Perjalanan Hidup Djainem Moeridjan, Dukun Jawa yang Tinggal di Belanda
Merdeka.com - Tak hanya di tempat asalnya, peradaban Jawa menyebar ke seluruh dunia. Peradaban Jawa juga ditemui di negeri Belanda. Di sana, hiduplah seorang dukun Jawa bernama Djainem Moeridjan.Di usianya yang sudah menginjak kepala delapan, Djainem Moeridjan masih sibuk bepergian dari kota ke kota di seluruh penjuru Belanda untuk memenuhi panggilan.
Lalu siapa sebenarnya sosok Djainem Moeridjan ini? Kenapa dia, sebagai orang Jawa bisa tinggal menetap di Belanda? Berikut selengkapnya yang telah dikutip dari website Agustinuswibowo.com:
Sosok Orang Tua Djainem
-
Mengapa nenek Jorien tinggal di Jakarta? 'Dia bekerja di Jakarta, dan bertemu kakek saya di sini. Mereka jatuh cinta dan langsung menikah saat kembali ke Belanda pada tahun 1950,' kata Jorien dikutip dari kanal YouTube Candrian Attahiyyat.
-
Kapan Joko Kendil mulai mengembara? Dia mengatakan sudah pergi mengembara keliling dunia sejak usia 19 tahun.
-
Kenapa Dul Jaelani jalan-jalan di Jogja? 'Asik jalan sore di Jogja sama orang Joga,' tulis si musisi di caption fotonya.
-
Kapan Bujangga Manik melakukan perjalanan? Diperkirakan Bujangga Manik melakukan perjalanan tersebut sekitar abad ke-13 atau 14.
-
Dimana Bujangga Manik memulai perjalanannya? Menurut penelitian dari Nourduyn, Ricklefs dan Voorhoeve asal Belanda, di dalam naskah Bujangga Manik yang tersimpan di Bodleian Library, Oxford Unversity sejak 1627, ia mulai mencatat apa saja yang dilihat sejak keluar dari gerbang Kerajaan Pajajaran seperti Pakancilan, Tajur Nyanghalang, Engkih Sungai Ciliwung sampai ke Sungai Citarum dan Sungai Cipali.
-
Dimana lokasi makam Belanda? Kompleks permakaman Belanda di Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur nasibnya miris.
©Agustinuswibowo.com
Sebenarnya Djainem tidak pernah menetap di Jawa. Ayah Djainem, Satirin, merupakan orang Ngadiluwih, Kediri. Sementara ibunya, Bok Toekijem Pawiroredjo berasal dari Bondalem, Boyolali. Pada 15 Oktober 1918, mereka, bersama 600 penumpang lainnya, berangkat dari Semarang menuju Paramaribo, Suriname. Pada saat itu mereka belum saling mengenal.
Di Suriname, Satirin diubah namanya oleh orang Belanda menjadi Moeridjan agar tak dikenali lagi. Moeridjan dan Toekijem saling bertemu saat mereka sama-sama bekerja di perkebunan. Mereka pun sepakat menikah. Setelah lima tahun bekerja di perkebunan, mereka diberi pilihan pulang ke Jawa atau menerima uang 100 gulden.
Singkat cerita, mereka punya beberapa orang anak. Djainem adalah anak keempat dari pasangan itu.
Masa Kecil Djainem
©Agustinuswibowo.com
Dikutip dari Agustinuswibowo.com, Djainem lahir di Leiding, Suriname. Masa kecilnya ia habiskan dengan membantu kedua orang tuanya menanam kacang, kedelai, kimpul, wijen, ketela, dan padi.
Saat usianya 13 tahun, Djainem sering tidak masuk sekolah karena sakit-sakitan. Tak sanggup membiayai pengobatan sang anak, Moeridjan membawa Djainem ke Pak Mardi. Pak Mardi juga merupakan imigran Jawa asal Magelang. Pak Mardi memberikan segelas air pada Djainem, membacakan doa-doa di atas air itu, lalu menyuruh Djainem untuk meminumnya. Saat itu Djainem langsung sembuh.
Karena tak mampu membayar, ayah Djainem menyerahkan anaknya untuk melayani Pak Mardi. Hingga suatu hari, Pak Mardi ingin Djainem menjadi muridnya untuk mewariskan ilmu dukun yang ia miliki.
Perjalanan Djainem ke Tanah Jawa
©Agustinuswibowo.com
Pada tahun 1985, Mak Djainem, sebagaimana ribuan orang Jawa Suriname lainnya, mengungsi dari Suriname ke Belanda sehubungan dengan gejolak politik di negeri itu. Pada tahun 1988, ia berkesempatan datang ke Jawa untuk mencari sejarah bapak ibunya. Begitu tiba di Jawa, ia teringat akan ibunya yang marah-marah dan menangis saat ia bertanya pada ibunya tentang tanah airnya. Ia pun kemudian mengambil secungkil tanah dari kampung halaman ibunya dan dibawa ke Suriname. Setiba di Suriname ia taruh tanah itu di makam sang ibu.
Begitu pula dengan sang ayah. Ia mengambil tanah dari kampung halaman ayahnya dan setibanya di Suriname langsung disebarkan di atas kuburan sang ayah.
Kehidupan Djainem Kini
©Agustinuswibowo.com
Di Belanda, ia belum punya penerus yang benar-benar bisa mewarisi ilmunya. Sebelumnya ia pernah susah payah menurunkan ilmunya pada empat murid. Pertama sudah lancar, tapi dia malah pulang ke Suriname. Lalu yang kedua juga begitu. Yang ketiga selalu datang ditemani suami, dan suaminya selalu melihat arloji, hal itu membuat Djainem jadi enggan. Sementara murid keempat jatuh sakit.
Di usia senjanya, Djainem masih sibuk melayani orang-orang yang ingin melakukan ritual Jawa. Sehari-hari, ia tinggal di kompleks apartemen khusus warga lanjut usia Jawa Suriname yang dinamai Wisma Tunggal Karso. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mbah Sakinem ialah imigran Jawa yang kini tinggal di Suriname. Ia disebut menjadi saksi hidup satu-satunya perjalanan para imgiran Jawa ke Suriname.
Baca SelengkapnyaVan Mook menganggap bahwa koloni Hindia Timur Belanda, khususnya Pulau Jawa, sebagai bagian terpisah dari negeri Belanda
Baca SelengkapnyaSelain di Jawa, namanya muncil dalam catatan buku harian seorang syekh di Pulau Pinang
Baca SelengkapnyaKonglomerat itu bernama Johannes Augustinus Dezentje. Ia merupakan seorang penguasa perkebunan teh kaya raya namun juga kontroversial pada masanya.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang musafir bertato yang melakukan perjalanan usai orang tuanya meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaPada zaman penjajahan, bukit itu juga menjadi markas prajurit Belanda
Baca SelengkapnyaTempat itu biasa digunakan orang untuk bersemedi dan menenangkan diri.
Baca SelengkapnyaBujangga Manik terus berpetualang dan mencatatnya di naskah daun palem yang sudah disiapkan.
Baca SelengkapnyaMereka berharap bisa mendapatkan penghasilan besar di sana dan suatu saat bisa kembali ke Bojonegoro.
Baca SelengkapnyaPak Beno adalah seorang pengusaha mie di Bantul lulusan SMP yang pernah mengalami jatuh bangunnya kehidupan.
Baca SelengkapnyaSebuah rumah di Kramat, Jakarta, dulunya menjadi tempat kamp tahanan orang-orang Belanda selama pendudukan Jepang
Baca SelengkapnyaCerita Joko Kendil yang viral di media sosial baru-baru ini mengisahkan tentang seorang pria bernama Joko Kendil yang memiliki penampilan fisik yang unik.
Baca Selengkapnya