Peristiwa 10 Maret: Peringatan Hari Persatuan Artis Film Indonesia, Begini Sejarahnya
Merdeka.com - Perfilman merupakan salah satu industri yang terus menyuguhkan hiburan untuk masyarakat. Beragam kisah dan ide cerita diangkat dan digambarkan dalam sajian film yang menarik untuk disimak. Bahkan teknik pengambilan gambar yang estetik juga memberikan nilai tambah dalam tampilan film secara keseluruhan.
Bukan hanya itu, aktor dan aktris dalam film juga memainkan peranan penting. Di mana para aktor dan aktris harus mendalami cerita dan karakter tokoh kemudian menerjemahkannya dalam tiap adegan yang dilakukan. Tentu ini membutuhkan usaha keras agar pesan yang ada dalam film dapat tersampaikan dengan baik kepada penonton.
Tidak salah jika para aktor dan aktris perlu mendapatkan penghargaan atas setiap karya yang dihasilkan. Mereka harus terus didukung untuk menciptakan lebih banyak karya seni film yang menghibur masyarakat. Sesama kalangan artis juga perlu saling mendukung agar bisa memberikan konstribusi terbaik untuk perfilman Indonesia.
-
Kapan Hari Film Sedunia pertama kali dirayakan? Hari Film Sedunia diperingati pertama kali pada tahun 2020 lalu.
-
Apa organisasi modern pertama di Indonesia? Pada tahun 1903, Soetomo menempuh pendidikan kedokteran di School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) DI Batavia. Lima tahun kemudian yakni pada tahun 1908, Soetomo bersama kawan-kawannya di STOVIA mendirikan organisasi modern pertama di Indonesia yang diberi nama Budi Utomo.
-
Kapan PDRI dibentuk? Mengutip situs esi.kemdikbud.go.id, pemerintah darurat ini berhasil berdiri pada 22 Desember 1948 di Halaban, sebuah daerah di Lima Puluh Kota.
-
Kapan HUT KORPRI diperingati? HUT Korpri selalu diperingati setiap tanggal 29 November.
-
Kapan PDRI didirikan? Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) didirikan pada tanggal 22 Desember 1948 di Halaban.
-
Kapan film pertama diputar di Indonesia? Di tahun ini, film pertama kalinya diputar di Indonesia, tepatnya di Batavia.
Ini pun terwujud dengan dibentuknya organisasi Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI). Organisasi ini sebenarnya sudah lama terbentuk, yaitu sejak tahun 10 Maret 1956. Setiap tanggal ini diperingati sebagai Hari Persatuan Artis Film Indonesia sebagai upaya untuk membangun solidaritas dan industri perfilman yang semakin maju.
Lalu seperti apa sejarah berdirinya Persatuan Artis Film Indonesia. Dilansir dari laman Parfi.or.id, berikut kami merangkum informasinya untuk Anda.
Sejarah Berdirinya PARFI
©2016 Merdeka.com
Sejarah berdirinya Organisasi Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI), bermula dari kevakuman kegiatan organisasi Serikat Artis Indonesia (SARI) akibat masuknya Jepang ke Indonesia. Kemudian, Usmar Ismail bersama Djamaludin Malik dan Suryo Sumanto, semangat mendirikan organisasi PARFI untuk memajukan artis dan perfilman tanah air.
PARFI resmi didirikan pada 10 Maret 1956 di Gedung SBKA Manggarai, Jakarta dengan sekretariat di Jalan, Kramat V Jakarta Pusat. Pada masa awal, organisasi ini diketuai oleh Suryo Sumanto, dengan anggota:
Tepat pada 10 Maret 1956 tersebut, Ibu Negara Fatmawati hadir dan meresmikan secara langsung organisasi PARFI. Ini menjadi satu-satunya organisasi yang dapat menjadi naungan bagi artis film Indonesia untuk terus berkarya dan memperjuangkan cita-cita demi perfilman Indonesia yang semakin maju.
Pada masa awal, PARFI bergerak melakukan demonstrasi di depan Presiden. Demonstrasi ini menentang serbuan film asing yang mulai masuk ke Indonesia. Banyaknya film asing yang masuk, tentu menjadi ancaman yang merugikan produksi film Indonesia, khususnya pada zaman penjajahan.
Perjuangan ini diharapkan terus ada guna mendukung perkembangan industri film di Indonesia yang lebih baik. Kini, setiap tanggal 10 Maret diperingati sebagai Hari Persatuan Artis Film Indonesia sebagai bentuk dukungan bagi industri perfilman Indonesia yang ada hingga saat ini.
Tujuan PARFI
Setelah mengetahui sejarah Hari Persatuan Aeris Film Indonesia, berikutnya terdapat tujuan khusus dari pendirian organisasi ini. PARFI didirikan agar bisa memberikan ruang dan sarana penghimpun, pemersatu, dan penyaluran daya kreasi serta amal perjuangan artis film Indonesia dalam mengabdi pada bangsa dan negara.
Ini dilakukan tidak lain dengan meningkatkan derajat dan martabat kesenian, melalui film nasional. Niat ini mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah. Hal ini terbukti dengan langkah pemerintah mengukuhkan PARFI sebagai organisasi profesi dengan kekuatan rekomendasi.
Dengan kekuatan hukum, para artis dapat memperoleh jaminan untuk bisa mencukupi kebutuhan ekonomi, mendapatkan kepuasan batin dari hasil karyanya, hingga pemenuhan hak-hak profesinya yang dilindungi oleh Undang-Undang. Dengan begitu, para artis film Indonesia bisa terus mengembangkan diri guna mendukung industri perfilman Indonesia yang semakin maju.
Masa Kebangkitan Setelah Terpuruk
Sejak berdiri pada 10 Maret 1956, PARFI mengalami berbagai masalah kepengurusan organisasi. Beberapa masalah tersebut tentu saja menjadi hambatan sekaligus tantangan tersendiri bagi PARFI untuk berupaya sebaik mungkin demi kelangsungan hidup organisasi.
Kemudian pada tahun 2020, PARFI mengadakan kongres untuk membangun semangat baru. Dalam kongres ini, terpilih pemimpin organisasi baru yaitu Alicia Djohar, yang akan menjabat selama lima tahun ke depan. Penetapan pimpinan baru ini, dilakukan atas persetujuan dari Dewan Pertimbangan Organisasi (DPO).
Di kepengurusan Alicia Djohar, banyak orang-orang baru yang mendedikasikan dirinya untuk perkembangan organisasi. Bukan hanya para aktor atau aktris saja, tetapi juga mereka yang paham dalam dunia film, yang mau mendedikasikan diri untuk memajukan perfilman Indonesia.
Pada periode PB PARFI 2020 – 2025 ini juga banyak dilakukan terobosan-terobosan positif seperti mengakomodir perkembangan dunia Millenial, serta menyesuaikan diri dengan hadirnya media baru seperti YouTube, OTT, Bioskop Digital Online, dll.
Hingga akhirnya PARFI kembali diakui oleh negara dengan terbitnya SK. MENKUMHAM NO. AHU-0000933.AH.01.08.TAHUN 2020 yang diserahkan langsung oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasona Laoly pada tahun 2020 lalu.
(mdk/ayi)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sosok ini dikenal dengan sebutan ‘Bapak Film Indonesia’.
Baca SelengkapnyaPada tahun 1900-an, masyarakat saat itu menyebutnya sebagai "Toneel Melajoe" atau "Komedi Stamboel".
Baca SelengkapnyaHari Filateli Nasional, sebuah peringatan yang menghargai seni dan sejarah dari prangko dan filateli.
Baca SelengkapnyaSejarah Hari Dokter Nasional tak lepas dari terbentuknya Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Baca SelengkapnyaSebuah organisasi mahasiswa yang mengedepankan pendidikan nasional ini berperan penting dalam peristiwa lahirnya kongres Sumpah Pemuda untuk kemerdekaan.
Baca SelengkapnyaOrganisasi Amatir Radio Indonesia adalah salah satu tempat bernaungnya para amatir radio di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTanggal 1 September menjadi perayaan Hari Polisi Wanita (Polwan) Nasional. Pada 2024 ini, menjadi HUT Polwan ke-76 tahun.
Baca SelengkapnyaHari Film Sedunia bertujuan untuk mempromosikan pemahaman lintas budaya dan kreativitas yang dihasilkan oleh industri film.
Baca SelengkapnyaPada 2013, terjadi peristiwa sejarah hari buruh yang penting di Indonesia.
Baca SelengkapnyaHari Buruh Internasional rutin diperingati setiap 1 Mei sebagai bentuk solidaritas atas perjuangan kaum buruh.
Baca SelengkapnyaLahirnya PSSI tidak lepas dari semangat untuk menentang penjajahan.
Baca SelengkapnyaTerbentuknya pemerintahan darurat di Pulau Sumatra menjadi momen penyambung hidup NKRI serta gelorakan semangat perjuangan melawan kolonial.
Baca Selengkapnya