Pembangunan Infrastruktur di Bojonegoro Tuai Kritik, Mahasiswa Lakukan Ini di Jalan
Merdeka.com - Beberapa mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bojonegoro (Unigoro) melakukan aksi teatrikal menggoreng telur di pinggir jalan untuk mengkritik udara di daerah setempat yang semakin panas. Pembangunan infrastruktur yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro disebut menjadi biang kerok yang menyebabkan udara semakin panas.
“Selamat siang dari Bojonegoro yang panas karena adanya pembangunan yang sangat signifikan,” ujar juru bicara aksi, dikutip dari akun Instagram @bojonegoromatoh_, Minggu (24/10/2021).
Keberlangsungan Aksi
-
Kenapa mahasiswa tersebut membuat briket? Agar termanfaatkan dengan baik, ketiga mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor itu lantas mengolahnya menjadi briket. Ini sekaligus memanfaatkan peluang karena bahan bakar ramah lingkungan seperti briket tengah memiliki nilai jual ekonomi tinggi di pasaran.
-
Mengapa mahasiswa UGM membuat batako dari kotoran sapi? Dinda Ramadhan mengatakan bahwa program Batako Bawono muncul karena permasalahan di Padukuhan Kulwaru, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang kurang efektif dalam memanfaatkan dan mengelola limbah kotoran sapi.
-
Apa yang terjadi pada mahasiswa tersebut? Mahasiswa bernama Alwi Fadli tewas ditikam oleh pria inisial P (23) yang hendak menyewa kekasihnya terkait prostitusi online.
-
Apa tuntutan mahasiswa saat itu? Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA. Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat 1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya 2. Rombak Kabinet Dwikora 3. Turunkan Harga-Harga
-
Apa yang dibuat oleh mahasiswa UGM dari kotoran sapi? Mahasiswa merupakan agen perubahan. Mereka telah menciptakan berbagai inovasi yang memberi dampak perubahan di tengah masyarakat. Terbaru, mereka melakukan inovasi dengan menyulap kotoran sapi menjadi batako untuk bahan bangunan.
-
Di mana mahasiswa IKJ melakukan praktek luar ruang? Mahasiswa Fakultas Seni Rupa Desain IKJ menggelar praktek luar ruang di kawasan Sarinah Jakarta, Selasa (10/10/2023).
Empat mahasiswa berkaus hitam memulai aksinya dengan menyampaikan kondisi udara di Kabupaten Bojonegoro yang semakin panas lantaran banyaknya pohon yang ditebang saat pelaksanaan pembangunan infrastruktur.
Selanjutnya, mereka melakukan aksi memasak telur orak-arik dengan memanfaatkan udara panas Bojonegoro.
“Pemerintah memberi alternatif memasak tanpa biogas, dengan pohon-pohon ditumbangi untuk pembangunan, Bojonegoro semakin panas, bisa dipakai masak telur,” ujar mahasiswa lainnya.
Tuai Beragam Komentar
Aksi sekelompok mahasiswa tersebut menuai pro dan kontra dari warganet. Beberapa warganet memandang aksi tersebut dengan kacamata positif, sementara beberapa lainnya justru memberi kritik kepada para mahasiswa ini.
“Yaa. Saya lewat jalurkota dulu sangat rindang dan sejuk. Tetapi kaget ketika lewat agak panas. Saya melihatnya berubah. Semoga bisa lekas hijau kembali,” komentar pemilik akun Instagram @mtokorizkybanyulangit.
“Mahasiswa saiki… Ada saja cara untuk cari sensasi… Memang bener kata Enau, krisis solusi susah mengubah tabiatnya,” tulis @muhammad_syifa_bjn.
“Wkwkkw bukan salah pembangunannya tapi memang cuaca lagi ekstrem yang panas bukan Bojonegoro saja kota-kota lain juga panas bro,” komentar @ajib_leo.
“Suara hati yang terwakilkan ki,” tulis pemilik akun Instagram @shntya.dwput. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi demonstrasi itu dilakukan di Jalan Ir. H. Juanda, Depok.
Baca SelengkapnyaDemo yang dilakukan mahasiswa Universitas Pancasila , Selasa (27/2) sempat diwarnai aksi blokade Jalan Raya Srengseng Sawah yang memicu kemacetan.
Baca SelengkapnyaSebelumnya warga sudah sempat memperbaiki jalan tersebut, namun akhirnya rusak kembali.
Baca SelengkapnyaMahasiswa merusak baliho dan spanduk kampanye itu karena kecewa caleg hanya menebar janji palsu setiap 5 tahun sekali, tepatnya menjelang pemilu.
Baca SelengkapnyaAda banyak cara untuk berdemo dengan pejabat, salah satunya dengan cara unik ini.
Baca SelengkapnyaDalam orasinya, mereka juga menolak pelanggaran HAM yang hingga saat ini masih banyak kasus yang belum terselesaikan.
Baca SelengkapnyaAksi bertajuk 'Mimbar Bebas Selamatkan Demokrasi' ini digelar untuk menentang praktik politik dinasti di tanah air.
Baca SelengkapnyaLalu lintas truk angkutan material proyek pembangunan di wilayah Pantura, Kabupaten Tangerang memicu kemarahan warga.
Baca SelengkapnyaDemonstrasi terkait RUU Pilkada di Semarang berakhir ricuh. Puluhan mahasiswa harus dirawat di rumah sakit dan puluhan lainnya ditahan polisi
Baca SelengkapnyaSejumlah mahasiswa UIN Alauddin Makassar melakukan unjuk rasa di depan kampus menolak surat edaran nomor 2591 tahun 2024 tentang Ketentuan Penyampaian Aspirasi.
Baca SelengkapnyaRektor Universitas Islam Indonesia (UII) Fathul Wahid sempat membacakan puisi berjudul 'Sak Karepmu' di depan ribuan massa aksi Jogja Memangg
Baca SelengkapnyaAksi ini diikuti oleh lebih kurang 2.000 orang yang terdiri dari mahasiswa hingga elemen masyarakat lainnya.
Baca Selengkapnya