Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengenal Jung, Kapal Raksasa Nusantara yang Lebih Besar dari Kapal Portugis

Mengenal Jung, Kapal Raksasa Nusantara yang Lebih Besar dari Kapal Portugis Kapal Jung. ©Wikipedia.org

Merdeka.com - Di zaman dahulu, Indonesia begitu dikenal dan disegani karena memiliki kapal-kapal besar penguasa lautan. Maka tak heran apabila Kerajaan Majapahit bisa menguasai hampir seluruh wilayah kepulauan Nusantara dengan kapal-kapalnya.

Salah satu jenis kapal yang cukup ditakuti pada masa itu adalah Jung. Orang Melayu menyebutnya “Jong”, orang Jawa menyebutnya “Jung”, orang Portugis menyebutnya “Junco” sedangkan orang Arab menyebutnya “J-n-k”.

Tome Pires, penjelajah Portugis di abad ke-16 menyebut Jung sebagai kapal yang sangat besar hingga bisa memuat seribu orang di atasnya.

Lantas seperti apa kejayaan Jung dalam dunia pelayaran Nusantara pada masanya? Berikut selengkapnya:

Nyaris Hilang dari Catatan Sejarah

kapal jung

©Wikipedia.org

Melansir dari Indonesia.go.id, Jung adalah kapal raksasa dari zaman kuno yang nyaris hilang dari catatan sejarah. Dalam literatur dalam negeri, keberadaan kapal raksasa ini justru muncul dalam novel Pramoedya Ananta Toer berjudul “Arus Balik”. Dalam novel itu, Jung digambarkan sebagai kapal-kapal milik Kerajaan Majapahit.

“Dahulu ada seorang anak desa, Nala namanya. Dia berasal dari sebuah kampung nelayan di Tuban. Seorang bocah yang oleh para dewa dikaruniai dengan banyak cipta. Untuk Majapahit dia ciptakan kapal-kapal besar dari lima puluh depa panjang dan sepuluh depa lebar. Bisa mengangkut sampai delapan ratus prajurit dan dua ratus tawanan. Kapal-kapal besar, terbesar di dunia ini, di seluruh jagad ini,” tulis Pramoedya dalam novelnya, seperti mengutip dari Indonesia.go.id.

Kapal Dagang Asia Tenggara

Pierre-Yves Manguin, salah seorang ilmuwan sejarah asal Prancis, menulis khusus tentang Jung. Menurutnya, kapal-kapal raksasa itu berasal dari galangan kapal yang dekat ddengan ngna hutan jati di Cirebon, Jepara, dan Tuban.

Waktu itu, Jung dimanfaatkan sebagai kapal dagang orang Asia Tenggara. Kelebihan utama dari kapal raksasa ini adalah kapasitasnya yang besar dan bisa dimanfaatkan untuk membawa komoditas yang bernilai tinggi.

Dalam buku abad ke-3 berjudul “Hal-Hal Aneh dari Selatan” karya Wa Chen, kapal ini memiliki berat sekitar 250-1.000 ton. Kapal Jung yang besar panjangnya bisa mencapai lebih dari 50 meter. Sementara tingginya di atas air bisa mencapai 4-7 meter.

Tidak Mempan Ditembak Meriam

kapal jung

©Wikipedia.org

Dalam catatan Gaspar Correia, penulis sejarah abad ke-16 Masehi, kapal raksasa itu tidak mempan ditembaki meriam yang terbesar. Hanya dua lapis papan dari empat lapis papan pada kapal itu.

Sementara itu kapten Portugis Alfonso Albuquerque mencatat kalau Jung memiliki empat tiang layar. Bobot muatannya bisa mencapai 600 ton. Sementara Jung yang dimiliki Kerajaan Demak bobotnya mencapai 1.000 ton.

Penulis Portugis Fernao Pires de Andrade mencatat bahwa butuh tiga tahun untuk membangun satu unit Jung. Bahkan pedagang Italia, Giovanni da Empoli menyebut bahwa di tanah Jawa, Jung tidak berbeda dengan benteng, karena tidak dapat dirusak dengan senjata altileri.

Hilangnya Jung

Sejarawan Anthony Reid mengatakan bahwa kegagalan Pati Unus dalam pertempuran melawan Portugis di Malaka membawa pengaruh besar bagi hilangnya kapal-kapal besar dari galangan-galangan kapal yang tersebar di pesisir. Salah satu penyebab lain adalah penguasa Mataram yang menghancurkan sendiri kota-kota pesisir yang memiliki galangan kapal.

Bahkan tahun 1655, Raja Amangkurat I, penguasa Kerajaan Mataram saat itu, memerintahkan untuk menutup pelabuhan dan menghancurkan kapal-kapal. Hal ini dilakukan demi menghindari terjadinya pemberontakan.

Kondisi inipun diperpuruk saat giliran VOC yang menguasai pelabuhan-pelabuhan pesisir pada abad ke-18. Dilansir dari Indonesia.go.id, pada saat itu VOC melarang galangan kapal membuat kapal dengan berat melebihi 50 ton dan menempatkan pengawas di masing-masing kota pelabuhan. (mdk/shr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menilik Kehebatan Kapal Laut Buatan Rembang yang Mendunia Sejak Zaman Majapahit, Mampu Berlayar hingga Brazil
Menilik Kehebatan Kapal Laut Buatan Rembang yang Mendunia Sejak Zaman Majapahit, Mampu Berlayar hingga Brazil

Menurut tutur pitutur sejarah, kapal-kapal buatan Dasun terkenal akan kualitasnya. Bahkan, kemampuan berlayar bisa hingga lintas benua di Brazil.

Baca Selengkapnya
Masih Tersisa Hingga Kini, Begini Jejak Peninggalan Bangsa Portugis pada Budaya Nusantara
Masih Tersisa Hingga Kini, Begini Jejak Peninggalan Bangsa Portugis pada Budaya Nusantara

Hingga kini, jejak keberadaan Portugis masih bisa dijumpai pada banyak lokasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya
5 Fakta Laut Indonesia Digdaya sejak Zaman Kerajaan, Jadi Sarana Utama Bisnis hingga Dakwah Islam
5 Fakta Laut Indonesia Digdaya sejak Zaman Kerajaan, Jadi Sarana Utama Bisnis hingga Dakwah Islam

Ada banyak pelaut ulung pada zaman kerajaan yang menginsiprasi

Baca Selengkapnya
Jadi Tema Google Doodle, Kapal Pinisi Bukti Indonesia Kuasai Lautan Sejak Ribuan Tahun Lalu
Jadi Tema Google Doodle, Kapal Pinisi Bukti Indonesia Kuasai Lautan Sejak Ribuan Tahun Lalu

Kapal pinisi menjadi salah satu warisan budaya dunia berasal dari Indonesia, tepatnya dari suku Bugis-Makassar di Sulawesi Selatan.

Baca Selengkapnya
Saktinya Panglima Kerajaan Indragiri Taklukkan Jenderal Portugis Penguasa Laut Malaka
Saktinya Panglima Kerajaan Indragiri Taklukkan Jenderal Portugis Penguasa Laut Malaka

Andi Sumpu Muhammad yang diberi gelar Panglima Jukse Besi, dikenal dengan kesaktiannya.

Baca Selengkapnya
Potret Jangkar Raksasa di Vihara Dewi Welas Asih Cirebon, Tingginya 5 Meter dan Diduga Peninggalan Bangsa Portugis
Potret Jangkar Raksasa di Vihara Dewi Welas Asih Cirebon, Tingginya 5 Meter dan Diduga Peninggalan Bangsa Portugis

Perkakas kapal itu merupakan peninggalan bangsa Portugis yang datang di awal abad ke-16.

Baca Selengkapnya
Sebut Tuban Negeri yang Rindang, Ini Sosok Tome Pires Mata-mata Portugis untuk Cari Peluang Ekonomi di Nusantara
Sebut Tuban Negeri yang Rindang, Ini Sosok Tome Pires Mata-mata Portugis untuk Cari Peluang Ekonomi di Nusantara

Pada tahun 1950-an, ia mencatat barang-barang yang dijual di Pelabuhan Tuban

Baca Selengkapnya
Sejarah Lancang, Kapal Multifungsi yang Populer hingga Asal Mula Sebutan Kota Riau
Sejarah Lancang, Kapal Multifungsi yang Populer hingga Asal Mula Sebutan Kota Riau

Mengenal Lancang, kapal yang digunakan orang Sumatra Timur hingga asal usul istilah Kota Riau.

Baca Selengkapnya
Banyak Ditemukan Benda Peninggalan VOC, Intip Kisah Sejarah Pulau Onrust di Kepulauan Seribu
Banyak Ditemukan Benda Peninggalan VOC, Intip Kisah Sejarah Pulau Onrust di Kepulauan Seribu

Menguak sejarah Pulau Onrust yang berada di antara Kepulauan Seribu yang konon menjadi titik penting ketika masa kolonial.

Baca Selengkapnya
10 Fakta Pulau Jawa yang Menarik Diketahui, Ini Selengkapnya
10 Fakta Pulau Jawa yang Menarik Diketahui, Ini Selengkapnya

Pulau Jawa adalah pusat kepadatan penduduk dan aktivitas ekonomi negara Indonesia.

Baca Selengkapnya
Sosok Hang Nadim Laksamana Perang Pencentus Gerilya Air dan Perjuangannya Lindungi Bintan dari Jajahan Portugis
Sosok Hang Nadim Laksamana Perang Pencentus Gerilya Air dan Perjuangannya Lindungi Bintan dari Jajahan Portugis

Salah satu figur pahlawan legendaris dari Pulau Bintan yang berjasa melindungi tanah kelahirannya dari jajahan bangsa Portugis.

Baca Selengkapnya
Lintasi 3 Provinsi, Ini Fakta Kali Angke Sungai yang Melegenda di Jakarta
Lintasi 3 Provinsi, Ini Fakta Kali Angke Sungai yang Melegenda di Jakarta

Ini fakta-fakta seputar Kali Angke yang bersejarah di Jakarta.

Baca Selengkapnya