Kisah Kesaktian Sunan Ampel, Hidupkan Murid Kesayangan untuk Bersihkan Masjid
Merdeka.com - Sunan Ampel dikisahkan pernah menghidupkan salah seorang murid kesayangannya yang bernama Mbah Sholeh. Konon, peristiwa itu tidak serta merta terjadi.
Mbah Sholeh dikenal sebagai santri yang rajin dan taat. Ia dikenal senang membersihkan masjid yang kini dikenal sebagai Masjid Agung Ampel. Tampilan masjid menjadi kinclong karena setiap hari Mbah Sholeh tidak pernah absen membersihkannya.
Selepas kepergian Mbah Sholeh, masjid tidak pernah sebersih dulu. Meskipun setiap hari para murid Sunan Ampel bergantian membersihkannya.
-
Siapa yang membangun masjid di Ampel? Sunan Ampel membangun masjid dan pondok pesantren yang segera terkenal di Nusantara dan mancanegara pada abad ke-15.
-
Dimana Sunan Ampel lahir? Raden Rahmat yang berdarah Yaman lahir di Kamboja, kemudian bermigrasi ke Jawa.
-
Kenapa Mbah Muljadi mendirikan masjid? Tanpa merobohkan pondasi bangunan tersebut, Mbah Muljadi membangun tempat sederhana yang kemudian digunakan sebagai rumah ibadah sekaligus tempat berkumpul warga di sekitar pasar.
-
Apa yang membuat Mbah Soleh Semendi dihormati? Karomah Mbah Soleh tidak hanya dikenang karena kesaktiannya, tetapi juga karena kebijaksanaannya dalam berdakwah.
-
Siapa pendiri Masjid Agung Sumenep? Pantangan Mengutip situs repositori.kemdikbud.go.id, Panembahan Sumala atau PanembahanNatakusuma, sang pendiri masjid mewakafkanmasjid ini kepada umat Islam secaraluas untuk digunakan beribadah, bukanhanya untuk warga kerajaan saja.
-
Kapan Sunan Ampel berdakwah? Dia berdakwah pada era kerajaan Majapahit di bawah kepemimpinan Brawijaya (1447-1451).
Sosok Mbah Sholeh
Tingkat kerajinan Mbah Sholeh seolah tidak ada yang menandingi. Tak heran jika ia menjadi salah satu murid atau santri kesayangan Sunan Ampel.
Saat Mbah Sholeh meninggal, Sunan Ampel merasa gelisah. Mbah Sholeh kemudian dimakamkan di pelataran samping masjid. Cerita mengenai karamah Mbah Sholeh yang bermula dari tuah Sunan Ampel pun menyeruak.
Ingatan Sunan Ampel tertuju kepada Mbah Sholeh ketika mendapati masjid tidak pernah sekinclong dulu. Padahal para santri bergantian membersihkannya.
"Jadi, ceritanya Sunan Ampel itu dulu seperti berucap, kira-kira begini, kalau saja Mbah Sholeh masih hidup pasti masjid bersih," ujar salah satu peziarah, Sukarjan, dikutip dari liputan6.com (23/11/2018).
Hadir Kembali
Tak disangka ucapan Sunan Ampel menjadi kenyataan. Keesokan harinya, para santri dan masyarakat sekitar kembali melihat sosok Mbah Sholeh. Kondisi masjid didirikan pada abad ke-18 sekitar 1430 Masehi pun kembali kinclong.
Masyarakat setempat yakin sosok yang membersihkan masjid ialah Mbah Sholeh. Namun, seiring waktu, Mbah Sholeh kembali meninggal. Sepeninggal Mbah Sholeh, Sunan Ampel terus mengulangi pernyataannya.
Ucapan “kalau Mbah Sholeh masih hidup dan masjid jadi bersih” itu kembali membuat Mbah Sholeh hadir di masjid. Hal ini berulang hingga sembilan kali.
Kehadiran Mbah Sholeh berhenti setelah Sunan Ampel meninggal. Di pelataran masjid, makam Mbah Sholeh terdapat sembilan buah.
Ramai Peziarah
©2015 Merdeka.com
Dalam cerita tutur yang berkembang di masyarakat, beredar dua versi cerita mengenai Mbah Sholeh. Pertama, yang menganggap sosok yang hadir pascakematian Mbah Sholeh hanya menyerupai sosoknya. Kedua, banyak yang yakin bahwa kehadiran Mbah Sholeh berulang kali tidak lain lantaran karamah yang dimiliki Sunan Ampel.
Kisah Mbah Sholeh dan sembilan kuburan itu masih langgeng hingga sekarang. Banyak peziarah yang datang ke Masjid Agung Sunan Ampel di Jalan Ampel, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya dan berziarah ke sembilan makam itu. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kisah karomah Kiai Abbas Buntet, doa dan keikhlasannya menyelamatkan nyawa seorang santri.
Baca SelengkapnyaPemuda bernama Cecep ini ingin terus membersihkan masjid hingga dirinya dipanggil sang maha kuasa.
Baca SelengkapnyaPerjalanannya dari Tuban ke Makkah dan sebaliknya ibarat hanya melangkahkan kaki
Baca SelengkapnyaMeskipun menghadapi tantangan, Mbah Soleh tetap konsisten dalam menyebarkan ajaran Islam. Ia bahkan berani menerima tantangan adu kesaktian.
Baca SelengkapnyaKolam ini dibangun oleh murid Sunan Ampel yang bernama Mbah Blumbang
Baca SelengkapnyaSyekh Jangkung merupakan salah satu tokoh yang sangat melegenda dalam sejarah Islam di Indonesia.
Baca SelengkapnyaZiarah ini adalah bentuk penghormatan kepada para alim ulama yang telah berjasa menyebarkan agama islam di Desa Jaboi, Kota Sabang, Aceh.
Baca SelengkapnyaDalam tausiahnya, UAH menyampaikan kisah seorang kakek yang merawat musala di sebuah desa.
Baca SelengkapnyaSetelah banyak belajar, Mbah Wahab menjadi salah satu ulama besar yang ikut mendirikan Nahdlatul Ulama.
Baca SelengkapnyaDengan semangat gotong-royong dan dedikasi tinggi, mereka menghidupkan kembali tempat ibadah yang sebelumnya terlantar selama bertahun-tahun.
Baca SelengkapnyaIa menyikat dinding dari ujung ke ujung, kemudian dilanjutkan dengan lantai penuh lumut.
Baca SelengkapnyaSelain dakwahnya secara langsung, ia juga membagi ilmunya dalam bentuk buku.
Baca Selengkapnya