3 Anak di Luwu Timur Diduga Jadi Korban Pelecehan Seksual Ayah Kandung
Merdeka.com - Seorang ibu, RS di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan mengadu ke Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Makassar, Sabtu, (21/12). Dia membawa 3 anaknya yang diduga menjadi korban pelecehan seksual oleh ayah kandungnya, SU.
Ibu tersebut sebenarnya sudah resmi bercerai pada 2017 lalu. Laporan dari ibu berprofesi PNS itu diterima oleh Ketua Tim Reaksi Cepat P2TP2A, Makmur Payabo. Makmur langsung meminta keterangan ketiga anak RS yakni AL (8), MR (6) dan AZ (4).
Meski telah pisah rumah 2016 lalu, RS tetap memberikan kebebasan kepada SU untuk melihat anak-anak mereka. Parahnya, kekerasan seksual terhadap anak-anak RS tidak hanya dilakukan SU tapi dua rekannya.
-
Kenapa anak itu trauma? Tak hanya luka bakar yang tak kunjung sembuh, kini korban mengalami trauma atas kejadian yang menimpanya “Aku kan biasanya buka jendela kalau pagi-pagi. Terus dia takut, 'jangan dibuka, aku takut kalau dibakar. Itu ada orangnya.' Jadi dia kayak trauma gitu“
-
Apa bentuk pelecehan yang dilakukan pelaku? Dia mengatakan korban sempat takut untuk mengaku hingga akhirnya pihak keluarga membawa korban ke fasilitas kesehatan untuk melakukan pengecekan.'Yang bersangkutan menyampaikan takut. Setelah itu keluarga korban mengecek ke rumah sakit dan ternyata betul korban hamil, dan diakui oleh korban bahwa ia mengalami kekerasan seksual oleh pamannya sendiri,' kata dia, seperti dilansir dari Antara.
-
Apa saja dampak trauma pada anak? Trauma dapat menyebabkan anak mengalami berbagai masalah, seperti kecemasan, depresi, gangguan tidur, dan kesulitan berkonsentrasi.
-
Siapa yang melakukan pelecehan terhadap korban? Kapolres Cimahi AKBP Tri Suhartanto menyampaikan bahwa peristiwa pelecehan seksual dilakukan oleh pelaku hingga korban mengalami kehamilan terjadi di wilayah Kabupaten Bandung Barat.
-
Siapa yang menjadi korban perundungan? Apalagi saat berkomunikasi melalui panggilan video, R mengaku pada Kak Seto bahwa ia sering menjadi korban perundungan dari teman-temannya maupun guru.
-
Siapa yang mengalami kekerasan? Kekerasan ekonomi terjadi ketika pelaku KDRT menguasai aspek keuangan korban untuk mengendalikan dan merugikannya.
"Pengakuan anak-anak saya bahwa mereka telah mendapat kekerasan seksual dari ayahnya dan dua teman ayahnya. Anak-anak saya tidak mengerti apa itu kekerasan seksual, mereka hanya sebut "diapa-apai" sama ayah. Setelah saya tanya terus contoh diapa-apai. Anak-anak saya sampaikan kalau dilecehkan di bagian kemaluan, mulut dan dubur," kata RS di lokasi.
Anak-anak memberikan pengakuan kepada RS awal Oktober 2019 lalu. RS sudah pernah melaporkan kasus ini ke P2TP2A dan Polres Luwu Timur. Namun, dia kecewa lantaran laporannya tak direspons P2TP2A.
Polisi juga memutuskan menghentikan SP3 kasus itu karena tidak cukup bukti seperti hasil visum Puskesmas.
"Saya berjuang untuk dapatkan pendampingan hingga ke Makassar ini karena alasan SP3 itu tidak sesuai fakta. Saya yang tahu perubahan fisik dan kejiwaan anak-anak saya. Saya mohon dukungan P2TP2A untuk selanjutnya melapor ke Polda Sulsel," terang RS.
RS mengaku mengetahui kejadian nahas yang menimpa ketiga anaknya dari putri sulung, AL. Menurutnya, sikap bocah kelas II SD itu berubah. Wajahnya tampak pucat, kurus, tirus seperti orang yang tidak pernah tidur berhari-hari, di bawah matanya sudah menghitam.
"Saya tanya anak saya dan AL mengaku kalau telah "diapa-apai" oleh ayahnya. Menyusul pengakuan dua adiknya MR dan AZ. Bahkan hingga saat ini, anak-anak saya masih merasa perih jika dicebok usai buang hajat. Bahkan duduk saja, anak saya masih kerap mengaku kesakitan," tutur RS.
Ketua TRC P2TP2A, Makmur Payabo mengatakan ketiga anak RS mengalami trauma akibat kejadian tersebut. Pihaknya juga akan mendampingi RS dan 3 anaknya untuk melakukan visum ulang untuk membuka lagi kasus tersebut.
"Putri sulung dan anak kedua yang laki-laki terlihat trauma bahkan mengaku tidak mau punya ayah lagi. Yang putri bungsu bisa praktekkan apa yang dilakukan ayahnya dan dua teman ayahnya yang lain. Ini perbuatan keji. Kita akan coba ungkap kembali kasusnya yang telah diSP3-kan itu bersama teman-teman lainnya dalam koalisi seperti LBH Makassar, LBH Apik," tegas Makmur.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketiga pelaku kini ditahan di Rutan Mapolres Buleleng.
Baca SelengkapnyaKasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Hendro Sukmono menyatakan, keempat pelaku sudah ditangkap pihaknya.
Baca SelengkapnyaNasib tragis dialami dua kakak beradik disabilitas di Purworejo. Keduanya jadi korban pencabulan oleh tiga pelaku.
Baca SelengkapnyaPerbuatan bejat itu dilakukan pelaku sejak kedua anaknya masih di bawah umur hingga dewasa.
Baca SelengkapnyaDia menyebut dari hasil pemeriksaan sementara, aksi bejat itu dilakukan pelaku sejak korban berusia 10 hingga 16 tahun.
Baca SelengkapnyaPenganiayaan terhadap RML (5) dilakukan berbulan-bulan. Akibatnya, korban luka-luka di sekujur tubuh.
Baca SelengkapnyaPemulihan psikologis dilakukan dengan koordinasi bersama Biro SDM Polda Metro Jaya.
Baca SelengkapnyaPelaku sengaja membuat video penyiksaan yang dilakukan terhadap ke tiga anaknya.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, keluarga korban dua balita ini berada di Solo dan satu lagi di Papua.
Baca SelengkapnyaMengetahui peristiwa itu, ibu korban melaporkan kepada keluarganya dan pihak kepolisian.
Baca SelengkapnyaPerkosaan terjadi sejak gadis kembar itu berusia 9 tahun. Perbuatan bejat itu sudah tak terhitung berapa kali karena hampir setiap pekan terjadi.
Baca SelengkapnyaKedua pelaku sempat kabur. Namun polisi berhasil meringkus keduanya.
Baca Selengkapnya