Peristiwa 31 Desember: Berakhirnya Kekuasaan VOC di Indonesia
Merdeka.com - Hari ini, tepat 221 tahun lalu, Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) secara resmi dibubarkan. VOC yang didirikan pada 1602 ini adalah salah satu perserikatan dagang yang paling sukses di abad ke-17 dan ke-18. Pasalnya, tidak lama setelah kelahirannya, VOC berhasil menyingkirkan orang Portugis yang sebelumnya telah membangun imperium perdagangan di Asia.
Seiring berjalannya waktu, kompeni Belanda itu semakin bertumbuh pesat. Hal ini salah satunya dipengaruhi oleh berlimpahnya modal di Republik yang memungkinkan VOC untuk lebih maju dibandingkan lawannya. Dengan begitu, VOC mampu membiayai operasi-operasi militer yang memungkinkan untuk menguasai perdagangan rempah-rempah.
Di Indonesia sendiri, VOC pertama kali berpusat di Ambon yang dipimpin Gubernur Jenderal pertamanya yaitu Pieter Both. Meskipun VOC cukup berhasil menguasai perdagangan rempah-rempah di Maluku, namun perdagangan di Asia masih dikuasai oleh Portugis. Hal inilah yang kemudian menjadi alasan Pieter Both untuk memindahkan pusat kegiatan di Batavia (Jakarta).
-
Kapan VOC mulai berdagang di Pariaman? Memasuki abad ke-17, seluruh wilayah Pariaman berada di bawah kedaulatan Kesultanan Aceh. Sampai akhirnya pada tahun 1663 kongsi dagang Belanda yaitu VOC tiba dan mendirikan kantor di Kota Padang.
-
Di mana VOC mendirikan kantor? Memasuki abad ke-17, seluruh wilayah Pariaman berada di bawah kedaulatan Kesultanan Aceh. Sampai akhirnya pada tahun 1663 kongsi dagang Belanda yaitu VOC tiba dan mendirikan kantor di Kota Padang.
-
Kenapa VOC mengalami kerugian besar? Akibatnya VOC mengalami kerugian besar. Para bangsawan Gorontalo sendiri lebih suka berhubungan dengan para pedagang dari Bugis dan Mandar yang lebih banyak memberikan keuntungan dari pada menjalin hubungan dagang dengan VOC.
-
Kapan VOC mendarat di Jepara? Seperti yang dirangkum dari berbagai sumber sejarah, VOC pertama kali mendarat di Jepara pada tahun 1613.
-
Bagaimana VOC mengendalikan perdagangan di Pulau Cingkuak? Pulau Cingkuak ini menjadi gerbang utama dalam perdagangan emas maupun lada. Selain itu, peran dari pulau ini menjadi gudang rempah-rempah milik VOC sebelum melakukan pelayaran menuju Batavia.
-
Dimana VOC membangun loji perdagangan di Sumatera Barat? Pulau Sumatera merupakan salah satu wilayah yang menjadi basis besar perdagangan rempah-rempah di Nusantara. Tak heran jika Belanda serta Portugis banyak mendirikan sebuah loji yang difungsikan sebagai pendukung perdagangan rempah serta emas.
Semakin hari kekuasaan VOC semakin meluas, dengan kelicikan dan kekuatan militernya, VOC akhirnya menjadi satu-satunya serikat dagang Eropa yang mampu menguasai hampir seluruh wilayah Nusantara. Meski begitu, tidak ada kekuasaan yang abadi, pada tanggal 31 Desember 1799, VOC dibubarkan dan pemerintahan VOC di Nusantara diambil alih oleh pemerintahan Belanda.
Lantas, apa latar belakang pembubaran VOC tersebut? Simak ulasannya yang merdeka.com lansir dari sejarah-nusantara.anri.go.id:
Berdirinya VOC
painterest.com
Masa penjajahan Belanda di Indonesia setidaknya dibagi dalam dua periode, di mana periode pertama tahun 1602 hingga 1799, kemudian periode kedua terjadi pada 1800 sampai 1942. Pada mulanya Belanda datang ke Indonesia untuk berniaga. Akan tetapi, pada 1602 Belanda mendirikan VOC dengan tujuan pokoknya mencari keuntungan sebesar-besarnya.
Bermula saat memindahkan pusat administrasi dari Ambon ke Batavia, VOC semakin melebarkan sayapnya. Batavia menjadi pelabuhan paling penting sekaligus sebagai pusat administratifnya. Dari Batavia, VOC terus memperluas pengaruhnya ke wilayah lain di Indonesia.
Tujuan Didirikan VOC
painterest.com
VOC dibentuk salah satunya untuk mengatasi persaingan antara pedagang Belanda dengan Portugis. Agar serikat dagang ini dapat berkembang dengan baik, maka pemerintahnya mendukung penuh dan memberikan hak istimewa yaitu bertindak sebagai suatu negara. Tak heran, pada saat itu VOC benar-benar menguasai berbagai aspek sumber daya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Menurut Sartono Kartodirdjo (1987:17), hak istimewa yang diberikan pemerintah Belanda tersebut menjadikan VOC sebagai pemerintah penjajah di Indonesia. Hal inilah yang kemudian membuat VOC berhasil merampas beberapa daerah di Indonesia. Adapun beberapa tujuan didirikan VOC adalah sebagai berikut:
Monopoli Perdagangan
Salah satu tujuan didirikan VOC ialah melaksanakan monopoli perdagangan. Atas hak istimewa yang diberikan pemerintah Belanda, VOC dapat melakukan monopoli perdagangan di daerah Tanjung Harapan (benua Afrika) dan Selat Magelhaen (ujung selatan benua Amerika).
Dengan begitu, VOC mampu mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya di wilayah jajahannya.
Menguasai Rempah-rempah
Sudah sejak dahulu Indonesia dikenal memiliki kekayaan alam berupa hasil rempah-rempah yang besar.
Hal inilah yang kemudian memicu dibentuknya VOC, salah satunya untuk menguasai rempah-rempah yang dimiliki bangsa Indonesia. Dengan adanya sistem monopoli yang dilakukan VOC, maka dengan mudah hasil rempah-rempah dapat dikuasainya.
Menguasai Kerajaan-Kerajaan
Agar wilayah kekuasaan semakin luas dan kuat, maka VOC juga memiliki tujuan untuk menguasai kerajaan-kerajaan di nusantara.
Hal ini dilakukan juga untuk mengambil alih tentara kerajaan menjadi prajurit perang Belanda. Dengan begitu, VOC dapat menguasai sumber daya manusia untuk meningkatkan daya perang.
Latar Belakang Berakhirnya Kekuasaan VOC di Indonesia
painterest.com
Setelah berjalan lebih dari satu abad, keuntungan yang diperoleh semakin kecil. Di mana kasnya semakin kecil, sementara anggaran belanja VOC semakin besar. Hal ini yang kemudian membuat keadaan VOC semakin memburuk, akibatnya VOC harus membubarkan diri pada tanggal 31 Desember 1799.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan VOC dibubarkan, yakni dari faktor internal dan faktor eksternal. Dari faktor internal, terjadi korupsi di semua level tingkatan birokrasi, mulai dari pegawai hingga pejabat VOC. Bahkan, Gubernur Jenderal Johan van Hoorn dikabarkan berhasil menimbun harta 10 juta gulden saat kembali ke Belanda, padahal saat itu gajinya hanya 700 gulden saja.
Sedangkan, dari faktor eksternal pembubaran VOC terjadi ketika Prancis di bawah Napoleon Bonaparte menguasai Belanda dan mendirikan Republik Bataaf. Perubahan politik ini memengaruhi kebijakan Belanda terhadap VOC. Sehingga, pemerintah Republik Bataaf menganggap bahwa apa yang dilakukan VOC bertentangan dengan semangat kesetaraan dan kebebasan.
Dengan adanya perubahan politik tersebut, maka pada 31 Desember 1799, VOC secara resmi dibubarkan. Sementara itu, Belanda tetap menjadi bagian dari Prancis sampai tahun 1813. (mdk/jen)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pejabat dari Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), kongsi dagang Belanda, banyak yang dipecat dari jabatannya karena terbukti melakukan praktik korupsi.
Baca SelengkapnyaAktivitas pertambangan di Pulau Sumatra sudah berlangsung sejak era pendudukan VOC pada abad ke-19. Tambang kemudian menjadi komoditas penting di Nusantara.
Baca SelengkapnyaPada tahun 1727, VOC mulai mengedarkan duit, yaitu uang koin untuk menggantikan Cassie Cina yang saat itu juga banyak digunakan di Nusantara.
Baca SelengkapnyaJejak Freemason di Nusantara. Siapa saja anggotanya?
Baca SelengkapnyaKini Wisma Perdamaian lebih sering digunakan untuk kegiatan budaya, seni atau pendidikan.
Baca SelengkapnyaPada Desember tahun 1996 sempat terjadi bentrok antar preman di Pasar Tanah Abang hingga merenggut korban jiwa.
Baca SelengkapnyaDari bangunan megah berbentuk kerajaan Belanda ini dapat dilihat perubahan pemerintahan Banten dari kesultanan menjadi karesidenan.
Baca SelengkapnyaDi Indonesia terdapat klasifikasi mengenai bank yaitu Bank Sentral, Bank Umum, dan Bank Perekonomian Rakyat (BPR).
Baca SelengkapnyaUntuk memperkuat pertahanan di Solor, VOC membangun ulang dan memperkuat benteng yang sebelumnya sudah dibangun Portugis.
Baca SelengkapnyaSejarah kopi Priangan merajai pasar Eropa. Namun di Tanah Air meninggalkan kesengsaraan.
Baca SelengkapnyaAdapun keberadaan sekolah ini hanya mampu bertahan selama 13 tahun, terhitung sejak pertama dibuka pada 1742 hingga 1755.
Baca SelengkapnyaKeberadaan bangunan benteng di Kabupaten Maluku Tengah tak lepas dari aktivitas jual beli rempah-rempah yang kini menjadi peninggalan sejarah.
Baca Selengkapnya