Mengenal Tenun Troso, Kain Unik Khas Jepara Masih Dibuat dengan Cara Tradisional
Merdeka.com - Jepara dikenal dengan berbagai kerajinannya. Selain ukir kayu, tempat itu juga memiliki kerajinan tenun. Salah satunya adalah kerajinan tenun troso.
Dilansir dari Liputan6.com pada Jumat (27/1), tenun troso merupakan tenun ikat tradisional khas Jepara. Sesuai namanya, tenun ini berasal dari Desa Troso, Kecamatan Pecangaan.
Lantas apa keunikan tenun ini? Berikut selengkapnya:
-
Bagaimana cara membuat kain tenun di Kampung Tenun? Selain itu, Anda juga bisa merasakan pengalaman membuat kain tenun sendiri dengan menggunakan alat didampingi oleh para pengrajin profesional.
-
Apa itu sarung tenun khas Gresik? Sarung merupakan pakaian yang sehari-hari yang identik dengan kaum muslim, terutama untuk kebutuhan salat lima waktu. Pria muslim pada umumnya memiliki lebih dari satu sarung. Sarung Tenun Ada beragam merek sarung yang beredar di pasar Indonesia, salah satunya sarung tenun khas Gresik. Bahkan, pabrik sarung tenun khas Gresik tidak hanya menguasai pasar nasional, tetapi juga diekspor ke berbagai negara.
-
Bagaimana 'tresno' diungkapkan dalam seni dan budaya Jawa? Dalam sastra dan seni tradisional Jawa, seperti tembang, wayang, dan puisi, kata 'tresno' sering digunakan untuk mengekspresikan perasaan cinta yang dalam dan kompleks.
-
Bagaimana pabrik sarung tenun Gresik berkembang? Pada tahun 1953, usaha tenun kecil bernama Pertenunan BHS memulai usaha membuat sarung tenun. Saat itu, usaha tenun yang berlokasi di Kabupaten Gresik, Jawa Timur ini memproduksi saring tenun Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Seiring waktu, usaha tenun kecil ini terus berkembang. Kapasitas produksi dan jenis produk ditambah. Kini, selain memproduksi sarung tenun manual, pabrik ini juga membuat sarung tenun menggunakan Alat Tenun Mesin (ATM).
-
Dimana Pabrik Tenun Kesono berdiri? Keluarga Bin Martak sengaja memilih Desa Kesono sebagai lokasi pendirian pabrik tenun karena berdekatan dengan salah satu sumber air terbaik pada zaman Hindia Belanda.
-
Mengapa sarung tenun Gresik diminati? Mengutip Instagram @maduraholic, harga sarung tenun khas Gresik ini berkisar antara Rp300 ribu hingga Rp9 juta per biji. Pengguna sarung ini tidak hanya mempertimbangkan fungsi sarung, tetapi juga bagian dari gaya hidup. Bahkan, pada sebagian masyarakat, sarung tenun khas Gresik ini jadi salah satu bentuk adu gengsi. Semakin mahal sarung tenun yang dikenakan membuat penggunanya merasa bangga.
Sejarah Kemunculan Tenun Troso
©2023 liputan6.com
Di Desa Troso, hampir semua warga bermata pencaharian sebagai perajin tenun. Awalnya kerajinan ini dikenalkan oleh dua tokoh yang dihormati di desa ini, Ki Senu dan Nyi Senu. Nyi Senu adalah orang pertama yang memiliki keterampilan membuat kain tenun.
Pasangan suami itu kerap mengenakan kain tenun buatan mereka sendiri saat hadir di acara-acara besar. Kain itu membuat warga Desa Troso tertarik. Akhirnya Nyi Senu mengajari cara pembuatan kain itu kepada warga.
Perlahan, keterampilan ini semakin dikuasai warga dan diwariskan secara turun-temurun. Kerajinan ini lama-lama menjadi identitas warga Desa Troso dan menjadi sumber mata pencaharian.
Masih Gunakan Cara Tradisional
Salah satu keunikan Kain Tenun Troso adalah pembuatannya masih menggunakan cara tradisional. Maka tak heran, karena juga mementingkan kualitas serta estetika, pembuatan kain ini memerlukan waktu berhari-hari bahkan berminggu-minggu.
Prosesnya dimulai dari pengetetan dan pewarnaan benang. Kemudian benang dijemur dan ditata sesuai motif. Setelah itu benang ditarik menggunakan alat bum satu per satu. Lalu dilanjutkan dengan proses pencucukan.
Setelah semua proses selesai, barulah kain dapat ditenun. Ada dua motif dalam pembuatan kain troso, yang pertama motif lompong (talas) dan motif daun cemara. Perlahan-lahan, motif itu dikembangkan warga dengan cerita atau filosofi yang berbeda-beda. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Siami membuat kain tenun secara turun temurun. Ia belajar dari ibunya yang juga seorang penenun tradisional
Baca SelengkapnyaMakin ke sini, bahan baku pembuatan kerajinan itu makin sulit diperoleh sehingga harga produk mereka bertambah mahal
Baca SelengkapnyaProduk ini cocok jadi hiasan ruangan dan perabot rumah tangga. Sejarah mencatat, keberadaan tenun mendong berangkat dari kreativitas warga Tasik di awal abad 20
Baca SelengkapnyaSebuah kerajinan tradisional yang dipopulerkan oleh masyarakat Melayu di Kalbar ini menunjukkan ciri khas Nusantara yang sudah tembus pasar internasional.
Baca SelengkapnyaIndonesia tumbuh dengan ragam budaya. Setiap budaya memiliki kekhasannya tersendiri. Salah satu ciri khas dari ragam budaya ini adalah kain tradisional.
Baca SelengkapnyaTenun tersebut masih diproduksi secara tradisional di Desa Juntikebon, Kecamatan Juntinyuat, Indramayu.
Baca SelengkapnyaDengan adanyan bantuan permodalan dari BRI, industri kain tradisional khas Klaten bisa terus lestari.
Baca SelengkapnyaPara perempuan turut mewariskan keahliannya itu ke generasi selanjutnya agar kerajinan tangan ini tidak punah dimakan zaman modern.
Baca SelengkapnyaYuk kenalan dengan salah satu suvenir khas adat Baduy ini.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Batak menganggap kain tenun ulos sebagai lambang dari ikatan kasih sayang hingga kedudukan.
Baca SelengkapnyaPembuatan lurik tradisional ini bisa disaksikan langsung di halaman rumah warga di Kedungampel
Baca SelengkapnyaBatik yang dibuat dengan cara tradisional ini masih eksis hingga sekarang
Baca Selengkapnya