Pria Karanganyar Sulap Saluran Irigasi Penuh Sampah Jadi Kolam Ikan, Begini Kisahnya
Merdeka.com - Bambang Agus miris melihat kondisi saluran irigasi di dekat rumahnya yang penuh dengan tumpukan sampah.
Ia mengadu ke pemerintah desa untuk mendapat solusi yang tepat. Pemerintah desa mengatakan kalau tumpukan sampah di saluran itu merupakan tanggung jawab bersama. Bambang yang ingin mendapatkan solusi disuruh untuk membuat tulisan-tulisan larangan membuang sampah di sana.
“Tapi karena cuma imbauan sebenarnya tidak ada solusi di situ. Akhirnya saya berpikir, andai sampah ini berubah jadi emas, orang pasti berbondong-bondong datang ke sini. Ketemulah ide itu, bagaimana agar saluran ini penuh dengan emas,” kata Bambang dikutip dari kanal YouTube Cap Capung.
-
Mengapa budi daya ikan nila sistem bioflok di Magelang sukses? 'Dari budi daya ini saya berharap bisa membentuk suatu sistem korporat dari hulu ke hilir. Saat itu kondisi pandemi menuntut kita untuk melakukan beragam kreativitas. Salah satu inovasi adalah dengan membuka resto dan catering, untuk menampung hasil panen dari ikan-ikan di sini,' kata Sapta dikutip dari YouTube DNTrust.
-
Bagaimana Bendungan Tiu Suntuk meningkatkan hasil panen? 'Suplai air irigasi ini akan meningkatkan indeks pertanaman menjadi 300 persen sehingga para petani bisa panen tiga kali dalam setahun,' ujar Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Bob Arthur Lombogia.
-
Bagaimana proses pengasapan di kampung ikan asap? Dalam proses itu, sebanyak 50 ikan diasap.
-
Kenapa warga di kampung ikan asap memilih usaha ini? Banyak warga di Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang, bermata pencaharian mengolah ikan asap.
-
Bagaimana cara warga menangkap ikan? Mereka hanya diperkenankan menangkap ikan menggunakan tangan dan jaring.
-
Siapa yang membangun kolam di Kampung Ampel Blumbang? Kolam ini dibangun oleh Mbah Blumbang, murid Sunan Ampel, pada abad ke-14.
Ubah Saluran jadi Kolam Ikan
©YouTube/Cap Capung
Bambang kemudian menggali saluran irigasi yang penuh tumpukan emas itu agar lebih dalam. Setelah sampah-sampah diangkat dan bagian saluran itu diberi saringan penyekat, ia menaburi saluran itu dengan bibit-bibit ikan. Melihat apa yang dilakukan Bambang, banyak orang berpikir ia telah gila.
“Saya pelihara ikan-ikan itu di sana. Diambil orang biarin. Saya tulis di pembukuan, bibit sekian, habis pakan sekian, habis modal sekian, setelah panen dua kali ada teman yang tanya, apa untung? Ini lihat sendiri! Modal Rp1,5 juta, panen bisa mencapai Rp4,5 juta!” kata Bambang sambil menunjukkan hasil pembukuan keuangan pada temannya.
Sejak saat itu banyak warga tertarik untuk meniru Bambang. Sampai-sampai mereka bertengkar gara-gara memperebutkan tempat memelihara ikan.
Konflik dengan Petani
©YouTube/Cap Capung
Keberadaan kolam ikan di saluran irigasi lama-lama sampai ke telinga petani. Mereka rupanya tidak suka dengan adanya kolam ikan itu. Mereka mengatakan kalau sekat saringan kolam ikan itu membuat aliran air menuju lahan pertanian mereka terhambat.
Akhirnya mereka menjebol sekat-sekat saringan itu saat ikan-ikan di sana hendak dipanen. Konflik baru dimulai. Permasalahan itu kemudian dibawa ke perangkat desa.
“Karena saluran ini dibangun pemerintah untuk petani, kita mengalah. Bongkar semua sekat-sekat kolam ikan itu. Tapi Pak Lurah menghargai jerih payah kita dengan diberi lahan seluas 1.600 meter persegi untuk dibangun kolam ikan,” ujar Bambang.
Namun ketiadaan ikan-ikan di saluran irigasi membuat tempat itu kembali penuh sampah. Akhirnya Bambang kembali menaburi saluran itu dengan ikan. Kali ini para petani bisa mengakui keberadaan kolam ikan di sana.
Bantuan dari Pemerintah
©YouTube/Cap Capung
Keberadaan kolam ikan di saluran irigasi itu mengundang dinas peternakan setempat untuk datang. Mereka memberikan penyuluhan dan bimbingan serta menyuruh agar para peternak ikan itu membuat kelompok tani. Selain itu, dinas peternakan juga memberi berbagai bantuan baik dalam bentuk uang maupun bantuan lainnya.
“Kalau cuaca mendukung tiga bulan sudah bisa panen. Kalau panen satu sekat ini bisa menghasilkan 5-6 kuintal,” kata Bambang.
Untuk saat ini, Bambang dan para peternak ikan di sana dihadapkan pada tantangan harga pakan yang naik sementara harga produksi yang turun. Oleh karena itu, ia berharap harga pakan juga bisa turun agar keuntungan yang diperoleh dari panen ikan di saluran irigasi itu bisa berlipat. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga Desa Genteng Wetan Kabupaten Banyuwangi ini berhasil membuktikan bahwa lingkungan yang bersih bisa mendatangkan cuan
Baca SelengkapnyaSetelah lulus SMA, Aji Saputra bingung mau melakukan apa. Akhirnya ia belajar pertanian dengan petani di desanya, kemudian memulai usaha pengolahan pupuk.
Baca SelengkapnyaBupati Banyuwangi Raih Satyalencana Wirakarya dari Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaSujadi mengakui sementara ini belum bisa memenuhi permintaan pasar karena saking banyaknya permintaan itu.
Baca SelengkapnyaSudah sejak tahun 2008 Sunarto mengajak warga di kampungnya untuk mengembangkan budi daya gurami.
Baca SelengkapnyaBudi daya ikan sistem bioflok terbukti bisa mendatangkan keuntungan melimpah. Hal ini tak lepas dari kebutuhan pangan yang bisa ditekan dengan sistem ini.
Baca SelengkapnyaAwalnya ia menjual botol bekas begitu saja, namun uang yang didapat hanya sedikit
Baca SelengkapnyaBupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani tengah jadi perhatian pemerintah pusat.
Baca SelengkapnyaMemancing bisa memantik kembali rasa guyub di kalangan warga
Baca SelengkapnyaAgung yang memiliki modal Rp50.000 membeli 20 ekor ikan mas koki dan membuat kolam di dapur rumah orang tuanya.
Baca SelengkapnyaHasil pembakaran sampah itu bisa dimanfaatkan sebagai pupuk, sementara asapnya bisa disuling menjadi pupuk cair.
Baca SelengkapnyaBalong nyatanya memiliki filosofi khusus bagi orang Sunda dan tak sekedar sebagai lokasi pemeliharaan ikan air tawar.
Baca Selengkapnya