnya
    9 Alasan Kenapa Kamu Gampang Merasa Malas dan Tidak Semangat
    9 Alasan Kenapa Kamu Gampang Merasa Malas dan Tidak Semangat

    Ternyata ada beberapa hal yang bisa jadi alasan munculnya dua perasaan tersebut, loh. Yuk, simak penjelasannya!

    Baca Selengkapnya
    7 Penyebab Seseorang Mudah Kehilangan Fokus dan Cara Mengatasinya
    7 Penyebab Seseorang Mudah Kehilangan Fokus dan Cara Mengatasinya

    Setiap orang pasti pernah merasakan perasaan sedikit kosong, tercerai-berai hingga kehilangan fokus.

    Baca Selengkapnya