Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Perjalanan Hidup Djainem Moeridjan, Dukun Jawa yang Tinggal di Belanda

Perjalanan Hidup Djainem Moeridjan, Dukun Jawa yang Tinggal di Belanda Djainem Moeridjan. ©Agustinuswibowo.com

Merdeka.com - Tak hanya di tempat asalnya, peradaban Jawa menyebar ke seluruh dunia. Peradaban Jawa juga ditemui di negeri Belanda. Di sana, hiduplah seorang dukun Jawa bernama Djainem Moeridjan.Di usianya yang sudah menginjak kepala delapan, Djainem Moeridjan masih sibuk bepergian dari kota ke kota di seluruh penjuru Belanda untuk memenuhi panggilan.

Lalu siapa sebenarnya sosok Djainem Moeridjan ini? Kenapa dia, sebagai orang Jawa bisa tinggal menetap di Belanda? Berikut selengkapnya yang telah dikutip dari website Agustinuswibowo.com:

Sosok Orang Tua Djainem

djainem moeridjan

©Agustinuswibowo.com

Sebenarnya Djainem tidak pernah menetap di Jawa. Ayah Djainem, Satirin, merupakan orang Ngadiluwih, Kediri. Sementara ibunya, Bok Toekijem Pawiroredjo berasal dari Bondalem, Boyolali. Pada 15 Oktober 1918, mereka, bersama 600 penumpang lainnya, berangkat dari Semarang menuju Paramaribo, Suriname. Pada saat itu mereka belum saling mengenal.

Di Suriname, Satirin diubah namanya oleh orang Belanda menjadi Moeridjan agar tak dikenali lagi. Moeridjan dan Toekijem saling bertemu saat mereka sama-sama bekerja di perkebunan. Mereka pun sepakat menikah. Setelah lima tahun bekerja di perkebunan, mereka diberi pilihan pulang ke Jawa atau menerima uang 100 gulden.

Singkat cerita, mereka punya beberapa orang anak. Djainem adalah anak keempat dari pasangan itu.

Masa Kecil Djainem

djainem moeridjan

©Agustinuswibowo.com

Dikutip dari Agustinuswibowo.com, Djainem lahir di Leiding, Suriname. Masa kecilnya ia habiskan dengan membantu kedua orang tuanya menanam kacang, kedelai, kimpul, wijen, ketela, dan padi.

Saat usianya 13 tahun, Djainem sering tidak masuk sekolah karena sakit-sakitan. Tak sanggup membiayai pengobatan sang anak, Moeridjan membawa Djainem ke Pak Mardi. Pak Mardi juga merupakan imigran Jawa asal Magelang. Pak Mardi memberikan segelas air pada Djainem, membacakan doa-doa di atas air itu, lalu menyuruh Djainem untuk meminumnya. Saat itu Djainem langsung sembuh.

Karena tak mampu membayar, ayah Djainem menyerahkan anaknya untuk melayani Pak Mardi. Hingga suatu hari, Pak Mardi ingin Djainem menjadi muridnya untuk mewariskan ilmu dukun yang ia miliki.

Perjalanan Djainem ke Tanah Jawa

djainem moeridjan

©Agustinuswibowo.com

Pada tahun 1985, Mak Djainem, sebagaimana ribuan orang Jawa Suriname lainnya, mengungsi dari Suriname ke Belanda sehubungan dengan gejolak politik di negeri itu. Pada tahun 1988, ia berkesempatan datang ke Jawa untuk mencari sejarah bapak ibunya. Begitu tiba di Jawa, ia teringat akan ibunya yang marah-marah dan menangis saat ia bertanya pada ibunya tentang tanah airnya. Ia pun kemudian mengambil secungkil tanah dari kampung halaman ibunya dan dibawa ke Suriname. Setiba di Suriname ia taruh tanah itu di makam sang ibu.

Begitu pula dengan sang ayah. Ia mengambil tanah dari kampung halaman ayahnya dan setibanya di Suriname langsung disebarkan di atas kuburan sang ayah.

Kehidupan Djainem Kini

djainem moeridjan

©Agustinuswibowo.com

Di Belanda, ia belum punya penerus yang benar-benar bisa mewarisi ilmunya. Sebelumnya ia pernah susah payah menurunkan ilmunya pada empat murid. Pertama sudah lancar, tapi dia malah pulang ke Suriname. Lalu yang kedua juga begitu. Yang ketiga selalu datang ditemani suami, dan suaminya selalu melihat arloji, hal itu membuat Djainem jadi enggan. Sementara murid keempat jatuh sakit.

Di usia senjanya, Djainem masih sibuk melayani orang-orang yang ingin melakukan ritual Jawa. Sehari-hari, ia tinggal di kompleks apartemen khusus warga lanjut usia Jawa Suriname yang dinamai Wisma Tunggal Karso. (mdk/shr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Berusia 103 Tahun, Ini Kisah Mbah Sakinem Saksi Hidup Perjalanan Para Imigran Jawa ke Suriname
Berusia 103 Tahun, Ini Kisah Mbah Sakinem Saksi Hidup Perjalanan Para Imigran Jawa ke Suriname

Mbah Sakinem ialah imigran Jawa yang kini tinggal di Suriname. Ia disebut menjadi saksi hidup satu-satunya perjalanan para imgiran Jawa ke Suriname.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sosok Hubertus Van Mook, Politikus Era Kolonial Belanda Penganut Paham Liberal
Mengenal Sosok Hubertus Van Mook, Politikus Era Kolonial Belanda Penganut Paham Liberal

Van Mook menganggap bahwa koloni Hindia Timur Belanda, khususnya Pulau Jawa, sebagai bagian terpisah dari negeri Belanda

Baca Selengkapnya
Sisi Lain Kerto Pengalasan Panglima Perang Diponegoro, Kecanduan Opium hingga Bisa Menunaikan Ibadah Haji
Sisi Lain Kerto Pengalasan Panglima Perang Diponegoro, Kecanduan Opium hingga Bisa Menunaikan Ibadah Haji

Selain di Jawa, namanya muncil dalam catatan buku harian seorang syekh di Pulau Pinang

Baca Selengkapnya
Kisah Konglomerat Perkebunan Teh Belanda Asal Boyolali, Jadi Musuh Bebuyutan Pangeran Diponegoro
Kisah Konglomerat Perkebunan Teh Belanda Asal Boyolali, Jadi Musuh Bebuyutan Pangeran Diponegoro

Konglomerat itu bernama Johannes Augustinus Dezentje. Ia merupakan seorang penguasa perkebunan teh kaya raya namun juga kontroversial pada masanya.

Baca Selengkapnya
Semenjak Orangtua Meninggal Dunia, Pria Bertato Ini Menjadi Seorang Musafir Untuk Ziarah Ke Makam-makam Keramat
Semenjak Orangtua Meninggal Dunia, Pria Bertato Ini Menjadi Seorang Musafir Untuk Ziarah Ke Makam-makam Keramat

Sebuah video memperlihatkan seorang musafir bertato yang melakukan perjalanan usai orang tuanya meninggal dunia.

Baca Selengkapnya
Mengulik Kisah Gunung Kendeng di Sragen, Menjadi Tempat Peristirahatan Terakhir Sang
Mengulik Kisah Gunung Kendeng di Sragen, Menjadi Tempat Peristirahatan Terakhir Sang "Dewa Judi"

Pada zaman penjajahan, bukit itu juga menjadi markas prajurit Belanda

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Petilasan Mbah Joget Penari pada Masa Kolonial Belanda,  Ada di Puncak Bukit Kota Semarang
Mengunjungi Petilasan Mbah Joget Penari pada Masa Kolonial Belanda, Ada di Puncak Bukit Kota Semarang

Tempat itu biasa digunakan orang untuk bersemedi dan menenangkan diri.

Baca Selengkapnya
Kisah Bujangga Manik, Si Petualang dari Kerajaan Sunda Kuno yang Mencatat Perjalanannya Keliling Jawa
Kisah Bujangga Manik, Si Petualang dari Kerajaan Sunda Kuno yang Mencatat Perjalanannya Keliling Jawa

Bujangga Manik terus berpetualang dan mencatatnya di naskah daun palem yang sudah disiapkan.

Baca Selengkapnya
Nasib Ratusan Warga Bojonegoro Jadi Pekerja Kontrak di Perkebunan Suriname, Ingin Pulang ke Indonesia Berujung Meninggal di Sana
Nasib Ratusan Warga Bojonegoro Jadi Pekerja Kontrak di Perkebunan Suriname, Ingin Pulang ke Indonesia Berujung Meninggal di Sana

Mereka berharap bisa mendapatkan penghasilan besar di sana dan suatu saat bisa kembali ke Bojonegoro.

Baca Selengkapnya
Kisah Sopir Bajaj 9 Tahun Jalani Profesinya, Kini Sukses Miliki Pabrik Mi 'Hidup Itu Harus Punya Tujuan yang Pasti'
Kisah Sopir Bajaj 9 Tahun Jalani Profesinya, Kini Sukses Miliki Pabrik Mi 'Hidup Itu Harus Punya Tujuan yang Pasti'

Pak Beno adalah seorang pengusaha mie di Bantul lulusan SMP yang pernah mengalami jatuh bangunnya kehidupan.

Baca Selengkapnya
Wanita Asal Belanda Ini Telusuri Jejak Perjuangan Neneknya di Jakarta, Dulunya Anggota Korps Perempuan KNIL
Wanita Asal Belanda Ini Telusuri Jejak Perjuangan Neneknya di Jakarta, Dulunya Anggota Korps Perempuan KNIL

Sebuah rumah di Kramat, Jakarta, dulunya menjadi tempat kamp tahanan orang-orang Belanda selama pendudukan Jepang

Baca Selengkapnya
Fakta Joko Kendil, Pengelana yang Viral di Media Sosial
Fakta Joko Kendil, Pengelana yang Viral di Media Sosial

Cerita Joko Kendil yang viral di media sosial baru-baru ini mengisahkan tentang seorang pria bernama Joko Kendil yang memiliki penampilan fisik yang unik.

Baca Selengkapnya