Kisah Hidup Mary Manuel, Wanita Kaya Raya Zaman Kolonial yang Pilih Hidup Sendiri hingga Akhir Hayat
Walaupun bergelimang harta, Mary Manuel hidup sebatang kara dan tak menikah hingga akhir hayatnya. Ia ditemukan meninggal dunia secara misterius di rumahnya.
Alkisah pada zaman kolonial Belanda hidup seorang wanita kaya raya bernama Mary Manuel. Ia merupakan putri dari pasangan Joseph August Manuel dan Elisabeth Janseen.
Mary Emmie Josephine Manuel lahir di Jonggrangan, Klaten tahun 1868. Namun saat kecil, ia pindah ke Madiun mengikuti ayahnya yang pindah tugas sebagai pengawas jalur kereta api Madiun-Solo.
-
Bagaimana Maryoto memulai hidupnya di Kalimantan? Hidup di daerah transmigrasi, membuat Maryoto kesulitan untuk bertani. Pasalnya, daerah yang ditempati Maryoto adalah tanah yang mengalami pasang surut air laut sehingga ia hanya bisa menanam padi selama satu tahun sekali.
-
Bagaimana Maria dikenal? Maria Theodore tidak tampak seperti orang Indonesia asli. Namun, sebenarnya dia adalah keturunan Indonesia-Amerika dan memiliki kewarganegaraan Indonesia.
-
Apa ciri khas Manuella Aziza? Ia memiliki mata yang cantik berwarna biru dan paras bule yang turun dari sang ayah bermana Michael A. Villarreal.
-
Bagaimana wanita tersebut meninggal? Dua kerangka ini telah dipindahkan untuk uji laboratorium, bertujuan untuk memastikan bagaimana pasangan ini meninggal dan mengapa wajah wanita itu bolong.
-
Dimana Maryoto memutuskan untuk bertransmigrasi? Ia dan keluarganya sejak tahun 2016 lalu memutuskan untuk pindah ke Kalimantan dan hidup di tengah sawah sebagai seorang petani.
-
Kapan Dina Mariana meninggal? Dina Mariana Tutup Usia di 59 Tahun, Perjuangan Melawan Kanker Rahim Sejak 2021 Terungkap
Selama di Madiun, Mary dan keluarganya tinggal di kawasan pemukiman Eropa bernama Loji Residentielaan. Mary berasal dari keluarga kaya raya dan cukup terpandang. Setelah kedua orang tuanya wafat, ia menjadi pewaris tunggal seluruh harta kekayaan orang tuanya.
Berikut kisah selengkapnya, dikutip dari akun Instagram @roemahtoea:
Kehidupan Pribadi Mary Manuel
Mary Manuel merupakan perempuan kaya raya. Ia memiliki saham sebesar 80.000 gulden di Indischeleening dan permata seharga 5.000 gulden. Terlampau kaya, ia pernah kerampokan permata dua kali.
Pada waktu-waktu tertentu, ia sering pergi menonton film dengan mengenakan gaun panjang dan korset. Saat malam hari ia suka memainkan piano dari dalam rumahnya yang terkadang membuat warga takut dengan suara alunan musiknya.
Dikutip dari akun Instagram @roemahtoea, semasa hidupnya, Mary Manuel tidak memiliki suami. Bahkan di rumahnya yang besar ia tinggal sendiri tanpa seorangpun yang menemani, baik dari keluarga maupun pelayan. Hingga orang-orang di sekitarnya menganggap dirinya pelit.
Kematian Mary Manuel
Pada suatu hari, tepatnya pada tanggal 3 Maret 1928, Mary Manuel ditemukan wafat di sebuah kamar tidur tanpa diketahui penyebabnya. Ia pertama kali ditemukan meninggal dunia oleh seorang Jongos yang akan bekerja untuknya.
Olah TKP dilakukan atas kematian Mary Manuel. Pada sebuah meja di samping jasadnya, ditemukan sepucuk kertas yang berisi surat wasiat.
Dalam surat wasiat itu tertulis bahwa ia mewariskan semua hartanya ke Gemeente Madiun. Kediamannya diwakafkan untuk pembangunan Schouwburg atau gedung pertunjukan.
Jika Gemeente Madiun tidak bisa menyanggupi, maka hartanya akan diserahkan ke Panti Asuhan Gereja Katolik. Ia juga meminta mereka menjadi ahli waris pemakaman dan meminta mereka untuk menguburnya di pusara sang ibu.
Makam Mary Manuel
Saat kini, makam Mary Manuel dapat dijumpai di Europesche Graaf Madiun. Kondisi makamnya sedikit memprihatinkan, tidak menggambarkan bahwa jasad yang dimakamkan di sana merupakan orang terpandang pada masanya. Makam itu terbuat dari batu marmer produksi perusahaan “Ai Marmi Italiani” dari Surabaya.
Selain itu, juga dibangun monument obelisk berhias guci dan berinskripsi “Hier rusten Mary Emmy Jozephine Manuel en haar moeder Elisabeth Jensen”. Namun kini obelisk itu telah hilang dan tinggal menyisakan batu nisan besar tanpa nama.
Jejak Kekayaan Mary Manuel di Masa Kini
Pusat perbelanjaan dan bioskop Plaza Lawu merupakan salah satu bangunan yang menonjol di Kota Madiun. Gedung megah itu sudah berdiri sejak zaman Belanda. Pada waktu itu, gedung itu tak lain adalah rumah tempat tinggal dari Mary Manuel.
Dalam surat wasiatnya sebelum meninggal, Mary Manuel berwasiat agar rumahnya dijadikan sebagai gedung pertunjukan seni atau bioskop. Dikutip dari Wikipedia, sebelum menjadi pusat perbelanjaan pada tahun 1997, Plaza Lawu merupakan sebuah gedung bioskop bernama Bioskop Lawu.
Pada tahun 1997, pusat perbelanjaan itu bernama Sri Ratu Madiun. Mal ini merupakan jaringan dari Pasaraya Sri Ratu yang pusatnya berada di Semarang. Pada tahun 2017, Sri Ratu mengumumkan bahwa mal itu akan mengalami perombakan ulang. Setelah setahun renovasi, mal itu dibuka kembali dengan nama Plaza Lawu. Kini Plaza Lawu dimiliki oleh PT Ramayana.