Marak Penipuan Berkedok Tukar Uang Jelang Lebaran, Warga Malang Ungkap Ini
Merdeka.com - Penipu seringkali menggunakan modus penipuan dengan memanfaatkan momentum-momentum besar, salah satunya adalah Lebaran. Menjelang Lebaran, marak dijumpai penipuan berkedok tukar uang. Modus penipuan yang demikian banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia, salah satunya di Malang, Jawa Timur.
Akhir pekan lalu, Minggu (2/3/2023), sebuah toko bahan kue di Kecamatan Kepanjeng, Kabupaten Malang, menjadi sasaran penipuan berkedok tukar uang. Dua karyawan toko yang berjaga saat itu mengaku seperti kena hipnotis pelaku.
Pelaku melancarkan aksinya dengan modus menukar uang receh miliknya dengan uang kertas. Namun, jumlah uang kertas yang diterima pelaku berkali-kali lipat banyaknya dari uang receh yang diserahkan kepada karyawan toko, seperti dikutip dari akun Instagram @malangraya_info, Selasa (4/4).
-
Siapa korban penipuan uang? “Ya Tuhan duit Rp 2.000 dibuat jadi Rp 20.000 ditambahnya nol, Astagfirullah.. Astagfirullah,“ ujar pedagang wanita yang diduga jadi korban penipuan.
-
Apa penipuan yang marak terjadi saat ini? Beredar unggahan di media sosial terkait tawaran pinjaman bagi nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) hanya dengan menghubungi nomor WhatsApp.
-
Dimana modus penipuan ini terjadi? Melansir dari Info Security Magazine, kasus ini baru saja terjadi dalam penerbangan domestik dan bandara di Australia yakni Perth, Melbourne, dan Adelaide.
-
Dimana penipuan itu terjadi? Aksi seorang Warga Negara Asing (WNA) melakukan pungutan liar (Pungli) berkedok sumbangan agama menyasar warga Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat.
-
Apa modus penipuan menjelang Idul Adha? Para nasabah BSI diminta untuk waspada terhadap modus kejahatan yang berkedok informasi perubahan tarif antar-bank yang diinformasikan melalui pesan WhatsApp pribadi.
-
Dimana penipuan terjadi? Pasangan ini memiliki sebuah pusat terapi di Kanpur, Uttar Pradesh, di mana mereka diduga meyakinkan orang-orang bahwa proses penuaan mereka dipercepat oleh polusi udara yang parah.
Kronologi Kejadian
©2023 Merdeka.com/liputan6.com
Saat kejadian, pelaku mengajak seorang karyawan toko yang sedang berjaga hari itu untuk menghitung uang receh bersama. Pada saat yang sama, pelaku terus mengajak karyawan toko tersebut mengobrol. Tindakan itu diduga dilakukan untuk membuyarkan konsentrasi karyawan toko yang menghitung uang.
Awalnya karyawan toko akan menghitung uang dengan cara menumpuk koin senilai Rp5 ribu, baru menghitung total uang dengan mengalikan jumlah tumpukan. Namun, meminta karyawan toko menumpuk uang senilai Rp2 ribu dengan alasan agar lebih cepat menghitung.
Uang receh yang sudah dihitung pelaku dan karyawan toko itu akhirnya diserahkan kepada bagian kasir. Dari sana, pelaku menerima uang Rp2.240.000 dan mengaku uang receh miliknya sudah sesuai jumlahnya dengan nominal tersebut. Usai menerima uang lembaran, pelaku langsung pergi dari toko kue itu.
Saat dihitung ulang oleh karyawan bagian kasir, uang receh yang diserahkan pelaku jumlahnya hanya Rp592 ribu. Kedua karyawan toko mengaku tindakan pelaku yang meminta serba cepat membuat mereka tidak punya waktu mengecek apakah hitungan sudah benar atau tidak. Selain itu, mereka juga mengungkapkan saat kejadian keduanya begitu saja melakukan setiap perkataan pelaku.
Padahal jika mengacu prosedur toko, penukaran uang receh dilakukan pada dua hari berbeda. Hari pertama, si penukar menyerahkan uang receh kepada pihak toko yang selanjutnya akan dihitung oleh karyawan. Baru keesokan harinya uang lembaran diserahkan kepada si penukar karena pihak toko telah memastikan jumlahnya.
Pemilik Toko Tak Lapor Polisi
Kamera CCTV yang dipasang di toko merekam sosok pelaku mengendarai motor Honda Scoopy putih yang pelat nomor bagian depannya tidak ada. Sementara pelat nomor bagian belakang tidak tampak jelas karena resolusi rekaman CCTV rendah. Pelaku merupakan dua laki-laki bertubuh tinggi besar dan mengenakan masker.
Pemilik toko bahan kue Raja Boga, Budi mengaku hanya mendengar cerita dari karyawannya karena saat itu ia tidak berada di toko.
“Karyawan saya telepon katanya ada orang mau tukar koin. Pikir saya mumpung mau lebaran, koin itu sangat penting ya. Apalagi di bank pun, cari koin sulit,” ungkapnya.
Sementara itu, terkait penipuan yang menimpa usaha miliknya, Budi tidak melaporkan kejadian tersebut kepad pihak kepolisian karena merasa bukti yang dimiliki tidak cukup kuat.
“Mau dilaporkan, bukti kurang kuat. Apalagi kalau dibilang, kronologinya, kayak kelalaian karyawan saya sendiri. Misalnya karyawan saya ditodong, saya langsung lapor (polisi),” terangnya.
Memutuskan tak lapor polisi, Budi memilih menyebarluaskan penipuan berkedok tukar uang receh yang menimpa tokonya melalui media sosial. Dia berharap masyarakat lebih waspada agar tak mengalami peristiwa sebagaimana dirinya.
Informasi mengenai penipuan berkedok tukar uang ini disebarluaskan oleh akun Instagram @malangraya_info. Banyak warganet menceritakan pengalaman serupa dengan yang dialami Budi. Mereka juga pernah menjadi korban atau nyaris menjadi korban penipuan berkedok tukar uang. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengedar ini diketahui biasa membelanjakan uang palsunya di warung-warung kecil perkampungan.
Baca SelengkapnyaDua bule viral melakukan aksi gendam di tiga toko oleh-oleh di Kota Malang. Mereka mengelabui tiga orang kasir dan membawa kabur sejumlah uang.
Baca SelengkapnyaPeningkatan modus penipuan terjadi seiring dengan meningkatnya kebutuhan dan keinginan masyarakat di bulan puasa.
Baca SelengkapnyaPengungkapan berawal ketika tersangka T beraksi menggunakan sepeda motor Honda Beat bernopol H 6252 ASD.
Baca SelengkapnyaPenipuan dengan modus tukar uang receh mulai marak ditemukan. Para pelaku kejahatan menyelipkan tanah ke dalam uang receh supaya lebih berat.
Baca SelengkapnyaPolres Pekalongan mengungkap kasus penipuan dengan modus penggandaan uang bermotif politik. Korbannya seorang caleg dari Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaPelaku mulai melakukan aksi liciknya dengan mengaku bisa menggandakan uang.
Baca Selengkapnya'Saya suami istri, dimintai ongkos Rp500.000 buat berdua. Padahal biasanya cuma Rp100.000."
Baca SelengkapnyaPemilik toko menceritakan kronologi lengkap tokonya yang dibobol maling.
Baca SelengkapnyaMelakukan penukaran uang dipinggir jalan berisiko merugikan masyarakat atas potensi peredaran uang palsu.
Baca SelengkapnyaAdapun modus penipuan yang sering terjadi saat bulan Ramadan, antara lain transfer dana secara tiba-tiba yang dilakukan pinjaman online (pinjol) ilegal.
Baca Selengkapnya