ISIS menafsirkan Alquran sesuka hati
Merdeka.com - Hampir semua negara mengatakan menolak keberadaan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Penolakan itu dilakukan lantaran aksi sadisme mulai dari pemenggalan tawanan, menembak mati, membakar dan melakukan embargo besar-besaran di Irak. ISIS mengklaim jika tindakan patut mereka lakukan bagi siapa saja yang dianggap kafir dan berbeda dari ideologinya soal Islam.
Ulama di Indonesia pun mulai gerah, mereka ramai-ramai mengklarifikasi jika tindakan ISIS bukan untuk berjalan melalui syariat Islam. ISIS bukan Islam, begitu pernyataan dari para ulama di Indonesia menolak keras aksi radikalisme mengatasnamakan agama itu.
Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Teroris, Irfan Idris, mengatakan jika mereka mendoktrin orang untuk seideologi dengan ISIS. ISIS menafsirkan Alquran sesuka hati. "Mereka potong-potong tafsirnya," katanya saat berbincang dengan merdeka.com di kantin Kantor Kementerian Agama kemarin.
-
Apa julukan Iswadi Idris? Pria berpostur 165 cm ini dijuluki 'Boncel' karena tubuhnya yang pendek.
-
Kenapa pelaku mengancam korban? Isi pesannya berisi kalimat ancaman bahwa akan memviralkan video-video asusila tersebut, jika korban tidak mau diajak berhubungan badan.
-
Kenapa pelaku membunuh korban? Aksi nekat tersebut terjadi lantaran korban meminta uang tambahan sebesar Rp100.000.
-
Kenapa korban dibunuh? 'Oleh karena pelaku menolak untuk membayar 100 ribu selanjutnya korban memaki-maki dan mengancam pelaku dengan kata-kata yang kasar dan mengancam untuk memanggil abang-abang (keluarga) yang daripada korban,' kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra, Kamis (25/4).
-
Mengapa pelaku mengancam korban? Korban sebenarnya sempat kabur kembali ke Kota Salatiga. Namun korban tidak berdaya karena diancam pelaku akan menyebarkan video dan foto hasil hubungan intim mereka. Karena takut korban kembali ke Solo dan disekap hingga Januari 2023.
-
Bagaimana cara IS membunuh NKS? Polisi berhasil menangkap pelaku inisial IS, pelaku pembunuhan dan pemerkosaan terhadap NKS (18), seorang gadis penjual gorengan yang merupakan warga Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar).
Bahkan Warga Negara Indonesia yang berangkat ke Syria untuk bergabung dengan ISIS juga tidak mengerti jika yang diperjuangkan di sana bukan karena syariat Islam. "Yang berangkat ke sana juga belum tentu diterima Al Baghdadi. Hanya berasa saja mereka dikenal, berasa dia yang dikenal"
Berikut penuturan Irfan Idris dalam wawancara khusus kepada Arbi Sumandoyo dari merdeka.com terkait wabah ISIS dan gerakan radikal di Indonesia :
Bagaimana ISIS menyebarkan ideologi mereka?
Mereka menafsirkan Alquran secara jihad. Tafsir Musyrikin atau apa, bunuh orang kafir dan dia tanpa melihat asal usulnya.
Tafsir soal jihad dan perang?
Iya mereka potong-potong tafsirnya.
Sesuai dengan keinginan mereka?
Iya
Kebanyakan dari orang Indonesia bergabung dengan ISIS mereka mengerti?
Dia ngerti tapi versi dia. Paham yang mereka yakini itu paham dia. Kalau ada yang diyakini berbeda, dia akan mengatakan itu salah. Saya yang benar. Makanya kalau dia paksakan, dia bunuh orang yang melawan.
Bagaimana komunikasi antara anggota ISIS di Indonesia dengan di Syria?
Kan tidak mesti. Tidak mesti mengisi formulir berapa umurnya, berapa nomor sepatunya, berapa istrinya, tanggal lahirnya, yang penting percaya satu napas dengan di sana, mereka berangkat. Yang berangkat ke sana juga belum tentu diterima Al Baghdadi. Hanya berasa saja mereka dikenal, berasa dia yang dikenal. Yang penting bergabung tidak ada SOP-SOP-an. Makanya kalau bertanya jumlah yang begabung ke sana kita tidak bisa pastikan. Ini bukan pasukan perdamaian yang diorganisir, ada perpisahan dan keluarga. Ini tidak, mereka berangkat sama keluarganya ke sana.
Ada susunan terstruktur ISIS di Indonesia mengingat ada deklarasi keberadaannya di sini?
Kalau ISIS terus dibahas seolah-olah mereka diakui. Padahal porsi kita harus dihabiskan soal substansi ISIS itu. ISIS itu hanya nama, ISIS itu hanya klaim jihad. Belum ada dunia mengakui dia. Hanya karena jihadnya dia disebut-sebut. Mereka senang karena dikasih panggung. Yang perlu kita lakukan adalah kita lakukan counter propaganda. Memperbanyak propaganda untuk melawan ISIS. Bukan membesarkan.
Seperti apa?
Mematahkan perjuangan-perjuangan mereka. Kembali kepada jati diri kita, NKRI ini. Karena kalau kita besarkan mereka seolah kita tidak ada apa-apa, hanya dia yang punya. Kita mau pelajari jaringannya, oke lah kita pahami, setiap kita mempelajari jaringannya, harus juga melihat strategi jaringan kita di Indonesia ini memperkuat wawasan kebangsaan.
Orang terlena ke ISIS habis tenaga. Mempertanyakan model perekrutan, mempertanyakan jaringan, mempertanyakan jumlah. Kita tidak melihat subtansi secara kuantitatif bagaimana pemahaman anak-anak kita tentang falsafah negara. Padahal falsafah negara yang bisa melawan propaganda mereka. Karena kalau hanya itu dibahas secara sepihak, seolah-olah itu kita akui.
Apa yang dilakukan BNPT untuk mencegah ini?
Kita tidak mengurus ISIS terlalu besar, kita mengurus bagaimana meningkatkan imunitas bangsa, bagaimana memperkuat daya tangkal anak-anak dari ideologi-ideologi. Nah ISIS itu ada menjadi tantangan tersendiri bagi ideologi bangsa. Nah dengan adanya ISIS artinya kita harus semangat memperbarui strategi kita untuk menanamkan sampai ke akar rumput ideologi kita bernegara. Itu yang saya tertarik. Kalau mereka yang berdarah-darah diangkat, namanya kejahatan.
Sebetulnya ada berapa gerakan radikal di Indonesia?
Itu ada, bukan untuk konsumsi umum. Yang perlu diketahui dengan adanya gerakan itu apa yang dibuat BNPT. Melakukan program nasional pencegahan terorisme, melakukan sosialisasi bahaya radikal, bagaimana memperkuat persaudaraan untuk satu kesatuan. Itu yang perlu kita cari strateginya. Kalau menyebut titik-titiknya, itu konsumsi intelijen. Diketahui juga untuk apa. Ada titik itu yang perlu kita lakukan adalah waspada. Waspada, cegah dan tangkal.
Kalau boleh disebut sebenarnya ada berapa gerakan radikal di Indonesia?
Radikal hanya satu macam. Radikal yang memaksakan kehendak ingin memaksakan sesuatu kehendak kriteria umumnya ya itu. Jadi kriteria umumnya orang tahu. Jadi kalau kita sebut secara vulgar, itu tidak cukup syarat. Justru terbalik nanti kita yang membuat orang jadi radikal, kan begitu. Jadi itu untuk konsumsi pendidikan anak-anak kita, sampaikan ke orang tua anak-anak kita harus dilindungi dari pengaruh ajakan-ajakan dan doktrin-doktrin menyalahkan pemerintah, mengkafir-kafirkan orang tua.
Kalau sudah begitu kita kembali ke rumah masing-masing, setiap orang tua menjaga anaknya, memproteksi. Saya kira tidak menyebar secara, jadi media tidak perlu repot-repot mencari strategi yang model perekrutannya segala macam.
Ada informasi jika penyebarannya juga sudah sampai pesantren, bukan kah ini justru bahaya?
Ya diketahui untuk disampaikan kepada orang berkompeten bukan konsumsi obral, yang seolah-olah bahan mereka untuk berprilaku anarkis. Karena dia lihat dan kita harus membentengi anak-anak kita dari hal itu. Silakan konsumsi apa saja berita itu tapi kita harus punya filter. Kita harus punya standing poin.
Ada berapa wilayah penyebaran gerakan radikal di Indonesia?
Wakapolri kan sudah sebut lima wilayah kan, ya itu. Kalau BNPT semua wilayah, tinggal kita melakukan prioritas yang mana dulu. Bukan karena kita bodyguard yang ingin membasmi tuntas. Itu ideologi. Kalau penyakit-penyakit lain bisa. Kalau ideologi tidak bisa satu kali, dua kali, tiga kali. Harus kencang. Butuh waktu, butuh proses, butuh tenaga.
Kemarin Anda menyatakan jika undang-undang soal terorisme lemah dan harus direvisi?
Merevisi itu kan hanya salah satu pilihan. Pilihan lain intinya mau undang-undang, mau perpu mau perpres yang penting jangan terjadi kekosongan aturan karena aparat tidak punya perangkat yang dia miliki akhirnya tidak bisa berbuat, jadi harus ada political will kita, anggota dewan, entah pemerintah, entah masyarakat berbuat sekuat tenaga tanpa tendensi-tendensi lain. Murni keamanan negara, murni keutuhan NKRI dan murni anak-anak kita agar jangan sampai terpengaruh dengan paham-paham yang memaksakan kehendak yang mengatasnamakan agama dan menggunakan kekerasan.
Banyak teroris divonis apakah mereka juga melakukan rekrutmen?
Oh pasti kencang.
Polanya seperti apa?
Kan dakwah-dakwah. Dia pengajian di masjid, dia dakwahi orang-orang yang galau di Lapas.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tentara Israel ini melakukan pelecehan terhadap kitab suci umat Islam dengan tindakan tak pantas.
Baca SelengkapnyaSwedia memberikan izin kepada Salwan Momika untuk menistakan Alquran dengan alasan aksi tersebut dilindungi oleh undang-undang kebebasan berpendapat.
Baca SelengkapnyaBulan lalu, aktivis sayap kanan Belanda melakukan pembakaran Alquran.
Baca SelengkapnyaAksi pembakaran kitab suci umat Islam ini menuai kecaman dari seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaSalah satu praktik yang masih ditemui saat ini adalah terorisme yang berbasis ideologi agama dan kekerasan.
Baca SelengkapnyaVideo detik-detik tentara Israel robek Al-Quran di masjid yang ada di Jalur Gaza.
Baca SelengkapnyaRibuan Muslim di Swedia menggelar protes di tengah ibu kota Stockholm.
Baca SelengkapnyaPembakaran Alquran di Denmark dan Swedia memicu kemarahan umat Islam. Di Yaman, beberapa orang tampak murka sampai mengangkat senjata. Simak foto-fotonya!
Baca SelengkapnyaPresiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengecam Swedia atas tindakan pembakaran Alquran di depan masjid pada hari raya Iduladha.
Baca SelengkapnyaPresiden Iran mengutuk keras tindak pembakaran Alquran di Swedia dan Denmark yang dibiarkan begitu saja dengan mengatasnamakan kebebasan berpendapat.
Baca SelengkapnyaPengunjuk rasa nekat memanjat tembok & membakar Kedubes Swedia di Baghdad, Irak. Mereka murka setelah tau Alquran akan dibakar lagi di Swedia. SImak potretnya!
Baca SelengkapnyaTahukah Anda? Bahwa Alquran boleh dimusnahkan apabila mengalami kerusakan.
Baca Selengkapnya