Melihat Kehidupan Orang Samin, Masyarakat Adat yang Tinggal di Pedalaman Blora
Merdeka.com - Indonesia memiliki banyak suku bangsa, ada ratusan suku tersebar dari Sabang hingga Merauke. Ada suku yang tetap bertahan dengan nilai tradisinya, dan ada juga suku yang mulai tergeser.
Samin adalah salah satu kelompok masyarakat adat yang tinggal di pedalaman Blora, Jawa Tengah. Sebagai masyarakat yang masih memegang teguh adat dan tradisi, Samin memiliki ajaran sendiri. Salah satu ajarannya adalah menjunjung tinggi kejujuran dan tidak bersikap sombong.
Ajaran itu harus dipatuhi oleh orang-orang Samin yang juga dijuluki sebagai Sedulur Sikep. Karena ajaran ini, orang-orang Samin justru dianggap bodoh, tolol, bahkan sinting. Walau begitu masyarakat adat Samin masih tetap mempertahankan nilai-nilai tradisi mereka tersebut.
-
Kenapa ajaran Samin dimasukkan ke kurikulum sekolah di Blora? Salah satu hal yang bisa dipetik dari ajaran Samin Sureosentiko adalah tentang tindakan apa adanya. Kemendikbudristek RI selalu berkomitmen untuk mengangkat potensi kearifan lokal dari warga Sedulur Sikep. Salah satunya dengan berencana memasukkan kurikulum muatan lokal tentang ajaran Samin Surosentiko dalam pendidikan formal di Kabupaten Blora.
-
Bagaimana ajaran Samin diajarkan di sekolah? 'Nanti dibaluti kurikulum merdeka. Karena yang untuk muatan lokal ini diserahkan ke masing-masing pemerintah daerah. Karena tiap-tiap pemerintah daerah punya prioritas sesuai dengan karakteristik budayanya pada tiap-tiap kabupaten/kota,' kata Sjamsul dikutip dari Liputan6.com pada Rabu (10/7).
-
Siapa yang mengusulkan Ajaran Samin di masukkan ke kurikulum sekolah? Wacana ini diungkapkan oleh Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat Kemendikbudristek RI Sjamsul Hadi pada Selasa (9/7).
-
Siapa yang mengikuti Saptonan? Para pemain yang terlibat rata-rata merupakan kusir delman yang ada di wilayah Kabupaten Kuningan.
-
Siapa yang membantu Desa Sambak menjadi Desa Brilian? 'Untuk yang 15 besar itu secara otomatis didampingi dari Universitas Padjajaran (Unpad) selama kurang lebih 1 minggu. Di sini mengoptimalkan, mempromosikan potensi-potensi yang ada di Desa Sambak,' ungkap Dahlan mengawali ceritanya kepada merdeka.com di Pondok Kopi Potorono.
-
Apa tradisi unik di Sumatera Selatan? Salah satunya adalah tradisi unik yang ada di Sumatra Selatan yakni saling bertukar takjil dengan tetangga di sekitar kampung tempat tinggal.
Berpergian dengan Jalan Kaki
2020 liputan6.com
Orang Samin sering berpergian dengan berjalan kaki. Bahkan untuk perjalanan antar kota sekalipun, mereka tetap berjalan kaki. Dilansir dari Liputan6.com, ada satu cerita unik dari pengalaman orang Samin yang pergi berjalan kaki menuju Rembang.
Di tengah jalan seorang kondektur bus menawarinya untuk naik bus yang ia tumpangi. Orang Samin itu menerima tawaran kondektur itu. Akhirnya dia naik bus tujuan Rembang. Di tengah jalan, kondektur menagih ongkos bus. Bukannya membayar, orang Samin itu malah tidak mengerti kenapa ia harus ditagih uang.
Orang Samin itu kemudian bilang pada kondektur bahwa ia tidak membawa uang. Kondektur itu akhirnya menurunkannya di suatu tempat. Namun, saat hendak diturunkan, ada seorang penumpang yang hendak membayari ongkos perjalanan orang Samin itu. Bukannya berterima kasih, orang Samin itu malah menolak.
"Lebih nyaman jalan kaki saja, tidak ada yang mengajak bertengkar," kata orang Samin itu sambil melangkah kaki keluar dari bus.
Hidup Menyatu dengan Alam
blorakab.go.id
Orang Samin hidup menyatu dengan alam sejak dahulu kala. Pada masa penjajahan Belanda, pernah ada warga Samin yang didatangi petugas pajak Belanda. Ia hendak menagih pajak warga Samin itu. Bukannya membayar, orang Samin itu justru keluar rumah dengan membawa cangkul dan sekantung uang. Di hadapan petugas pajak itu, dia menggali tanah dengan cangkul dan menanam uang itu di dalamnya.
Pernah juga ada orang Samin yang dimintai seorang warga yang bukan Samin untuk menjaga sawahnya. Saat sang empunya sawah kembali, betapa kagetnya ia saat mengetahui sawahnya diserbu ratusan burung pipit dan Orang Samin yang menjaga sawahnya hanya diam saja.
Pemilik sawah itu langsung memarahi orang Samin itu. Dengan lugunya, orang Samin itu menjawab bahwa ia hanya disuruh untuk menjaga sawah, bukan mengusir gerombolan burung pipit yang sedang makan.
Selain dua hal di atas, konon orang Samin juga tidak mau memetik buah dari atas pohon sebelum buah itu jatuh sendiri ke tanah.
Menentang Penguasa yang Sewenang-wenang
Masyarakat Samin sejak dulu dikenal selalu menentang penguasa yang memimpin sewenang-wenang. Pada zaman Belanda, mereka dikenal selalu menolak membayar pajak dan upeti. Mereka juga menolak saat Belanda hendak mendirikan kebun jati. Kesal dengan sikap mereka, pemerintah Belanda menyebut orang Samin gila.
Dikutip dari Liputan6.com, hal ini berlanjut ketika Belanda sudah pergi dari Indonesia, masyarakat Samin menolak saat tanah mereka hendak dikuasai Perum Perhutani milik pemerintah. Hal ini membuat pemerintah mengecap mereka sebagai orang tolol.
Karena pelabelan dari dua masa pemerintahan itu, orang Samin akhirnya menjuluki diri mereka sendiri dengan nama baru, yakni Sedulur Sikep, yang artinya orang-orang yang memiliki sikap.
Punya Rasa Kemanusiaan yang Tinggi
Lipi.go.id, menyebut orang Samin tidak tinggal menggerombol. Mereka tinggal berpencar di tiap desa yang tersebar di Kabupaten Blora dan kabupaten-kabupaten lain di sekitarnya. Seperti Kabupaten Grobogan, Bojonegoro, Rembang, Pati, dan Kudus. Dalam satu desa biasanya terdiri dari 5-6 keluarga.
Dalam pergaulan sehari-hari baik terhadap sesama Samin maupun orang luar, masyarakat Samin memegang prinsip, "ono niro mergo ningsung, ono ningsung mergo niro" (saya ada karena kamu, kamu ada karena saya). Karena prinsip itu, orang Samin tidak mau menyakiti orang lain, tidak mau mengambil hak orang lain, tapi mereka juga tidak mau hak-hak mereka dirampas. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satu hal yang bisa dipetik dari ajaran Samin Sureosentiko adalah tentang tindakan apa adanya.
Baca SelengkapnyaSamin Surosentiko dikenal sebagai penentang keras kolonialisme.
Baca SelengkapnyaDi desa itu, mereka menjaga tradisi dan kearifan lokal yang telah mereka miliki selama berabad-abad.
Baca SelengkapnyaDi Desa Budaya Pampang pengunjung nantinya akan dijelaskan makna dari setiap kesenian yang akan ditampilkan.
Baca SelengkapnyaDesa wisata Selamanik layak dikunjungi saat berkunjung ke Kabupaten Ciamis.
Baca SelengkapnyaSuku asli dari kota Pagaralam, Ogan Komering Ulu Selatan, dan Muara Enim ini melakukan perlawanan terlama dalam sejarah.
Baca SelengkapnyaBeberapa situs dari era megalitikum ditemukan di sini. Kebudayaan seperti apa yang pernah hidup di sini ribuan tahun lalu?
Baca SelengkapnyaKabarnya, tanah di Kampung Cisungsang merupakan titipan dari Raja Sunda yang bersahaja bernama Pangeran Walasungsang.
Baca SelengkapnyaSebuah masyarakat yang hidup cukup terisolir di pedalaman Provinsi Riau ini sangat dekat dengan alam (hutan) dan menerapkan sistem peladangan.
Baca SelengkapnyaPara perempuan turut mewariskan keahliannya itu ke generasi selanjutnya agar kerajinan tangan ini tidak punah dimakan zaman modern.
Baca SelengkapnyaDesa ini dikenal sebagai pusat peradaban sejak zaman Hindu Buddha di Indonesia
Baca SelengkapnyaNenek moyang orang Jawa ini dikenal pemberani, mereka tak mau tunduk pada penguasa. Selain itu, mereka dikenal ahli bangun candi.
Baca Selengkapnya